kaltimkece.id Jumlah petani Kutai Kartanegara meningkat drastis hanya dalam kurun tiga tahun selama masa pandemi Covid-19. Salah satu yang membuat pertumbuhan ini berkat program pertanian unggulan yang digagas Pemkab Kukar.
Menurut catatan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, pada 2020, hanya ada 35.683 petani di kabupaten ini. Setahun kemudian jumlahnya meningkat menjadi 50.998 petani. Jumlahnya semakin banyak pada 2022 yakni mencapai 55.097 petani. Dengan demikian, dalam waktu tiga tahun, jumlah petani meningkat 19.414 orang.
Sub Koordinator Usaha dan Penyuluhan, Distanak Kukar, Wahib, membenarkan pertumbuhan tersebut. Rata-rata, para petani Kukar berusia produktif, antara 19 hingga 39 tahun. Keberadaan para petani muda karena Kukar gencar menggaet pemuda untuk bertani.
“Ya, memang ada peningkatan jumlah petani di daerah ini. Di sini juga sudah ada penggagas petani milenial,” katanya dikonfirmasi kaltimkece.id, Kamis, 24 Maret 2022.
_____________________________________________________PARIWARA
Ada sejumlah faktor, sambung Wahib, yang membuat terjadinya peningkatan petani. Pertama, pandemi Covid-19. Pandemi disebut membuat banyak karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja alias PHK. Tidak sedikit di antara mereka beralih menjadi petani.
Faktor kedua adalah program strategis pertanian milik Pemkab Kukar. Ada tiga program yang dibuat yakni lima kawasan terpadu, food estate, dan revolusi jagung. Program-program ini, kata Wahib, memberikan daya tarik sendiri untuk warga membuka usaha tani. “Berkat program tersebut, usaha tani kini lebih menjanjikan,” jelasnya.
Faktor lainnya soal teknologi pertanian. Pertanian Kukar, terang Wahib, sudah banyak menggunakan teknologi pertanian yang modern. Disebutkan, sebanyak 2.901 kelompok tani di kabupaten ini memiliki alat dan mesin pertanian (alsintan). Peralatan ini membuat bertani menjadi lebih mudah dan efisien dari segi waktu dan biaya.
“Dengan begitu, bercocok tanam kini semakin mudah,” terangnya.
Pengunaan teknologi modern juga berkat dorongan Pemkab. Pemerintah mendorongnya dengan memberikan sejumlah peralatan tani seperti alat pemanen padi, rice transplanter atau alat tanam padi otomatis, dan kultivator atau alat bajak tanah otomatis.
Sekertaris Distanak Kukar, Syara’ni, menambahkan, program yang menjadi visi dan misi Bupati Kukar adalah regenerasi petani. Ia menyebut, petani milenial banyak tersebar di tiga kecamatan yakni Muara Jawa, Anggana, dan Tenggarong. Para petani milenial disebut lebih gemar bertani hortikultura seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Sedangkan petani milenial di sektor padi masih sedikit. Meski demikian, Pemkab tak ambil pusing. Yang terpenting, minat bertani sudah banyak.
“Kami berharap, program-program pertanian yang disediakan dapat terus menjadi daya tarik bagi pemuda untuk ikut membangun pertanian daerah,” ujar Syara’ni.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Pada kesempatan berbeda, Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengatakan, kondisi pertanian Kukar sudah berkembang pesat. Dulu, kata dia, usaha tani identik dengan kolot dan kotor. “Sekarang tidak lagi karena manajemen dan teknologi yang digunakan sudah modern,” terangnya.
Bupati Edi menyampaikan, program strategis pertanian Kukar berlangsung selama lima tahun dari 2021 sampai 2026. Program utamanya adalah menciptakan petani milenial. Marangkayu, Muara Jawa, dan Anggana adalah kecamatan yang telah mengembangkan program tersebut. Selain itu Desa Bendang Raya, Tenggarong. Bupati memastikan terus mendukung dan mengembangkan sektor pertanian.
“Kami selalu berupaya membantu petani dengan peralatan dan sarana pertanian secara bertahap,” tutup Bupati Edi. (*)
Editor: Surya Aditya