• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • WARTA
  • PENDIDIKAN
  • Gerakan Besar Fahutan Unmul Memulihkan Ekosistem Mangrove di Delta Mahakam

WARTA

Gerakan Besar Fahutan Unmul Memulihkan Ekosistem Mangrove di Delta Mahakam

Fakultas Kehutanan membentuk tim khusus untuk merehabilitasi hutan mangrove. Apa saja strategi tim ini?
Oleh Hafidz Prasetiyo
13 Oktober 2022 01:35
ยท
5 menit baca.
Fahutan Unmul mengadakan seremonial penanaman mangrove di Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Senin, 10 Oktober 2022. FOTO: HAFIDZ PRASETIYO-KALTIMKECE.ID
Fahutan Unmul mengadakan seremonial penanaman mangrove di Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Senin, 10 Oktober 2022. FOTO: HAFIDZ PRASETIYO-KALTIMKECE.ID

kaltimkece.id Teriknya matahari tak menghalangi sejumlah orang menanam bibit mangrove di tanah yang berlumpur di Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara. Agar tanaman dapat berdiri kokoh, sebatang bambu ukuran 1 meter yang telah dipotong-potong dikaitkan dengan batang mangrove.

Kegiatan tersebut berlangsung pada Senin, 10 Oktober 2022. Adalah Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, yang menggagasnya. Lembaga tersebut bekerja sama dengan PT Pertamina Hulu Mahakam. Tujuannya memulihkan hutan mangrove di Delta Mahakam.

Dekan Fahutan Unmul, Prof Rudianto Amirta, mengatakan, kondisi mangrove di Kaltim tidak bisa dibilang aman atau baik-baik saja. Sebabnya, berdasarkan data yang ia miliki, dari 113 ribu hektare hutan mangrove di Bumi Etam, hanya sekitar 25 ribu hektare yang tidak mengalami gangguan dari aktivitas manusia.

“Jadi, hanya ada 20 persen yang baik. Sementara 80 persen kondisinya bisa dibilang terdegradasi,” sebut Rudianto.

Dekan Fahutan Unmul, Prof Rudianto Amirta memaparkan rencana rehabilitasi hutan mangrove di Delta Mahakam. FOTO: HAFIDZ PRASETIYO-KALTIMKECE.ID

Gangguan tidak hanya datang dari aktivitas perusahaan semata. Pembukaan tambak, pemanfaatan kayu mangrove menjadi arang hingga kebutuhan pasak bangunan juga memberi andil atas tergerusnya mangrove. Untuk mencegah dampak dari hilangnya mangrove, dibutuhkan komitmen kuat untuk memulihkan kondisinya. “Fahutan berkomitmen untuk proses pemulihannya,” imbuhnya.

Wujud komitmen dari kampus kehutanan satu-satunya di Kaltim ini adalah menerjunkan sumber daya manusia terbaik. Rudianto mengatakan, rencana jangka panjang untuk pemulihan hutan mangrove juga sudah disiapkan. Rencana kerja tersebut terdiri dari penanaman, mengembalikan keanekaragaman hayati, hingga pemberdayaan masyarakat di sekitar mangrove. “Karena kami punya kapasitas itu, maka kami yakin semuanya bisa terwujud sesuai rencana,” bebernya.

Memastikan Mangrove Tumbuh

Berdasarkan hasil asesmen Fahutan, terdapat sekitar 17 jenis mangrove di Delta Mahakam. Beberapa jenis di antaranya, seperti Sonneratia ovata, Avicennia lanata, dan Rhizophora apiculata, dilaporkan terancam punah.

Ada beberapa tahapan dalam proses pemulihan hutan mangrove, di antaranya, mengidentifikasi jenis mangrove, mencocokkan mangrove dengan kondisi lahan yang akan menjadi media tanam, hingga memastikan mangrove tumbuh dengan baik. Pekerjaan ini menjadi tugasnya Rita Diana M.Agr, salah seorang dosen Fahutan Unmul. “Tujuan dari pekerjaan ini agar mangrove yang ada tetap beragam jenisnya,” jelas Rita.

Fahutan punya sejumlah jurus khusus dalam merehabilitasi mangrove di Delta Mahakam. Salah satunya memakai rumpon sejenis pagar yang terbuat dari bambu. Teknik ini digunakan untuk penanaman yang berlokasi di sempadan pantai. Fungsinya melindungi bibit dari terjangan gelombang laut.

“Berdasarkan penelitian kami, masalah yang sering terjadi dalam membudidayakan mangrove adalah lupa terhadap kondisi gelombang,” urai Rita. Kasus tersebut pernah terjadi di pesisir Kecamatan Marangkayu. Di mana sebanyak 5.000 bibit mangrove disapu ombak karena tidak memakai pelindung.  

“Jadi, meski di kawasan delta, kami tetap memakai pelindung. Paling tidak dapat menghindari gelombang dari kapal yang melintas,” imbuhnya.

