kaltimkece.id Sejumlah proyek di Ibu Kota Nusantara dilaporkan molor dari jadwal. Cuaca di ibu kota negara dalam beberapa hari terakhir dituding sebagai penyebab utamanya. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo sebelum kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab, Selasa, 16 Juli 2024.
"Lihat ke IKN. Tiap hari hujan deras terus. Jadi, pekerjaan banyak yang mundur. Dan itu biasa dalam proyek besar," kata Jokowi di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dikutip dari media nasional.
Alasan pembangunan IKN molor karena hujan menuai kritik dari Koordinator Kelompok Kerja 30, Samarinda, Buyung Marajo. Menurutnya, alasan ini membuktikan bahwa perencanaan pembangunan IKN memang tak matang. Sudah menjadi hal yang umum, kata dia, dalam setiap pembangunan, apalagi proyek besar, pelaksana kegiatan memetakan kendala termasuk hujan. Hal ini bertujuan supaya kendala tersebut tak mengganggu pekerjaan.
"Ini, kok, malah menyalahkan alam. Dari dulu, hujan pasti turun," katanya.
Buyung sangsi atas pernyataan pembangunan IKN molor karena hujan. Menurutnya, pasti ada masalah lain yang menghambat pembangunan IKN. Lagi pula, Badan Pemeriksaan Keuangan sudah melaporkan bahwa terdapat sejumlah masalah dalam proyek tersebut. Masalah-masalah tersebut antara lain pembangunan yang tak selaras rencana, masalah pengadaan lahan, hingga kurangnya pasokan material dan air.
"Menyalahkan alam adalah bukti ketidakmampuan kepala negara menjelaskan secara logis tentang apa yang sebenarnya terjadi," ucapnya.
Ia pun mengkritisi pembangunan IKN yang dikebut untuk mengejar upacara Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2024. Pembangunan yang tergesa-gesa, kata dia, biasanya tak memperhatikan kualitas. Anggaran pembangunannya pun bisa lebih membengkak.
"Kejar target pembangunan IKN cuma untuk upacara adalah cara pemerintah membuang anggaran," kritiknya.
Ketimbang grasah-grusuh membangun, Buyung menyarankan, Presiden Jokowi sebaiknya memperhatikan nasib warga di lingkaran IKN yang hak-haknya belum dipenuhi. Ia menyebut, masih banyak warga di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, yang lahannya belum diganti rugi. Bahkan, para warga pernah mendapatkan ancaman pengusiran paksa dan kriminalisasi.
"Sampai hatinya Presiden merayakan kemerdekaan RI di IKN tetapi warga di IKN belum merdeka dari segala persoalan dan dampak proyek IKN," katanya.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi batal berkantor di IKN pada Juli 2024. Jokowi mengaku, menargetkan berkantor di IKN pada bulan ini dengan catatan listrik dan air harus sudah tersedia di IKN. Akan tetapi, sarana-sarana pendukung kegiatan itu dilaporkan belum siap hingga kini.
Ia meminta publik tidak beranggapan pembangunan IKN rampung 100 persen pada 17 Agustus 2024. Ia menyebut, pada tanggal itu, megaproyek ini baru jadi sekitar 15 persen. Menurutnya, proyek ini memerlukan investasi dari dalam maupun luar negeri.
"Ini sebuah mimpi besar jangka panjang. Mungkin 15 tahun, mungkin 20 tahun baru jadi semua," ucap Presiden.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimoeljono, membenarkan, hujan menjadi faktor utama menghambat pembangunan IKN. Dari 30 hari pada Juni 2024, sebut dia, hanya delapan hari yang cerah. Hal ini membuat banyak pekerjaan jadi terganggu. Mengaspal jalan saja, kata Basuki, pekerja mesti memasang tenda agar tak kena hujan.
"Masalahnya di sana hanya satu yaitu hujan," sebutnya.
Basuki membenarkan, listrik dan air belum tersedia di IKN. Hanya saja, ia menampik jika pengadaan listrik dan air disebut tak sesuai target. Ia mengaku pernah mengatakan listrik dan air siap di IKN pada pertengahan Juli, bukan awal Juli 2024. Ia memastikan target tersebut tak meleset.
"Tanggal 18 (Juli 2024), saya ke sana (IKN) untuk memastikan air sudah oke," katanya. (*)