kaltimkece.id Jumlah mahasiswa baru alias maba Universitas Terbuka semester satu pada 2022 naik tiga kali lipat. Hal tersebut disampaikan Rektor UT, Profesor Ojat Darojat, saat memberikan sambutan dalam puncak peringatan Dies Natalis ke-38 UT di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, pada Ahad, 4 September 2022. Acara yang dilaksanakan secara daring dan luring ini dihadiri Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo; dan Dewan Pengawas UT, Profesor Ainun Na'im.
Disebutkan, jumlah maba Universitas Terbuka semester satu tahun ini lebih dari 144 ribu orang. Sementara jumlah maba di semester yang sama pada 2021 hanya berkisar 40 ribu orang. Artinya, terjadi kenaikan tiga kali lipat. Prof Ojat menyatakan, peningkatan yang signifikan ini berkat kerja keras seluruh direktur Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT se-Indonesia. Mereka disebut menjadi garda terdepan dalam merekrut mahasiswa UT.
“Semua impian tidak akan terwujud dengan sendirinya. Impian akan datang ketika kita bergerak, maju dan berusaha untuk meraihnya. Para pengelola UPBJJ telah membuktikannya,” ucapnya. UT menargetkan, merekrut 200 ribu lebih maba pada semester berikutnya.
Di UPBJJ UT Kaltim, dilaporkan terdapat 4.751 maba. Direktur UPBJJ-UT Kaltim, Rusna Ristasa Augusta, menyebutkan, 70 persen dari total maba UPBJJ UT Kaltim berusia di bawah 30 tahun. Sedangkan beberapa tahun sebelumnya, kampus tersebut maba berusia tua. Pekerja dan guru menjadi yang paling mendominasi. Pergeseran usia mahasiswa ini berkat edukasi publikasi yang gencar dilakukan UT. “Sehingga UT dapat diterima dan dicintai anak-anak muda,” kata Rusna.
Selama 38 tahun terakhir, UT menerapkan sistem belajar yang fleksibel. Cara ini dilakukan agar keadilan sosial bagi seluruh rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi dapat tercapai. Prof Ojat melanjutkan, tidak lama lagi UT akan menyandang status sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Saat ini, progresnya tinggal menunggu tanda tangan Presiden.
Prof Ojat menerangkan, status PTN-BH akan membuat UT memiliki otonomi lebih luas sehingga dapat berkembang lebih cepat. “Dengan PTN-BH, UT mampu merencanakan kegiatan program yang dibutuhkan, termasuk merespons lebih cepat setiap tuntutan kebutuhan dan dinamika yang berlangsung di tengah masyarakat,” terangnya.
Dia menyatakan, mendirikan UT pada 4 September 1984 merupakan sebuah lompatan besar. UT pun mengusung target mendapatkan sejuta mahasiswa dalam tiga tahun ke depan. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, terobosan dan inovasi layanan kemahasiswaan dan pemangku kepentingan tiada henti dilakukan UT.
“Kami tengah mengembangkan program Metaverse, baik untuk pelayanan akademik maupun nonakademik. Hal ini merupakan bentuk realisasi cyber university sehingga pengalaman mahasiswa semakin lengkap, yang membuatnya memiliki daya saing tinggi dan kompetitif. Pemanfaatan teknologi jarak jauh adalah keniscayaan. Ke depan, mahasiswa bisa melaksanakan ujian di mana saja,” pungkasnya. (*)