Jurus lainnya adalah menggunakan jarak tanam yang berbeda dengan lainnya. Jika biasanya jarak tanam mangrove berukuran 2x2,5 meter, Fahutan menerapkan jarak yang lebih rapat yakni 1x1 meter. Teknik ini diyakini dapat membuat hutan mangrove menjadi lebih rimbun. Bibit yang mati pun bakal mengalami penyulaman secara alami. “Bahkan ada yang lebih rapat lagi yakni 50x50 sentimeter,” urai Rita.

Dalam upaya ini, Fahutan menargetkan merehabilitasi 70 hektare hutan mangrove di Delta Mahakam dalam setahun. Sebanyak 800 ribu bibit mangrove disiapkan untuk ditanami di kawasan tersebut.

Infografik misi Fahutan Unmum merehabilitasi mangrove di Delta Mahakam.
DESAIN GRAFIS: MUHAMMAD IMTIAN NAUVAL-KALTIMKECE.ID

 

Mengembalikan Keanekaragaman Hayati

Tujuan merehabilitasi mangrove di Delta Mahakam juga untuk melestarikan populasi fauna yang hidup di mangrove. Tugas untuk memastikan tujuan ini diemban oleh Dr Harmonis, dosen Fahutan yang lain. Dalam keterangannya, ia mengatakan, tidak mudah mengundang satwa masuk ekosistem mangrove. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mewujudkannya.

Kendati demikian, Fahutan menargetkan, fauna di tingkat terendah, seperti plankton dan serangga, bisa datang dalam proses awal pemulihan hutan mangrove. “Tentu upaya ini harus beriringan dengan keberhasilan penanaman (mangrove),” tutur Dr Harmonis.

Menargetkan serangga datang lebih awal bukan tanpa alasan. Kehadiran serangga disebut akan mengundang hewan herpet seperti katak dan ular. Menyusul jenis burung-burungan. Hal ini dikarenakan serangga menjadi pakan hewan lain. “Kami akan identifikasi perkembangannya,” sambungnya.

Dr Harmonis memperkirakan, membuat ekosistem mangrove yang utuh di Delta Mahakam memerlukan waktu lebih dari lima tahun. Dengan catatan, mangrove-mangrove yang ditanam tidak mengalami kerusakan. Ia pun mengingatkan, bentuk biodiversitas mangrove berbeda dari hutan daratan pada umumnya.

Pemberdayaan Masyarakat

Kehadiran mangrove diyakini akan memberikan manfaat yang besar buat umat manusia. Oleh karena itu, Fahutan juga melibatkan masyarakat umum dalam misi merehabilitasi mangrove di Delta Mahakam. Mereka akan diberdayakan menjaga mangrove yang ditanam.

Bagian pemberdayaan masyarakat ini dipimpin Prof Harlinda Kuspradini, yang juga dosen Fahutan. Dalam menjalankan tugas ini, Prof Harlinda punya sejumlah program. Dua di antaranya yakni analisis sosial masyarakat Delta Mahakam dan memetakan potensi pemanfaatan mangrove untuk masyarakat. Semuanya akan jadi rujukan untuk proses pemberdayaan masyarakat.

“Kami akan mengenalkan potensi mangrove tanpa harus merusaknya,” ujar Harlinda.

Bagian-bagian dari mangrove yang bisa dimanfaatkan manusia adalah buah, daun, kulit hingga akarnya. Bagian-bagian tersebut bisa diolah menjadi obat herbal atau makanan. Dengan adanya manfaat ini, masyarakat diharapkan dapat ikut serta menjaga keberadaan mangrove.

“Nantinya juga akan ada madu dan sebagainya. Itu semua bisa dimanfaatkan masyarakat,” jelas Harlinda. Dengan melibatkan masyarakat dalam misi ini, maka perekonomian akan tumbuh dan  kelestarian mangrove dapat terjaga.

Seremonial penanaman mangrove mengawali upaya merehabilitasi mangrove di Delta Mahakam. FOTO: HAFIDZ PRASETIYO-KALTIMKECE.ID

Kembali ke Prof Budianto mengatakan, semua ini dilakukan karena Fahutan sadar akan pentingnya mangrove. Salah satu fungsi mangrove adalah menyerap karbon lima kali lebih besar dibanding hutan alami di daratan. Pasalnya, tanah berlumpur yang ada mangrove juga bisa menyerap karbon.

“Sehingga emisi karbon sebagai penyebab perubahan iklim akan tereduksi dengan kuat,” sebut Budianto. Menekan angka emisi karbon juga menjadi misi Fahutan Unmul secara global. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia yang menginginkan angka emisi karbon turun.

“Dengan kondisi mangrove yang ada saat ini saja, Indonesia bisa menyerap 25 persen emisi karbon dunia. Apalagi jika banyak mangrove yang direhabilitasi,” tambahnya.

Upaya Fahutan merehabilitasi mangrove di Delta Mahakam mendapat dukungan penuh dari PT Pertamina Hulu Mahakam. General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam, Raam Krisna, mengatakan, Delta Mahakam di Muara Jawa merupakan ring satunya PHM. Oleh karena itulah, perusahaan tersebut mendukung Fahutan melalui program corporate social responsibility PHM.

“Ya, faktor utama karena wilayah ring satu kami. Dan itu memang kami upayakan,” ujar Krisna. (*)

Editor : Surya Aditya
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.