• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • WARTA
  • LINGKUNGAN
  • Penyebab Amblesnya Belasan Rumah di Desa Batuah

WARTA

Penyebab Amblesnya Belasan Rumah di Desa Batuah

Sebuah masjid dan 15 rumah di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar, ambles. Uji pendahuluan Laboratorium Geofisika, Unmul, menemukan sejumlah faktor yang diduga menyebabkan pergeseran tanah.
Oleh Muhammad Al Fatih
16 Mei 2025 21:00
ยท
0 menit baca.
Masjid Hidayatullah di RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar, dengan dinding yang retak. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID
Masjid Hidayatullah di RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar, dengan dinding yang retak. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

kaltimkece.id Pasangan suami-istri, Lawung dan Wati, sudah tinggal selama 30 tahun di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara. Lawung yang berusia kepala lima adalah pekerja serabutan di perkebunan kelapa sawit. Ia telah mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk memperbaiki rumahnya. Sampai pada tahun lalu, Lawung akhirnya merenovasi kediamannya yang sebelumnya terbuat dari kayu sehingga berdinding beton sekarang. Akan tetapi, rumah yang dibangun dari hasil jerih payahnya itu mulai retak dan ambles.

"Padahal, puluhan tahun tinggal di sini, tidak pernah terjadi apa-apa," keluh Wati kepada kaltimkece.id ketika ditemui pada pekan pertama Mei 2025.

Lawung, Wati, beserta anak-anak mereka akhirnya tidak bisa menempati rumah tersebut. Perkakas dapur dan kasur mereka pindahkan ke pelataran rumah yang tersisa.

"Anak saya terpaksa tidur di bagasi mobil," sebutnya.

Keretakan di dinding dan lantai rumah Wati mulai ditemukan sejak Januari 2025. Ia dan keluarga lantas memutuskan mengungsi ke teras. Betul saja, pada awal Mei 2025, bagian belakang rumahnya ambles.

Wati bukan satu-satunya. Setidaknya, 15 rumah mengalami kejadian serupa sebagaimana penjelasan Hasna, ketua RT 25, Dusun Tani Jaya, Desa Batuah.

"Awalnya hanya enam rumah, sekarang sudah 15 rumah dari total 57 rumah di RT 25," terang Hasna. Beberapa rumah yang ambles juga sudah tak dihuni lagi.

Warga sempat memasang sejumlah spanduk berisi keluhan setelah rumah mereka ambles di Desa Batuah, Loa Janan, Kukar. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Warga sempat memasang sejumlah spanduk berisi keluhan setelah rumah mereka ambles di Desa Batuah, Loa Janan, Kukar. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Di samping itu, Masjid Hidayatullah di RT tersebut juga mulai ambles. Sisa-sisa dinding yang ambruk berserakan di lantai masjid yang sudah tak lagi rata. Aman, 50 tahun, adalah marbot di masjid tersebut. Ia masih ingat peristiwa pada Kamis, 24 April 2025, saat salat magrib berjamaah. Suara retakan dinding dan lantai yang ambles terdengar pada rakaat pertama.

"Saat itu, kami sedang rukuk. Jemaah perempuan segera berlarian keluar," tuturnya.

Kerusakan terparah masjid ditemukan di barisan saf perempuan. Lantainya ambles. Sajadah beserta mimbar khatib akhirnya dipindahkan ke teras masjid.

"Kami tidak lagi salat di situ. Saya hanya mengumandangkan azan di waktu salat," jelasnya.

Pemberitahuan di Masjid Hidayatullah, Desa Batuah. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Pemberitahuan di Masjid Hidayatullah, Desa Batuah. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Pertemuan dengan pemerintah untuk membahas bencana ini diadakan pada Senin, 5 Mei 2025. Kepada warga, Pemkab Kutai Kartanegara menjanjikan relokasi. Warga akan dibangunkan rumah tipe 36 atau 45 yang disesuaikan dengan luas rumah sebelumnya.

