kaltimkece.id Baliho bertuliskan 'Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan' yang menampilkan wajah Isran Noor dan Hadi Mulyadi di Jalan PM Noor, Samarinda, bukan satu-satunya. Berdasarkan pengamatan kaltimkece.id, baliho serupa terpampang di beberapa tempat seperti di Jalan Pramuka dan Jalan KH Wahid Hasyim.
Isran-Hadi adalah pasangan gubernur dan wakil gubernur Kaltim periode 2018-2023. Keduanya disebut-sebut kembali berkontestasi di pemilihan kepala daerah serentak pada 2024. Sinyal tersebut makin jelas dari baliho-baliho tadi.
Kepada kaltimkece.id, Sekretaris DPW Partai Gelora Kaltim, Sarwono, membenarkan hal tersebut. Partai bahkan telah menyewa sebuah ruko di Jalan Arief Rahman Hakim untuk Isran-Hadi Centre. Tim sukses juga telah dibentuk. Ketuanya Iswan Priady.
"Pembentukan tim sukses ini arahan langsung Pak Isran," ucap Iswan kepada kaltimkece.id.
Ia menjelaskan bahwa Isran mengumpulkan beberapa orang dari tim di kediaman pribadinya sejak beberapa pekan lalu. Pertemuan terakhir pada Ahad, 10 Maret 2024. Iswan menyebutkan, keberadaan tim sukses belum bisa dikatakan resmi. Meski berdasarkan persetujuan dan arahan Isran dan Hadi, ia mengakui bahwa tim pemenangan resmi akan terbentuk pasca-pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum.
Sejauh ini, Iswan menyebutkan bahwa Isran Noor dan Hadi Mulyadi akan maju melalui jalur perseorangan. Alasannya, Isran Noor sampai saat ini masih berstatus nonpartai sejak mundur sebagai ketua DPW Partai Nasdem Kaltim. Sementara itu, Hadi adalah ketua DPW Partai Gelora Kaltim. Berdasarkan rekapitulasi pleno KPU Kaltim, Partai Gelora tidak memperoleh kursi di DPRD Kaltim.
"Oleh karena itu, kami sedang mengumpulkan surat pernyataan dukungan dari masyarakat untuk Pak Isran dan Pak Hadi maju secara independen," ucapnya.
Menurut UU 10/2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah, angka minimal pencalonan independen dihitung dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT). Untuk daerah dengan jumlah DPT 0-2 juta, syarat minimal dukungan sebesar 10 persen. Di daerah dengan jumlah DPT 2-6 juta seperti Kaltim, syarat minimal dukungan sebanyak 8,5 persen.
Iswan optimistis dengan proses pengumpulan surat dukungan. Selain melayani masyarakat yang datang ke Isran-Hadi Centre, tim menyebarkan format surat dukungan melalui grup-grup WhatsApp. Di luar itu, komunikasi untuk dukungan partai politik juga terus dibuka.
Mengenai kabar tersebut, pengamat politik dari Universitas Mulawarman, Samarinda, Budiman, punya beberapa pendapat. Ia melihat wacana Isran Noor dan Hadi Mulyadi maju di jalur independen cukup masuk akal. Pembiayaan di jalur independen disebut relatif lebih rendah. Kedua, wacana ini juga strategi untuk menarik perhatian partai politik.
"Bisa pula taktis saja. Status mereka sebagai petahana memberikan keunggulan," ucapnya.
Budiman mengingatkan bahwa pada dasarnya politik selalu dinamis. Sebagai contoh, Basuki Tjahaja Purnama awalnya didukung oleh Teman Ahok lewat jalur independen pada Pilgub DKI Jakarta 2018. Akhirnya, Ahok diusung Partai Golkar, Hanura, PDIP, dan Nasdem.
Budiman juga menyoroti bahwa sejauh ini belum ada calon lawan berat dari Isran-Hadi. Apalagi, sambungnya, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang sempat digadang-gadang maju di Pilkada 2024, berkali-kali menegaskan kembali mencalonkan diri sebagai wali kota Samarinda.
Jalur independen dalam pilkada di Kaltim sebenarnya bukan barang asing. Budiman mencontohkan, Rita Widyasari dan Edi Damansyah maju melalui jalur independen pada Pilkada Kukar 2015. Dalam pemilihan tersebut, Rita dan Edi menang telak dengan 89 persen suara.
"Namun, perlu diingat, proses pemerintahan akan sulit jika tidak memperoleh dukungan parlemen. Terutama, dalam proses penyusunan anggaran. Oleh karena itu, melalui partai atau jalur independen, harus benar-benar dipertimbangkan," pesannya. (*)