kaltimkece.id Mengenakan batik biru, Hadi Mulyadi mendampingi Isran Noor tiba di markas DPW Partai Keadilan Sejahtera Kaltim. Kedatangan kandidat gubernur dan wakil gubernur Kaltim pada Selasa, 21 Mei 2024, silam, adalah untuk mendaftar.
"Jangan lihat Pak Hadi ini mantan PKS. Lihat saya saja," kelakar Isran saat itu. Tepuk tangan dan tawa kemudian membahana di dalam kantor partai di Jalan M Yamin, Samarinda, tersebut. Hadi Mulyadi hanya tersenyum kecil menanggapinya.
Hadi, sebelum memimpin Partai Gelora di Kaltim, adalah pemimpin PKS di tingkat provinsi. Berhubungan atau tidak, asa Isran-Hadi diusung PKS rupanya bertepuk sebelah tangan. PKS yang pada Pemilihan Gubernur 2018 mengusung pasangan tersebut kali ini memilih Rudy Mas'ud-Seno Aji. Surat rekomendasi partai diberikan Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi di DPP PKS.
Kepada kaltimkece.id, Ketua Bidang Hubungan Masyarakat, DPW PKS Kaltim, Abdul Rohim, menilai Hadi seharusnya introspeksi diri. Pernyataan itu muncul setelah Hadi menyoal strategi borong partai dari kubu Rudy-Seno. Sampai hari ini, Rudy-Seno diusung empat partai yakni Golkar, PKB, PKS, dan PAN dengan total 29 kursi.
"Lebih baik evaluasi kenapa kesulitan mengkonsolidasikan dukungan partai, padahal (Hadi) berstatus sebagai pertahana," kata Abdul Rohim yang juga anggota Komisi II DPRD Samarinda, Rabu, 10 Juli 2024.
Rohim mengatakan, Hadi telah mengeluarkan tudingan yang tak berdasar dan tidak bijak. Menurutnya, Hadi dan Isran Noor mestinya berfokus memperbaiki internal untuk mendapatkan dukungan agar dapat berkompetisi di pilkada serentak.
Sebelumnya, ditemui di Rumah Makan Acil Inun, Jalan Sungai Kalian, Samarinda Kota, Senin, 8 Juli 2024, Hadi Mulyadi menyinggung mengenai dugaan borong partai. "Kalau yakin menang, enggak perlu memborong (partai). Tapi kalau berpikir kalah, dia memilih memborong partai supaya tidak bertarung. Bisa dipahami, 'kan?"
Hadi menambahkan, bertarung dalam pemilihan umum lebih baik daripada memborong partai. Kondisi kolom (kotak) kosong disebut tidak demokratis. Pemilu dengan calon tunggal hanya menunjukkan kandidat yang tidak siap bertarung.
"Kalau Isran-Hadi, siap bertarung," tegasnya.
Saling serang Hadi dengan PKS disebut pengamat politik dari Universitas Mulawarman, Budiman, sebagai fenomena yang tidak mengejutkan. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari sejumlah petinggi PKS yang hengkang dan membentuk Partai Gelora. Hadi Mulyadi masuk dalam gerbong yang meninggalkan PKS. Itu sebabnya, PKS cenderung sukar memberikan dukungan kepada Isran-Hadi.
Meskipun begitu, Budiman menilai bahwa pernyataan PKS kepada Hadi tidak bisa semata-mata dilihat sebagai upaya balas dendam. Ia justru menilai bahwa "serangan" PKS dapat menaikkan elektoral pasangan yang diusung yaitu Rudy-Seno.
"Perang psikologis seperti itu wajar di momen pilkada," sebutnya.
Budiman mengingatkan bahwa perang statement dapat menjadi bumerang. Karakter pemilih di Indonesia cenderung emosional dibandingkan rasional. Jika tidak dikelola dengan baik, serangan psikologis justru menguntungkan lawan.
"Pemilih di Indonesia kadang melihat pihak yang diserang ini dengan perasaan kasihan," sebutnya.
Antara Mesin Partai dan Faktor Figur
Menengok sebentar ke belakang ketika Hadi Mulyadi berlabuh ke Partai Gelora. Pada awalnya, kepergian Hadi diprediksi memengaruhi suara PKS. Lagi pula, figur-figur lain seperti Sarwono dan Masykur Sarmian juga hengkang dari PKS. Prediksi itu meleset saat Pemilihan Legislatif 2024. Suara maupun perolehan kursi PKS di parlemen masih stabil.
"Kami memastikan kursi di hampir tiap kabupaten dan kota di Kaltim," jelas Ketua DPW PKS Kaltim, Dedi Kurniadi, ketika dihubungi kaltimkece.id.
PKS memastikan empat kursi di DPRD Kaltim. Keempatnya adalah Subandi, La Ode Nasir, Firnadi Ikhsan, dan Agusriansyah Ridwan. Sementara itu, Aus Hidayat Nur juga mempertahankan kursinya di DPR RI daerah pemilihan Kaltim.
Dedi mengakui, belum ada kader PKS yang memiliki figuritas menonjol. Perolehan suara kader-kader PKS pun sebenarnya tak banyak namun cenderung merata. Faktor itu yang menyebabkan PKS memperoleh kursi di parlemen.
Sebagai informasi, pemilihan legislatif di Indonesia menggunakan sistem Sainte Lague. Melalui sistem tersebut, kader yang lolos ditentukan dari akumulasi suara partai serta suara kader-kader lain di dapil yang sama. Meskipun memperoleh suara besar, seorang figur tak berarti langsung lolos ke parlemen.
Aus Hidayat Nur, kader PKS yang masuk ke Senayan, adalah contohnya. Ia memperoleh 34.957 suara atau terbilang lebih sedikit dibandingkan beberapa caleg yang tak lolos ke DPR RI. Akan tetapi, akumulasi 145.538 suara yang diperoleh PKS membuatnya unggul dari caleg lain. Termasuk pula, Hadi Mulyadi, yang pada Pemilu Legislatif 2024 meraih 39.389 suara lewat Partai Gelora.
Dedi menjelaskan bahwa kaderisasi adalah kunci suara partai tidak anjlok. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PKS telah mengatur jenjang keanggotaan partai. Pembinaan kader melalui pelatihan dan pendidikan juga terus berjalan.
Selain itu, Dedi menyebutkan bahwa proses politik di PKS tidak bertumpu ke satu atau dua individu. Kerja-kerja politik selama ini telah menghasilkan pemilih-pemilih loyal. Oleh karena itu, dinamika politik di PKS pada 2019 tidak membawa pengaruh signifikan.
"Kami menganggap bahwa politik itu bagian dari ikhtiar untuk memenangkan dakwah," terangnya.
Akademikus dari Unmul, Budiman, setuju bahwa sifat PKS sebagai partai kader membuatnya tak gampang goyah. Kader-kader PKS cenderung patuh terhadap instruksi partai. Oleh karena itu, pada Pilgub Kaltim 2024 nanti, Hadi berisiko kehilangan sebagian suara yang dahulu mendukungnya bersama Isran Noor.
Meskipun begitu, Budiman menilai bahwa Isran-Hadi memiliki investasi sosial di masyarakat. Selain kinerja sebagai pertahana, mereka kerap menghadiri kegiatan komunitas dan paguyuban. Faktor itu dapat menjaga suara mereka tidak jomplang jika ikut serta di pilkada serentak.
Pilgub Kaltim pun disebut sebagai penentu. Mesin partai PKS yang mendukung Rudy-Seno atau figuritas Isran-Hadi yang akan unggul? (*)