kaltimkece.id Kaltim memiliki wakilnya pada event Istanbul Youth Summit atau IYS 2021. Merupakan gelaran konferensi Internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Turki. Perwakilan Bumi Etam datang dari empat mahasiswa Universitas Mulawarman alias Unmul, Samarinda.
Keempat mahasiswa Unmul tersebut meliputi Agus Salim, Affan Aswin, Aulia Furqon, dan Fahrian. Keempatnya datang dengan ide dan gagasan bertajuk "Leadership Public Through Crisis" atau kepemimpinan melalui masa krisis.
Adapun kegiatan tersebut diikuti pelajar dan mahasiswa dari tujuh negara. Meliputi Malaysia, Turki, Bangladesh, Pakistan, dan Ekuador. Membahas topik pendidikan, ekonomi, pemerintah, sosial, kesehatan, dan lingkungan. Diprakarsai yayasan Youth Break the Boundaries (YBB) dan pemerintah Turki. Merupakan ajang penyampaian ide dan gagasan muda-mudi berbagai negara untuk masa depan dunia.
Para peserta ditantang untuk membahas persoalan di negara masing-masing serta isu yang mengemuka di level internasional. Dari konferensi tersebut ditarget mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru pada masa depan.
Tahun ini, kegiatan tersebut berlangsung 21—25 Maret 2021. Kini, para pesertanya telah kembali ke negara masing-masing. Termasuk para perwakilan dari Kaltim. Saat ini tengah menjalani masa isolasi di wisma atlet DKI Jakarta, sebelum kembali ke daerah masing-masing.
Selasa, 30 Maret 2021, kaltimkece.id menghubungi Agus Salim, Aulia Furqon, dan Fahrian melalui sambungan seluler, untuk berbagi cerita dari kesempatan langka yang baru saja dituntaskan ketiganya.
Aulia Furqon yang merupakan mahasiswa Fakultas Kehutanan Unmul angkatan 2016, dalam kesempatan tersebut mengangkat materi tentang Gagasan Pemerintahan di Tangan Pemuda atau Government In Youth Hand. Mengangkat tiga point dalam presentasinya itu. Berupa pembahasan mental pemuda, pendidikan, dan kewirausahaan.
Secara umum, gagasannya mengajak pemerintah berkolaborasi bersama masyarakat mengeluarkan terobosan. Masyarakat juga diminta berperan secara langsung agar mendapatkan manfaat secara sosial dan finansial di tengah wabah virus corona.
Sementara Agus Salim yang merupakan putra asli Muara Badak, Kutai Kartanegara, mengangkat isu tentang lingkungan. Tak jauh dari latar belakang pendidikannya sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Geologi angkatan 2017. Pria 21 tahun itu menyusun materinya bersama sang sahabat, Fahrian, atau akrab disapa Fahri, dengan membawa platform Action.id yang merupakan organisasi lingkungan.
Dalam pemaparan tersebut, Fahri yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, menawarkan edukasi bagi masyarakat internasional tentang perubahan iklim yang kini terjadi di seluruh dunia. Hal yang disorot termasuk penggunaan plastik dalam jumlah besar yang dapat memengaruhi lingkungan. Demikian juga pembukaan lahan secara besar-besaran di Indonesia dan dunia.
“Intinya saya ingin memberikan terobosan agar pemerintah dan masyarakat dapat merawat bumi,” sebutnya kepada kaltimkece.id.
Adapun Action.id yang diusung keduanya, adalah gerakan sosial untuk memerangi perubahan iklim di bumi. Bertujuan melakukan kampanye cinta lingkungan dan sadar akan perubahan iklim.
Menawarkan program lewat action talk yang dilakukan melalui Instagram, podcast, dan media sosial lainnya. Selanjutnya menjadi aksi nyata dan menjadi wadah bagi anak muda yang mempunyai kepedulian terhadap perubahan iklim untuk bertindak.
Rangkaian aksi nyata itu dituangkan dalam program bernama action heroes dan action store. Sebagai gerakan yang dilakukan untuk mengubah gaya hidup anak muda. "Caranya menjual atau mendukung small business barang-barang ramah lingkungan," tandasnya.
Atas berbagai isu dan solusi yang dimunculkan, para mahasiswa dari Kaltim ini mendapatkan predikat dan penghargaan dari Youth Break The Boundaries. Agus dan Fahri meraih penghargaan honorable mention project. Sedangkan Aulia Furqon meraih dua penghargaan yaitu outstanding group dan outstanding project. (*)
Editor: Bobby Lolowang