"Tapi, dalam pertemuan tersebut, disebutkan bahwa statusnya hanya pinjam pakai," ucap Wati.

Kepada kaltimkece.id, Kepala Desa Batuah, Abdul Rasid, menjelaskan, ada kesalahpahaman mengenai skema relokasi dari Pemkab Kukar. Rasid menyebutkan, ada dua skema yang ditawarkan. Pertama, pemerintah mencarikan lahan kosong di tanah milik negara. Rumah warga akan dibangun di atas lahan tersebut sesuai kesepakatan.

"Ukurannya juga beragam, bukan hanya tipe 36 tapi ada tipe 45 bergantung rumah warga yang terdampak," sebutnya. Skema ini disebut berstatus pinjam pakai karena rumah didirikan di atas tanah negara.

Skema kedua, warga bisa mencari lokasi di luar tanah negara. Di atas tanah tersebut nantinya didirikan rumah yang dapat sepenuhnya dimiliki warga. Hanya biaya tanah yang dibebankan kepada warga.

"Masalahnya, kalau masih mau tinggal di sana (lokasi ambles), jelas tidak memungkinkan lagi," terang Rasid di kantornya, Selasa, 6 Mei 2025.

Kepala desa yang dulunya adalah seorang jurnalis itu melanjutkan, banyak dugaan penyebab tanah bergerak di kawasan tersebut. Pemerintah desa tidak ingin berspekulasi. Ia berinisiatif meminta bantuan kepada Pemkab Kukar melalui instansi terkait untuk meneliti penyebab tersebut.

Kepala Desa Batuah, Abdul Rasid, saat diwawancarai kaltimkece.id. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Kepala Desa Batuah, Abdul Rasid, saat diwawancarai kaltimkece.id. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Upaya Rasid menemui jalan buntu. Menurut penjelasan yang ia dengar, dana kebencanaan sudah menipis karena dipakai buat menangani sejumlah bencana alam di berbagai tempat di Kukar. Padahal, kata dia, berdasarkan keterangan tim geofisika dari Universitas Mulawarman, Samarinda, penelitian memerlukan alat khusus yang memerlukan biaya operasional yang cukup besar.

"Saya memutuskan menggunakan dana pribadi saya untuk keperluan tersebut," sambung kepala desa.

Rasid mengatakan, penyebab pergerakan tanah harus diketahui dengan jelas berdasarkan uji yang ilmiah. Dengan begitu, pemerintah desa bisa meminta ganti rugi semisal longsor benar-benar disebabkan aktivitas perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah tersebut.

"Saya yang paling depan membela warga jika memang itu penyebabnya. Tetapi, harus jelas dulu penyebabnya," ucap Rasid.

Permukiman di Kilometer 28, Desa Batuah, Loa Janan, Kukar, yang tanahnya bergeser sehingga menyebabkan belasan rumah ambles. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Permukiman di Kilometer 28, Desa Batuah, Loa Janan, Kukar, yang tanahnya bergeser sehingga menyebabkan belasan rumah ambles. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Hasil Uji Tim Unmul

Kajian tersebut selesai pada Kamis, 8 Mei 2025 dan hasilnya dibacakan di depan warga dan perwakilan pemerintah. kaltimkece.id menemui Piter Lepong, kepala Laboratorium Geofisika, Universitas Mulawarman, yang memimpin pengujian tersebut untuk mengetahui hasil yang lebih detail.  

"Pengujian kami sebenarnya masih pendahuluan yaitu memakai metode geolistrik," tutur Piter membuka penjelasan.

Temuan sementara dari metode geolistrik, jelasnya, ditemukan pergeseran tanah yang diakibatkan kondisi struktur tanah. Secara sensorik, tanah lunak ternyata bergerak. Tanah lunak ini bersinggungan dengan tanah keras yang tidak bergerak. Posisi tanah lunak tersebut tersebar di sepanjang retakan tanah di Kilometer 28 Desa Batuah.  

