kaltimkece.id Pesawat TNI yang membawa Prabowo Subianto mendarat di Bandara Sultan AM Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Ahad malam, 17 Maret 2024. Setelah melewati upacara penyambutan, Menteri Pertahanan itu berpindah ke Hotel Novotel. Ia beristirahat setelah seharian berkunjung ke Batu Licin, Kalimantan Selatan.

Senin pagi, 18 Maret 2024, Prabowo kembali ke bandara. Bersama sejumlah pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kaltim, ia terbang ke Ibu Kota Nusantara menggunakan helikopter milik TNI AU. Seorang pejabat yang ikut dalam kunjungan tersebut adalah Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik.

"Kunjungan Menhan ke IKN dalam rangka memonitoring perkembangan pembangunan," kata Akmal.

Dalam kunjungan tersebut, Prabowo meninjau pembangunan istana negara dan lapangan upacara yang akan dipakai untuk memperingati HUT RI pada 17 Agustus 2024. Kepada tim konstruksi IKN, ia meminta agar rumput lapangan tersebut sering disirami.

"Kalau bisa, sebelum mataharinya naik," ujar Prabowo melalui keterangan Biro Humas Setjen Kemhan. Ia kemudian melakukan briefing internal di hunian pekerja konstruksi IKN.

Ketika Prabowo tiba di Balikpapan, pada saat yang sama, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kaltim menggelar panggung rakyat. Aksi di gerbang utama Universitas Mulawarman, Samarinda, itu dimulai sejak sore. Kegiatan diisi upacara adat potong ayam, pembacaan puisi, buka bersama, hingga orasi sejumlah warga Suku Balik.

Suku Balik adalah masyarakat adat yang mendiami Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Kecamatan tersebut merupakan bagian dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara.

Dalam orasi, Jakiyah, warga Suku Balik, menyampaikan kegelisahannya mengenai ibu kota baru. Ia mengatakan, IKN tidak membawa kebahagiaan dan kebaikan buat masyarakat adat. Yang dibawa justru kehancuran bagi komunitasnya.

"Yang sangat menyedihkan saat ini, saudara-saudara kami di (Desa) Pemaluan (sempat) disuruh mengosongkan rumah selama tujuh hari," kata perempuan itu dalam orasinya.

Jakiyah memohon kepada pemerintah agar turut melindungi masyarakat adat. Biar bagaimanapun, ujarnya, masyarakat adat juga warga negara yang butuh ruang untuk hidup agar tak punah.

"Tolong berikan kami ruang hidup selayaknya manusia. Hewan saja dilindungi, masak manusia tidak?"

Warga Suku Balik yang lain, Arman, menambahkan, ruang gerak Suku Balik selama ini sudah terbatas. Teknologi, pendidikan, hingga kesehatan yang memadai tak pernah mereka rasakan selama hidup di Sepaku.

"Hutan, yang dulunya menjadi tempat kami mencari kehidupan, sekarang juga sudah enggak ada," ucapnya.

Di ujung orasinya, warga Suku Balik menyatakan akan mempertahankan tanah leluhur. Mereka juga akan melawan atas kesewenang-wenangan dalam pembangunan IKN.

Ketua AMAN Kaltim, Saiduani Nyuk, menjelaskan bahwa panggung rakyat ini digelar untuk memperingati Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara. Momentum ini dimanfaatkan AMAN untuk melakukan gerakan masyarakat adat dan merefleksikan peran negara dalam melindungi masyarakat adat.

"Acara ini memiliki subtema suara tanah suara kehidupan, perjuangan masyarakat adat dari ancaman penggusuran dan perampasan ruang hidup," jelasnya. (*)