kaltimkece.id Sejumlah persiapan menyambut perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Bumi Etam tengah dikerjakan Pemprov Kaltim dan Universitas Mulawarman. Di antaranya, meningkatan kualitas sumber daya manusia. Upaya ini dilakukan agar masyarakat lokal memiliki daya saing yang tinggi.
Jumat, 7 Januari 2021, Ikatan Alumni Fakultas Kehutanan Unmul mengadakan diskusi bertajuk ‘Kesiapan Kaltim Menghadapi Ibu Kota Negara’ secara daring dan luring di Samarinda. Acara ini adalah rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional ke-VIII Ikatan Alumni Fahutan Unmul.
Dalam kegiatan berformat webinar ini, dihadiri sejumlah pejabat Unmul hingga publik. Empat di antaranya adalah ahli kehutanan, Rustam Fahmi; Dekan Fahutan, Prof Rudianto Amirta; Rektor Unmul, Prof Masjaya; dan Sekertaris Daerah Provinsi Kaltim, Muhammad Sa’bani yang mewakili Gubernur Isran Noor.
_____________________________________________________PARIWARA
Membuka diskusi, Sa’bani menjelaskan tentang beberapa persiapan daerah menjelang pembangunan IKN. Pertama, sejak Presiden Joko Widodo menetapkan Kaltim sebagai IKN pada 26 Agustus 2019, Pemprov Kaltim melakukan perbaikan sejumlah peraturan daerah. Beberapa perda di antaranya yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kaltim, dan mengintegrasikan perda penataan ruang laut atau RZWP3K dengan RTRW Kaltim. Revisi peraturan dilakukan untuk menyelaraskan beleid pembangunan daerah dengan Rencana Pembangunan Janga Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
“Ini (RPJMN) salah satu payung hukum regulasi IKN yang disiapkan pemerintah pusat sembari menunggu RUU IKN,” jelas Sa’bani.
Selain itu, sambung dia, pemerintah daerah sedang menggencarkan pembangunan infrastruktur strategis yang mendukung konektivitas antar daerah. Berdasarkan catatan kaltimkece.id, proyek yang di maksud Sa’bani itu adalah Bendungan Sepaku-Semoi di PPU, Tol Balikpapan-Samarinda, dan Jembatan Pulau Balang. Tapi, kata Sa’bani, proyek fisik hanya satu sisi mata koin saja. Peningkatan kapasitas dan kuantitas sumber daya manusia lokal yang berdaya saing, juga diperlukan menyambut IKN.
“Kompetisi SDM akan semakin cepat dan pesaingnya tidak hanya dengan sesama tapi dengan teknologi yang dibuat manusia itu sendiri. Jangan sampai, kita menjadi penonton saja,” kata alumnus Fahutan 1980 ini.
Untuk mencapai ambisi tersebut, beber Saba’ni, Pemprov melakukan berbagai upaya seperti peningkatan kualitas Institut Teknologi Kalimantan dan Unmul. Kualitas pendidikan dua kampus di Kaltim itu didorong setara dengan berbagai perguruan tinggi di Jawa.
Yang Diharpkan dari Fahutan
Rektor Unmul, Prof Masjaya, mengamini pernyataan Saba’ni soal peningkatan kualitas SDM. Menurut Rektor, pihaknya menggecarkan peningkatan kualitas di setiap program studi dan fakultas sejak Unmul berdiri pada 1962. Fakultas Kehutanan (Fahutan), salah satunya.
Sebagai fakultas unggulan di kampus Gunung Kelua, Fahutan memiliki dosen bergelar profesor atau guru besar terbanyak. Pola ilmiah pokok (PIP) atau tema pokok Unmul berdasar hutan tropika basah dan lingkungannya, merupakan bagian dari studi kehutanan.
_____________________________________________________PARIWARA
Kendati demikian, Prof Masjaya menyayangkan, sederet prestasi tersebut belum diimbangi dengan pemeringkatan Fahutan, yang belum mencapai akreditasi unggulan yakni A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Ia sampai heran melihat masalah ini.
“Padahal, dari berbagai aspek, sesungguhnya Fahutan sudah A dibandingkan prodi dan fakultas lain,” ucapnya.Dia menduga, hal ini terjadi karena Fahutan belum memiliki kelas internasional alias belum ada mahasiswa internasional yang berkuliah di fakultas tersebut.
Pemerintah pusat disebut memberi lahan sekitar 2000 hektare untuk Unmul di lokasi IKN yang baru atau 20 kilometer dari titik nolnya. Melalui Munas Ikatan Alumni Fahutan, Prof Masjaya berharap, siapapun yang terpilih menjadi ketua Ikatan Alumni Fahutan yang baru, bisa membantu pengembangan universitas.
“Kami mau Unmul yang berada di sana (IKN). Jadi, tentu harus ada dukungan alumni. Mudah-mudahan, ini bisa menjadi perhatian bersama,” kuncinya. (*)
Editor: Surya Aditya