kaltimkece.id Dinas Pariwisata Kaltim kembali menggelar acara tahunan The East Borneo International Folklore Festival (EBIFF), pada 24-29 Juli 2025, di Samarinda. Gelaran EBIFF didedikasikan untuk memperkaya pemahaman dan apresiasi warisan budaya lintas peradaban. Seperti simponi, setiap budaya bersuara berbeda namun berpadu indah menjadi perayaan keragaman yang saling menguatkan.

Tahun ini EBIFF mengusung tema "Symphony of The World in East Borneo", yang melambangkan Kaltim sebagai pusat kolaborasi lintas budaya menemukan ruang untuk hidup dan tumbuh. Acara ini menghadirkan harmoni tradisi dari berbagai bangsa dalam satu panggung.

Selama enam hari pelaksanaan, EBIFF akan dipusatkan di Samarinda yang akan dihadiri lima negara. Peserta yang telah mengonfirmasi kehadirannya, yaitu India dengan peserta 12 orang dari komunitas Priyanki Patel Dance Academy, serta Korea Selatan akan hadir 16 orang dari komunitas Choi Eunjung Dance Company.

Selain dari daratan Asia, beberapa negara di Benua Biru pun turut hadir, yakni Romania sebanyak 14 orang dari komunitas Song and Dance Ensamble "Silesianie"; Rusia dengan 25 orang dari komunitas National Folk Dance Ensemble Reovesniki, dan terakhir Polandia membawa 25 orang dari komunitas Ansamblul Folcloric Doinita.

Sementara dari Indonesia ada tujuh provinsi yang diundang, yaitu Bengkulu, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Untuk Kaltim sesuai rencana dihadiri 10 kabupaten/kota se-Kaltim. Mareka akan menampilkan tarian dari keraton, pesisir, dan pedalaman.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kaltim, Awang Khalik, mengatakan EBIFF 2025 menargetkan jumlah pengunjung sebanyak 10.200 orang selama lima hari festival. Target itu termasuk saat pembukaan, pameran unggulan ekraf, dan pentas seni internasional, hingga penutupan.

"Selama acara berlangsung, Dinas Pariwisata menargetkan perputaran uang hingga Rp18 miliar," ucap Khalik, pada Rabu, 11 Juni 2025 di Ruang WIEK, Diskominfo Kaltim, Samarinda.

Target pendapat sebesar Rp18 miliar, kata Khalik, dihitung dari akomodasi, hotel, restoran, transportasi, hingga belanja oleh-oleh. Target Rp18 miliar diketahui lebih tinggi dari pelaksanaan di EBIFF 2024, yakni Rp12 miliar.

Khalik memerinci bahwa kegiatan EBIFF juga memberdayakan usaha mikro, Kecil, dan menengah (UMKM) melalui pameran yang dilaksanakan selama dua hari, yakni 27-28 Juli 2025 di halaman parkir Gedung Olahraga Kadrie Oening dan Temindung Creative Hub, Samarinda.

Sedangkan untuk lokasi EBIFF selama enam hari digunakan tiga venue, yaitu untuk Pendopo Odah Etam, Kantor Gubernur Kaltim, untuk malam ramah tamah dan saling tukar cendera mata, termasuk lokasi finish kirab dan pertunjukan budaya.

Selanjutnya GOR Kadrie Oening untuk acara pembukaan, penutupan, dan pentas seni, serta Temindung Creative Hub untuk lokasi pentas seni, pameran, dan perlombaan. Selain itu, para peserta direncanakan mengunjungi beberapa sekolah di Samarinda, Ibu Kota Nusantara (IKN), serta Pantai Watu Balikpapan.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan EBIFF 2025, Irza Athallah Shavero, menjelaskan bahwa di EBIFF 2025 partisipan dari lima negara peserta akan mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 5 Samarinda, SMK 3 Samarinda, SMA 10 Samarinda, SMA 16 Samarinda, dan SMA 1 Samarinda. Setiap sekolah akan dikunjungi oleh satu negara partisipan EBIFF.

"Dari kunjungan tersebut, para siswa bisa berinteraksi seputar negara yang melakukan kunjungan. Contohnya, bagaimana cara jika ingin melanjutkan pendidikan ke negara tersebut," tutur Vero---sapaan akrab Irza Athallah Shavero.

Jika dibandingkan dengan EBIFF 2024, ada delapan negara yang berpartisipasi, yaitu Jepang, Polandia, Amerika Serikat, Korea Selatan, Meksiko, India, Turki, dan Bulgaria. Tahun ini jumlah negara peserta berkurang menjadi lima negara.

"Berkurangnya negara peserta tidak lepas dari efisiensi yang saat ini tengah dilakukan pemerintah," jelas Vero. (*)