"Sebenarnya, kalau tidak ada pemicu, tanah bersifat stabil," urainya.

Beberapa faktor eksternal kemudian menyebabkan pergeseran tanah yang menimbulkan retakan dan rekahan tanah. Pergeseran tanah inilah yang menyebabkan beberapa rumah warga ambles. Piter menyebutkan, faktor pertama yaitu cuaca. Intensitas hujan disebut cukup tinggi sejak akhir tahun lalu. Curah hujan yang tinggi akan menambah tekanan pori-pori air di dalam tanah. Tekanan itu disebut bisa melunakkan tanah sehingga menambah kemungkinan pergeseran tanah.

Faktor berikutnya adalah bangunan yang berdiri di atas tanah. Daya luar dari bangunan secara perlahan berpengaruh terhadap pergeseran tanah. "Warga mungkin merasa sudah tinggal lama, tetapi ibarat penyakit, itu akumulasi," sebutnya.

Piter Lepong, kepala Laboratorium Geofisika, Universitas Mulawarman, saat memaparkan hasil uji pendahuluan. FOTO: ISTIMEWA

Piter Lepong, kepala Laboratorium Geofisika, Universitas Mulawarman, saat memaparkan hasil uji pendahuluan. FOTO: ISTIMEWA

Faktor selanjutnya adalah pemompaan air tanah yang bisa memengaruhi pergerakan tanah. Piter menjelaskan, air tanah merupakan bagian dari lapisan tanah. Ketika air dipompa, lapisan tersebut akan kosong sehingga tanah di atasnya ikut bergeser.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan kepala Desa Batuah, sumur bor di Km 28 Desa Batuah dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga. Namun demikian, setelah pergeseran tanah, sumur bor ditutup.

Kembali ke Piter, terlepas dari faktor-faktor tersebut, ia tak memungkiri kemungkinan aktivitas pertambangan menyebabkan pergeseran tanah. Namun demikian, ia menilai bahwa kontribusi dari aktivitas tersebut masih minim sejauh ini.

"Kecuali kalau ada (aktivitas) pertambangan di belakang rumah mereka di kaki bukit," sebutnya.

Dari pemantauan Piter di lapangan, perusahaan pertambangan hanya membuka jalan di dekat rumah warga. Jalur itu digunakan untuk membuang tanah disposal tambang. Jaraknya disebut cukup jauh dari permukiman. Begitu pula aktivitas pertambangan batu bara, terbilang jauh pula.

"Oleh sebab itu, perlu penelitian yang lebih dalam dan detail melalui metode geoteknik. Ini masih interpretasi sementara," ucapnya.

Gambaran struktur tanah di Kilometer 28, Desa Batuah, Loa Janan, Kukar. FOTO: ISTIMEWA

Gambaran struktur tanah di Kilometer 28, Desa Batuah, Loa Janan, Kukar. FOTO: ISTIMEWA

Melalui studi geoteknik yang detail, Piter merekomendasikan beberapa hal. Pertama, identifikasi parameter mekanik tanah melalui pengeboran dan uji laboratorium. Kedua, standard penetration test untuk memperoleh profil kekuatan lapisan tanah dan mengidentifikasi posisi lapisan tanah lunak.

Ketiga, cone penetration test untuk memperoleh data ketebalan dan kedalaman tanah lunak secara kontinu. Kemudian, analisis stabilitas lereng dan daya dukung tanah untuk mendesain fondasi bangunan.

Piter menyarankan agar pemerintah untuk sementara menyiapkan drainase yang bisa mengurangi tekanan pori-pori air. Rekahan permukaan juga ditutup untuk mencegah air hujan masuk ke tanah. Terakhir, menghentikan pemompaan air tanah. (*)

Editor : Fel GM
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.