kaltimkece.id Bukan heningnya hutan, bukan pula curamnya tebing. Yang dihadapi anggota Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Mulawarman (Imapa Unmul) pada Jumat sore, 13 September 2019, adalah seluk-beluk ilmu jurnalistik.
Kegiatan bertajuk Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa digelar di Gedung Student Center Unmul. Dihadiri 11 peserta dari Imapa Unmul. Abdullah Hamami Muslil atau akrab disapa Samsul, menjelaskan alasan utama diadakannya kegiatan tersebut. Salah satunya karena keresahan atas minat menulis mahasiswa yang kurang.
"Salah satu contoh adalah seringnya budaya copas (copy paste) dalam membuat laporan," sebut anggota Imapa Unmul tersebut.
Tidak ingin terjebak dalam “generasi copas”, Imapa Unmul terpanggil menggagas pelatihan tersebut. Samsul yang bertugas di bagian operasional Imapa, berharap kegiatan ini bisa menyokong kemampuan menulis anggota Imapa.
Pelatihan jurnalistik dasar, menurut Samsul, akan sangat berguna dalam dokumentasi kegiatan. Apalagi Imapa juga memiliki bidang publikasi dan dokumentasi. Selama ini kerap membuat buletin dan majalah dinding sebagai wadah tampil kegiatan organisasi tersebut.
"Rencananya ada pembuatan website Imapa Unmul yang launching November nanti," tambahnya. Sedikit banyaknya ilmu dari pelatihan tersebut, diharap bisa teraplikasi dalam kegiatan Imapa. Pembuatan website menjadi media informasi. Baik untuk para senior, alumni, atau khalayak banyak mengenai kegiatan Imapa.
Kelompok mahasiswa tersebut menyadari banyak hal penting mesti diperhatikan dalam penulisan informasi. Dimulai dari kaidah penulisan hingga penyertaan fakta yang akurat. Penyampaian informasi juga harus berimbang. Disusun dalam redaksi yang jelas dengan penulisan sesuai kode etik jurnalistik.
Undang Jurnalis Kece
Robitoh Johan Palupi didapuk sebagai pemateri dalam pelatihan hari itu. Pria yang akrab disapa Robi itu menjelaskan ruang lingkup penulisan berita yang umum dikenal. Memperkenalkan angle sebagai nyawa dalam produk jurnalistik. Termasuk memilih angle tepat untuk membuat berita lebih menarik. Menjadi acuan dalam menentukan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber atau sumber fakta lainnya. Dimulai lewat unsur 5W+1H, what, when, where, why, who, dan how.
Menurut pria yang menjabat direktur operasional kaltimkece.id tersebut, salah satu fungsi media adalah edukasi. Bukan hanya sumber informasi untuk publik, media juga berkepentingan memberi edukasi untuk para pembacanya. "Kegiatan ini merupakan kepedulian edukasi kaltimkece.id kepada penulis muda dan pembaca. Selain itu, untuk memperkenalkan standar berita yang kaltimkece.id tulis," imbuhnya. (*)
Editor: Bobby Lolowang