kaltimkece.id Pemerintah Kota Samarinda akan membangun sekolah terpadu, yakni menggabungkan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah ini akan menjadi pecontohan.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan rencana tersebut dalam sambutannya pada Penganugerahan ASN dan Non ASN di lingkungan Pemkot Samarinda pada Kamis, 25 Januari 2024 di Plenary Hall, Convention Center Sempaja.
"Sekolah terpadu ini sebagai percontohan. Tahun ini Insha Allah kami bangun," ucapnya.
Ia menegaskan saat memaparkan 10 program unggulan dalam kepemimpinannya bersama Rusmadi Wongso. Salah satunya adalah program bantuan peralatan dan sarana pendidikan untuk menunjang pendidikan gratis 12 tahun direncanakan dalam APBD tahun anggaran 2022, 2023, dan 2024 dengan tetap menjaga komitmen mengalokasikan lebih dari 20 persen dari total anggaran APBD untuk sektor pendidikan.
Lebih rinci, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, menjelaskan bahwa anggran Rp 70 miliar dialokasikan untuk pembangunan fisik sekolah terpadu tersebut. Lahannya adalah di SMP 16 Samarinda yang terletak di Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang. Luas lahan 2 hektare dengan masa waktu pembangunan hingga akhir 2024.
"Beberapa waktu lalu kami telah menyampaikan hasil master plan desain sekolah tersebut kepada Wali Kota. Bahwa pembangunan sekolah ini diawali keinginan pemerintah (Pemkot Samarinda) memiliki sebuah sekolah percontohan dengan model yang modern namun tetap mengedepankan prinsip. Yakni sekolah yang mampu merubah karakter anak dari tidak baik menjadi baik, serta meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi," tutur Asli.
Keinginan Pemkot Samarinda membangun sekolah terpadu juga karena pernah menemui kendala mencari sekolah dengan bangunan yang baik, ketika menyambut kedatangan presiden di Samarinda pada 2022 lalu.
"Untuk itu bapak Wali Kota mencetuskan pembangunan sekolah (terpadu) ini," jelasnya.
Asli juga menjelaskan, desain akhir sekolah terpadu yang akan di bangun masih dirampungkan. Sedangkan dokumen lelang juga tengah disiapkan. Rencananya akhir Januari, lelang sudah tayang di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Terget pengerjaan pembangunannya di awal April dan selesai pada akhir 2024.
Selama proses pembangunan sekolah terpadu tersebut, siswa SMP 16 Samarinda akan direlokasi sementara ke tiga sekolah, yakni SD 022, SD 026 dan SD 027.
"Mereka terpaksa bersekolah di siang hari," ucapnya.
Bangunana sekolah terpadu nantinya hanya menyediakan tiga rombongan belajar (rombel) untuk setiap jenjang. Sehingga untuk mengatasi kekurangan kelas, Disdikbud Samarinda juga membangun satu sekolah lain, yakni SMP 50 di Jalan Lobang Tiga, Kelurahan Loa Bakung pada lahan Pemkot Samarinda yang luasnya sekira 1 hektare.
Lebih detail terkait dengan pembangunan SMP 50 di jalan Lobang Tiga, Asli menuturkan bahwa Pemkot Samarinda mengalokasikan Rp 30 miliar untuk membangun sekolah dengan jumlah 18 rombel. Sekolah ini akan dibangun bersamaa tahun ini dan target selesai pada akhir tahun 2024.
"Ini juga mengatasi kelebihan beban di SMP 16. Saat ini di SMP 16 ini memiliki 30 rombel. Begitu juga usia bangunan sudah sekitar 34 tahun berdiri," rinci Asli.
Sekolah terpadu yang diharapkan menjadi percontohan, dalam desainnya terdiri dari 40 persen adalah bangunan sekolah sisanya merupakan ruang terbuka publik (RTP) berserta fasilitas penunjangnya.
Nantinya di sekolah terpadu tersebut, sistem penerimaan siswa juga masih sama, menggunakan sistem zonasi dan lainnya. Namun kemungkinan persentasi jalur prestasi akademik-non akademik akan lebih besar. Jika saat ini hanya sekira 15 persen, nantinya akan menjadi 30 persen.
Disdikbud Samarinda akan berkoordinasi dengan Disdikbud Kaltim, untuk membuat MoU dengan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik, terkait pengelolaan SMA di sekolah terpadu tersebut. Sebab ada nomenklatur dari Kementerian mengenai pengelolaan SMA di provinsi. Nantinya setiap tingkatan sekolah mempunyai kepala sekolah masing-masing. (*)