kaltimkece.id Proyek pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) di Balikpapan Regency, Balikpapan Selatan, kembali mendapat sorotan. Kontraktor pelaksana yakni PT Sarjis Agung Indrajaya telah diputus kontrak. Kontraktor itu tidak mampu menyelesaikan sisa pekerjaan walau telah diberi waktu tambahan.

Sebagai informasi, sekolah terpadu dibangun di lahan seluas 1,5 hektare dengan anggaran Rp 33 miliar. Pekerjaan dimulai 24 November 2022 dan ditargetkan rampung 19 Desember 2023. Akan tetapi, proyek itu belum juga kelar hingga kontrak berakhir. Pemkot Balikpapan kemudian memberikan tambahan 50 hari kerja hingga 30 Januari 2024. Meskipun begitu, hingga waktu tambahan habis, kontraktor belum juga merampungkan sisa pekerjaan.

Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Doris Eko Rian Desyanto, menyayangkan keterlambatan yang menyebabkan pembangunan fisik sekolah gagal memenuhi target. Dia mengatakan bahwa Pemkot telah mengambil sikap terhadap kondisi tersebut. Sisa pekerjaan yang belum kelar akan dilelang ulang.

"Dari informasi yang kami terima, capaian pekerjaan proyek sekolah terpadu berkisar 80 persen. Ini belum bisa kita fungsikan makanya pemkot menyiapkan opsi lelang ulang untuk sisa pekerjaan," ujarnya pada Senin, 6 Mei 2024.

Dia menyebut bahwa sekolah terpadu tersebut sudah harus bisa membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB) mendatang. Harapannya, progres pengerjaan bisa mengejar target yang tersisa. PPDB tidak ditunda khususnya untuk mengatasi kuota penerimaan siswa di sekolah negeri.

"Kami ingin sekolah terpadu ini bisa buka PPDB tahun ini, minimal satu atau dua kelas. Itu bisa membantu mengatasi permasalahan PPDB di wilayah Balikpapan Selatan," ucap Doris.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan, Irfan Taufik, menyampaikan penjelasan. Dia membenarkan bahwa kontraktor pelaksana PT Sarjis Agung Indrajaya diputus kontrak akibat tidak menyelesaikan pekerjaan setelah diberikan waktu tambahan.

"Sampai batas waktu yang ditentukan, mereka (PT Sarjis Agung Indrajaya) hanya bisa menyelesaikan 93,8 persen, berarti masih ada 6,2 persen yang belum diselesaikan," ujarnya kepada kaltimkece.id saat ditemui di kantornya pada Kamis siang, 16 Mei 2024.

Irfan mengatakan bahwa konsekuensi yang harus diterima kontraktor adalah pemutusan kontrak. Selain itu, kontraktor juga telah diusulkan agar dimasukan ke daftar hitam. Dia menyebut bahwa total nilai kontrak Rp 33 miliar belum mencukupi untuk menyelesaikan sekolah terpadu itu secara sempurna.

"Tetapi bagian-bagian sekolah itu seperti ruangan, tempat upacara, dan lain sebagainya sudah bisa dimanfaatkan. Seluruh struktur itu sudah kelar. Tersisa penyelesaiannya saja," jelasnya.

Dia mengatakan bahwa saat ini sisa pekerjaan dari proyek pembangunan sekolah terpadu sudah mulai dikerjakan kembali oleh kontraktor yang baru. Anggarannya berkisar Rp 2 miliar dan ditargetkan selesai awal Juli 2024. Sisa pekerjaan itu meliputi pemasangan paving block di lapangan upacara, penyelesaian pagar keliling, hingga gerbang masuk sekolah dan pekerjaan lainnya.

"Sekolah terpadu nanti sudah bisa ikut dalam PPDB tahun ini. Untuk SD, kami terima tiga kelas sementara untuk SMP 4 kelas. Mudah-mudahan sedikit bisa mengurai persoalan yang muncul saat PPDB khususnya di Balikpapan Selatan," tuturnya. (*)