kaltimkece.id Sudah sedari dulu, Kutai Kartanegara adalah lumbung pertanian Kaltim. Kabupaten ini punya lahan padi sawah dan ladang seluas 31.358 hektare dengan produksi 120 ribu ton beras pada 2020. Menurut catatan Badan Pusat Statistik Kaltim, Kukar juga memanen 129 ribu ton komoditas hortikultura pada 2020.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyadari bahwa kabupaten yang dipimpinnya harus menjaga eksistensi di sektor pertanian. Bupati berupaya agar kawasan berbasis pertanian terpadu dikembangkan di Kukar. Sistem pertanian ini mencakup kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan di dalam satu kawasan. Dengan demikian, sektor hulu pertanian terkonsentrasi sehingga pemerintah bisa mengawasi seluruh kegiatan pertanian di satu wilayah.
Keunggulan pertanian terpadu berikutnya adalah pemerintah bisa memberikan bantuan seperti alat mesin pertanian, benih, dan pupuk secara merata di satu wilayah. Penyuluhan pertanian juga bisa bekerja efektif di satu wilayah. Begitu pula efisiensi infrastruktur seperti embung dan jalan usaha tani.
Pemkab Kukar lantas menunjuk enam kecamatan untuk program pertanian terpadu. Keenamnya yaitu Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu, Sebulu, Muara Kaman, dan Marangkayu. Enam kecamatan ini dibagi lima kawasan sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar. Kawasan pertama adalah Sebulu- Muara Kaman yang meliputi Desa Sumber Sari, Manunggal Jaya, Cipare Makmur, Sido Mukti, Panca Jaya, dan Bunga Jadi. Luas kawasan pertanian terpadunya 1.520 hektare.
Kawasan kedua di Tenggarong Seberang yang terdiri dari Desa Bangun Rejo, Karang Tunggal, Manunggal Jaya, Bukit Raya, Loa Lepu, Teluk Dalam, Loa Ulung, dan Embalut. Lahan yang disiapkan untuk pertanian terpadu sekitar 1.650 hektare. Kawasan ketiga juga di Tenggarong Seberang dengan lahan 2.160 hektare. Kawasan ini terletak di Desa Kertabuana, Buana Jaya, Bukit Pariaman, Sukamaju, dan Separi.
Kawasan keempat di Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu yang meliputi Kelurahan Bukit Biru, Jahab, Desa Jembayan, Sumber Sari, Sepakat, Ponoragan, dan Rempanga. Luas lahannya 1.216 hektare. Terakhir, kawasan kelima di Marangkayu yang meliputi Desa santan Ulu, Semangko, dan Sebuntal dengan luas 1.082 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Sutikno, mengatakan bahwa pertanian berbasis kawasan ini akan dijadikan pilot projects pertanian modern. Dengan demikian, sektor hulu dan hilir dapat terintegrasi. Pembangunan kawasan juga difokuskan kepada pengembangan pertanian dalam arti luas. Meliputi pembukaan lahan, pembuatan 120 embung, hingga pembangunan 120 kilometer jalan usaha tani.
"Selama ini, akses jalan pertanian menjadi kesulitan utama bagi petani. Melalui program kawasan ini, pemerintah akan berkonsentrasi membangun pertanian," terangnya.
Sekretaris Distanak Kukar, Sya'rani, menambahkan bahwa Pemkab Kukar berfokus kepada program tersebut selama lima tahun ke depan. Selain lima kawasan tadi, ada dua daerah pendukung yakni di Kecamatan Anggana atau Kota Bangun. Seluruh pembiayaan pengembangan kawasan akan menggunakan APBD yang diusulkan mulai 2021, 2022, dan seterusnya secara bertahap. (*)
Editor: Fel GM