kaltimkece.id Kabar tentang seekor paus terdampar di perairan dangkal Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur, dibawa seorang nelayan. Menggunakan berbagai jenis kapal, warga yang mendengarnya berbondong-bondong ke lokasi yang di maksud. Termasuk pula sejumlah petugas kepolisian dan peneliti.
Keberadaan paus raksasa di perairan tersebut diperkirakan sejak Senin, 23 September 2024. Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas, mamalia air tersebut berjenis paus sperma. Ukurannya 15 meter dengan bobot 40 ton. Para petugas segera menyusun siasat mengembalikan si paus ke habitatnya.
Rabu, 25 September 2024, upaya mengevakuasi hewan tersebut dimulai. Menggunakan tali dan kapal, petugas menarik si paus ke laut dalam. Hingga matahari terbenam, pasus tak banyak bergeser. Personel Kepolisian Air dan Udara, Kepolisian Daerah Kaltim, Brigadir Polisi Kepala Taufik Ismail, menyebut, bobot paus yang terlampau berat dan surutnya air laut menjadi penyebab evakuasi berjalan sulit.
Upaya penyelamatan paus dilanjutkan keesokan harinya sembari menunggu air laut pasang. Akan tetapi, air laut tak kunjung naik. Usaha pada hari kedua pun gagal total. Proses evakuasi kembali diagendakan besoknya. Agar paus tetap lembap, petugas menaruh sejumlah handuk basah di punggungnya. Hanya saja, sebelum upaya lanjutan dimulai, Jumat pagi, 27 September 2024, petugas menemukan paus bernama latin Physeter macrocephalus itu telah mati.
"Tadi pagi, kami amati, selama setengah jam tidak ada pergerakan dan embusan napas," kata Hetty P Effendi, Ahli Muda Pengelola Ekosistem Pesisir dan Laut, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak wilayah kerja Balikpapan.
Belum diketahui penyebab kematian paus tersebut. Petugas telah mengambil sampel dari paus untuk diteliti. Sementara itu, Hetty menyebut, bangkai paus akan ditenggelamkan di laut dalam.
Kemunculan paus di tepi pantai Balikpapan bukan tang pertama. Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Balikpapan mencatat, sepanjang 15 tahun terakhir, sudah empat paus menepi di pesisir kota ini. Yang pertama pada 2009, seekor paus pembunuh palsu atau Pseudorca crassidens ditemukan di pantai Lamaru. Berikutnya paus pembunuh kerdil (Feresa attenuata) ditemukan di pantai Manggar pada Juni 2019.
Tujuh bulan kemudian atau Desember 2019, paus bergigi sikat (baleen whale) menepi di pantai Sepinggan Raya. Yang terakhir adalah paus sperma tadi. Dari keempat paus tersebut, hanya paus pembunuh kerdil yang mampu bertahan hidup dan berhasil dievakuasi.
Paus sperma memiliki ciri kepala besar dan dahi bundar yang menonjol. Berdasarkan laporan Britannica, kepala paus sperma menyimpan banyak cairan putih atau spermaceti dengan rata-rata kapasitasnya 2.000 liter. Para pemburu klasik mengira cairan tersebut adalah sperma.
Cairan tersebut memiliki banyak kegunaan. Orang-orang kerap memanfaatkannya menjadi lilin, krim kosmetik, pomade, produk pelapis tekstil, hingga pelumas industri. Perut paus sperma juga mengandung minyak kuning pucat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penerangan dan pelumas. Keberadaan cairan-cairan inilah yang membuat paus sperma menjadi incaran para pemburu paus pada akhir abad ke-18 sampai abad ke-19.
Paus sperma memiliki warna gelap dengan kepala berbentuk persegi besar. SeaWorld Parks & Entertainment menyebut, saking besarnya kepala paus sperma, panjang kepalanya bisa mencapai sepertiga total tubuhnya. Di samping itu, paus ini memiliki ciri khas lubang sembur di dahi.
Paus sperma dewasa disebut memiliki panjang maksimum 20 meter. Dari segi berat badan, paus sperma jantan beratnya tiga kali lipat paus betina. Diperkirakan, paus sperma jantan beratnya adalah 39.500 kilogram sedangkan betinanya hanya 12.200 kg saja. Makanan favorit paus sperma adalah cumi-cumi. Paus sperma betina hampir selalu memakan cumi-cumi sementara pejantannya juga sering memangsa berbagai jenis ikan, seperti hiu, kod, dan pari. (*)