kaltimkece.id Starlink, layanan internet berbasis satelit, telah dipasang di sejumlah tempat di Indonesia. Satu di antaranya adalah Ibu Kota Nusantara. Internet dari SpaceX, perusahaan penerbangan antariksa di Amerika Serikat, itu disebut mendukung kegiatan pembangunan dan aktivitas masyarakat setempat.
Ahad, 19 Mei 2024, Elon Musk selaku Chief Executive Officer SpaceX menyambangi Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar, Bali. Ia meresmikan pengoperasian Starlink di Indonesia, termasuk di puskesmas tersebut. Peresmian dihadiri Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin; Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi; dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Starlink hadir setelah mengantongi dua izin yakni izin sebagai penyelenggara jasa internet atau internet service provider (ISP) dan penyelenggara jaringan tetap tertutup melalui media very small aperture terminal(VSAT) pada April 2024. Starlink menggunakan satelit orbit rendah atau low earth orbit yang melayang 550 kilometer di atas bumi.
Menggunakan satelit tersebut, Starlink mampu menghadirkan sambungan internet berkecepatan tinggi dengan gangguan rendah. Teknologi ini memungkinkan semua daerah, termasuk di pedalaman, menangkap sinyal internet dengan lancar asalkan memiliki perangkat khusus. Sejumlah negara seperti Nigeria, Kenya, dan Ukraina telah membuktikan ketangguhan Starlink. Kecepatan unduh Starlink disebut-sebut mencapai 200-300 megabit per detik (Mbps).
Di Indonesia, Starlink diproyeksikan bukan untuk perkotaan atau daerah maju. Layanan ini berfokus di wilayah rural serta daerah tertinggal, terdepan, dan terluar alias 3T. Utamanya, Starlink akan menjangkau fasilitas publik di daerah 3T. Mengutip berbagai sumber, dari sekitar 10.000 puskesmas di Indonesia, Starlink menargetkan memberikan layanan untuk 745 puskesmas tanpa sambungan internet dan 1.475 puskesmas dengan internet tidak stabil.
Starlink dihadirkan di fasilitas kesehatan untuk melancarkan aktivitas sejumlah layanan kesehatan digital. Layanan-layanan itu antara lain pengobatan via komunikasi jarak jauh (telemedicine), telekonsultasi, laporan tepat waktu, dan pengembangan keterampilan tenaga kesehatan.
Di Ibu Kota Nusantara, perangkat Starlink dilaporkan telah dipasang di tujuh titik. Lima di antaranya yakni kawasan hutan kota, Botanical Garden, rumah sakit, tempat latihan PSSI, dan area parkir. Dalam sebuah kesempatan, Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, menjelaskan, Starlink di IKN baru tahap uji coba. Otoritas melakukan pengecekan, reliabilitas, dan keberlanjutan terhadap teknologi tersebut. Apabila Starlink berjalan baik di IKN, pengoperasiannya akan dilanjutkan.
"Kami perlu sekali (Starlink) di rumah sakit daerah. Dengan begitu, ketika ada yang pindah, semua fasilitas kesehatan harus on," kata Bambang usai penandatanganan kerangka kerja sama Otorita IKN dan Indonesia Investment Authority di Nusa Dua, Bali, kemarin.
Masuknya Starlink di IKN berkat kerja sama Otorita IKN dan Tony Blair Institute for Global Change. Institut tersebut memberikan perangkat Starlink Flat High Kit performance untuk IKN. Bambang mengatakan, Starlink diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional pembangunan IKN dan pelayanan kesehatan, pendidikan, hingga keamanan di lingkungan masyarakat setempat.
Bukan hanya menyajikan internet berkecepatan tinggi, Starlink juga menawarkan harga yang terjangkau. Begitu mengantongi izin ISP dan VSAT, Starlink membuka pemesanan untuk konsumen di Indonesia melalui web resminya, starlink.com.
Mengutip situs tersebut, Starlink menyediakan sejumlah paket langganan dengan fasilitas, iuran, dan harga perangkat keras yang berbeda-beda. Mulai Rp750 ribu per bulan untuk paket rumahan, Rp1,1 juta per bulan untuk paket bisnis, hingga Rp4,3 juta per bulan untuk paket maritim. Harga perangkatnya dibuka dari Rp7,8 juta sampai Rp43 juta per unit. (*)