kaltimkece.id Prestasi membanggakan diraih Universitas Mulawarman, Samarinda. Dua situs pemeringkatan internasional mencatatkan nama Unmul di posisi terbaik dari dua ribu kampus se-Indonesia. Fakta ini sekaligus membuktikan bahwa Unmul adalah kampus terbaik se-Pulau Kalimantan.
Dilansir dari laman The Webometrics Ranking of World Universites, pada Januari 2022, posisi Unmul berada di urutan ke-36. Di bawahnya ada nama-nama kampus kenamaan di Kalimantan seperti Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di urutan ke-41, Universitas Tanjungpura (Untan) posisi 66, dan Universitas Palangkaraya (UPR) posisi 97.
Unmul juga menjadi kampus terbaik se-Kalimantan berdasarkan pemeringkatan UniRank pada 2021. Perguruan tinggi terbesar se-Kaltim ini berada di urutan ke-60 di UniRank. Sedangkan Untan di urutan ke-74, ULM ke-80, dan UPR ke-184. Atas capaian ini, Unmul mengucap syukur.
“Alhamdulillah, data yang ada menunjukkan Unmul sangat layak. Saya tidak ragu Unmul menjadi yang terbaik di Kalimantan,” terang Rektor Unmul, Prof Masjaya, kepada kaltimkece.id, Senin, 25 April 2022.
_____________________________________________________PARIWARA
Capaian terbaik di dua pemeringatan semakin mengokohkan visi dan misi Unmul sebagai kampus berstandar internasional. Unmul adalah kampus kedua yang memperoleh akreditasi A atau unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) di Indonesia Timur setelah Universitas Hassanuddin di Makassar.
Pemeringkatan lembaga internasional seperti UniRank dan Webometrics amat bergengsi. Webometrics, yang dirintis oleh Cybermetic Lab, merupakan kelompok peneliti Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC). Badan penelitian publik terbesar di Spanyol dan ketiga di eropa ini telah menilai setidaknya 31.000 kampus sedunia. Adapun UniRank dirintis IREG Observatory on Academic Ranking and Excellence (IREG Observatory). Organisasi nirlaba ini adalah kolaborasi Pusat Pendidikan Tinggi Eropa (UNESCO-CEPES) dan sejumlah pakar jebolan berbagai organisasi pemeringkatan internasional.
Kedua lembaga memiliki indikator penilaian berbeda. UniRank mengukur keberadaan web dan popularitas suatu instutsi menggunakan lima metrik. Kelimanya yakni moz domain authority, alexa global rank, similarweb global rank, majestic referring domains, dan majestic trust flow. Adapun Webometrics, memberi penilaian berdasarkan konten website (50 persen nilai), total dokumen yang disitasi bersumber dari data SCImago Institutions Rankings (40 persen nilai), dan total peneliti yang dikutip dari Google Scholar (10 persen nilai).
Wakil Rektor Unmul Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat, Prof Bohari Yusuf, memberikan penjelasan mengenai prestasi ini. Menurutnya, prestasi Unmul di berbagai pemeringkatan global tidak terlepas dari meningkatnya publikasi karya ilmiah. Selama lima tahun belakangan, Unmul menghasilkan ratusan publikasi ilmiah yang masuk indeks internasional.
Capaian publikasi riset Unmul dapat ditemukan di dua situs, salah satunya Science and Technology Index (Sinta), Kemendikbudikti. Di situs Sinta, Unmul sudah merilis 957 jurnal bertaraf internasional atau indeks scopus sejak 2018 hingga awal 2022. Itu artinya, rata-rata Unmul merilis 191 jurnal terindeks scopus per tahun. Scopus adalah sebuah pangkalan data pustaka yang memiliki standar dan reputasi internasional. Sepanjang empat bulan pada tahun ini, Unmul merilis 22 jurnal terindeks scopus.
Selain Sinta, Unmul juga merilis jurnal di situs SCImago Institutions Rankings. SCImago juga menilai pemeringkatan universitas seluruh dunia. Kriteria yang dinilai adalah riset (50 persen), inovasi (30 persen), dan dampak sosial (20 persen). Peringkat SCImago cenderung berpatokan dari publikasi ilmiah di jurnal terindeks scopus. Semakin banyak dan berkualitas jurnal internasional, semakin tinggi peringkat kampus tersebut.
Pada 2022, kampus Gunung Kelua –jululukan Unmul-- meraih prestasi gemilang di beberapa subjek yang ada di SCImago. Mereka dinobatkan sebagai perguruan tinggi terbaik keempat se-Indonesia di riset bidang energi. Untuk subjek biokimia, genetika, dan biologi molekuler, Unmul menempati posisi ke-10. Kemudian subjek agrikultur dan biologi di urutan ke-12. Sementara di bidang ilmu sosial, Unmul menempati posisi ke-22. Secara keseluruhan, kualitas riset Unmul tahun ini berada di peringkat ke-31 dari 2000-an perguruan tinggi se-Indonesia.
“Tahun lalu, kami sempat meraih urutan pertama di bidang energi dan ketiga di bidang sosial,” jelas Prof Bohari.
Secara keseluruhan, ia merasa, situs pemeringkatan tersebut sangat adil memberikan penilaian. SCImago meneliti tanpa menerima input data dari universitas. Basis risetnya adalah jurnal yang dipublikasikan secara internasional. Berbeda dengan situs pemeringkatan lain yang mengandalkan data dari perguruan tinggi.
“Jadi, peningkatan jumlah riset internasional di Unmul sifatnya komperhensif (tidak di beberapa bidang). Kami berharap, angka (riset) ini bisa meningkat lagi,” imbuhnya.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Prof Bohari menyebut, ada beberapa hal untuk meningkatkan angka riset Unmul. Di antaranya meningkatkan mutu sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana mumpuni, serta ketersediaan anggaran riset. Dua hal terakhir disebut memiliki tantangan tersendiri. “Kalau SDM, Unmul dosennya sudah siap semua,” jelasmnya.
Kampus juga berupaya mendorong sumber dana riset. Unmul menyediakan sekitar Rp 40 miliar untuk biaya riset dari berbagai sumber seperti kementerian, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan pemerintah daerah. Menurutnya, tradisi riset merupakan komponen penting untuk menggenjot pemeringkatan kampus.
“Kita bisa lihat, dari semua kinerja, yang paling baik publikasi riset. Jadi, harus konsisten mendorong akademikus untuk rajin meneliti dan menulis,” sebutnya.
Kembali ke Rektor Unmul, Prof Masjaya menyatakan sepakat dengan Prof Bohari. Tradisi riset di kampus harus dibangun dengan serius, apalagi menjelang kedatangan IKN Nusantara. Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), kampus menyiap sejumlah upaya untuk meningkatkan riset. Beberapa di antaranya memberi insentif bagi dosen yang aktif melakukan penelitian, menginformasikan informasi program penelitian, serta mengganti biaya dosen yang mengeluarkan biaya pribadi untuk melakukan riset. Prof Masjaya pun mengucapkan terima kasih atas upaya dosen dan akademikus yang aktif melakukan riset di kampus.
“Hasil pemeringkatan (internasional) merupakan jerih payah kami. Ini tentu menjadi modal buat kami yang menargetkan menjadi universitas di kawasan IKN,” tutup Prof Masjaya. (*)
Editor: Surya Aditya