kaltimkece.id Dalam sepekan, Jembatan Martadipura di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, dua kali ditabrak tumpukan batu bara dan sekali ditabrak tugboat. Padahal, bangunan tersebut belum lama mengalami perbaikan. Mencegah bahaya, Pemkab Kukar mengambil sikap.
Kepala Desa Liang, Kota Bangun, Rodiani, membeberkan rentetan peristiwa tersebut. Kejadian pertama terjadi pada Ahad, 30 Januari 2022. Waktu itu, tumpukan batu bara yang diangkut sebuah tongkang menabrak sisi bawah Jembatan Martadipura. Tiga hari berikutnya, kejadian serupa terjadi lagi. Kemudian pada Kamis pagi, 3 Februari 2022, menara dari sebuah tugboat menabrak jembatan berusia 17 tahun itu. Insiden ini membuat batu bara berceceran di jembatan.
“Kejadian hari ini yang paling parah sampai menyebabkan pagar jembatan bengkok,” kata Rodiani kepada kaltimkece.id.
_____________________________________________________PARIWARA
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Kukar, Restu Irawan, mengaku kaget mendengar kabar Jembatan Martadipura ditabrak. Masalahnya, tabrakan membuat pagar jembatan bengkok. Padahal, perawatan dan uji beban Jembatan Martadipur selesai pada Sabtu, 29 Januari 2022, atau sehari sebelum ditabrak.
“Untuk mengetahui apakah ada kerusakan berat di struktur utama jembatan, kami akan melakukan pemeriksaan,” jelasnya.
Mencegah kejadian serupa, Restu meminta, muatan tongkang dikurangi. Ia khawatir, jika Jembatan Martadipura terus-terusan ditabrak, bisa menimbulkan bahaya. Mengingat, tabrakan secara berulang akan mengubah posisi struktur jembatan.
“Karena jembatan didesain untuk menerima beban dari atas, bukan dari bawah,” jelasnya. Ia menambahkan, saat ini, hanya kendaraan roda dua dan roda empat yang boleh melintasi Jembatan Martadipura. Sedangkan kendaraan bertonase besar dilarang melintas.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan Kukar, Ahmad Junaidi, menambahkan, saat ini sedang dilakukan sosialisasi penyesuaian muatan tongkang dengan Jembatan Martadipura. Kegiatan ini dilakukan bersama Dinas Pekerjaan Umum serta Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).
“Kami mendatangi kapal-kapal yang lewat di situ, mengimbau pengelolanya menurunkan ketinggian muatan supaya jangan tersangkut lagi di jembatan,” kata Ahmad.
Mengenai dampak tabrakan, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas PU Kukar melakukan pemeriksaan, ada atau tidaknya kerusakan jembatan. Bila ada kerusakan, ia berharap, pihak pengelola tongkang dan atau pemilik batu bara ikut bertanggung jawab melakukan perbaikan. “Identitas kapal sudah kami ketahui, nanti kawan-kawan yang akan berkoordinasi,” tandas Ahmad. (*)
Editor: Surya Aditya