• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • WARTA
  • RAGAM
  • Makna Gibran Bagi-Bagi Buku Bersampul Mirip Dirinya sedang Menggendong Anak

WARTA

Makna Gibran Bagi-Bagi Buku Bersampul Mirip Dirinya sedang Menggendong Anak

Di tengah lawatannya ke Samarinda, Wapres Gibran membagikan buku bersampul mirip dirinya yang memicu interpretasi bermacam-macam. Apa makna di baliknya?
Oleh Muhammad Al Fatih
13 Februari 2025 05:00
ยท
0 menit baca.
Momen Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat membagi-bagikan buku di depan proyek Terowongan Selili, Samarinda, Rabu, 12 Februari 2025. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID
Momen Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat membagi-bagikan buku di depan proyek Terowongan Selili, Samarinda, Rabu, 12 Februari 2025. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

kaltimkece.id Nanda Putri tersenyum semringah memamerkan buku di tangannya. Gadis berusia sembilan tahun itu baru saja mendapatkan buku dan alat tulis dari kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat meninjau proyek Terowongan Selili.

Sebelum bertolak menuju Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Gibran membagi-bagikan buku kepada kerumunan pelajar yang telah menunggunya. Nanda merasa beruntung menjadi salah satu yang mendapatkan buku tersebut.

"Senang bisa dapat buku, nanti saya pakai untuk belajar," ungkap Nanda.

Rabu, 12 Februari 2025, di hari yang sama, Gibran menyambangi Samarinda selepas menghadiri festival Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat. Mendarat di Samarinda pada pukul satu siang, Gibran mengunjungi tiga lokasi. 

Ketiga lokasi tersebut adalah Puskesmas Remaja, Stadion Segiri, serta proyek Terowongan Selili. Dari semua lokasi tersebut, Gibran selalu membagi-bagikan buku tulis bersampul ilustrasi kartun dirinya kepada masyarakat. Pantauan kaltimkece.id, terdapat dua boks air mineral berisi buku di tiap pembagian tersebut.

Aktivitas bagi-bagi buku dan alat tulis ini bukan kali pertama dilakoni Gibran. Sebelumnya, mantan wali kota Solo itu juga membagi-bagikan buku pada lawatannya ke SDN Margorejo VI Surabaya pada Juni 2024. Saat itu, ia bersama Presiden Prabowo Subianto telah resmi terpilih namun belum dilantik.

Nanda Putri (paling kiri), siswa kelas tiga SD yang mendapatkan pembagian buku tulis dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Nanda Putri (paling kiri), siswa kelas tiga SD yang mendapatkan pembagian buku tulis dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Kegiatan berbagi buku dan alat tulis ia lanjutkan sejak dilantik pada Oktober 2024. November, misalnya ia membagi-bagikan buku dan alat tulis kepada anak-anak di Makassar, Sulawesi Selatan. Kegiatan serupa berlanjut pada Desember di Bandung dan Semarang.

Selain berbagi buku dan alat tulis, Gibran juga kerap membagi-bagikan susu. Kegiatan itu biasanya ia lakukan saat mengunjungi pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah. Seperti saat ia mengunjungi beberapa sekolah dasar di Jakarta pada akhir 2024.

Dosen Psikologi Universitas Mulawarman, Ayunda Ramadhani, menyebutkan bahwa pada dasarnya kegiatan berbagi Gibran kepada anak-anak secara umum positif. Apalagi, jika buku dan alat tulis itu berguna bagi kegiatan belajar anak-anak di sekolah.

"Anak-anak akan menganggap itu hadiah dan merasa dirinya diperhatikan oleh pejabat publik, dalam hal ini (Gibran sebagai) wakil presiden," sebutnya.

Meskipun begitu, psikolog Unit Pelayanan Terpadu Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Samarinda itu juga menyoroti sampul buku yang berisi ilustrasi kartun wajah Gibran.

"Kenapa enggak yang gambarnya netral saja? Kenapa mesti ada wajahnya?" tanyanya heran.

Tampak sampul buku yang dibagikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming dalam lawatannya ke Samarinda. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Tampak sampul buku yang dibagikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming dalam lawatannya ke Samarinda. FOTO: M AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Ayunda mengaku tak ingin berasumsi banyak mengenai pemberian buku tersebut. Di satu sisi, upaya itu dapat dilihat sebagai upaya Gibran mengenalkan dirinya kepada masyarakat. Namun, itu juga dapat menimbulkan ekspektasi tertentu dari kunjungan pejabat negara ke daerah.

"Kalau ketemu pejabat negara, bisa-bisa ekspetasinya bakal selalu dikasih hadiah," ujarnya.

Wapres Gibran, sebut Ayunda, seharusnya juga menyadari bahwa momen kampanye politik telah lewat dan dirinya telah menjabat. Akan lebih bermanfaat apabila Gibran fokus kepada kebijakan yang bermanfaat langsung kepada anak-anak. Bukan sekadar berbagi-bagi di tiap kunjungan.

"Apalagi jika kegiatan itu sampai mengumpulkan anak-anak di jalan panas-panasan atau hujan-hujanan. Itu bisa berujung pada bentuk eksploitasi," tegasnya.

Pengamat politik dari Universitas Mulawarman, Syaiful Bachtiar menyebutkan, kegiatan Gibran Rakabuming serupa dengan yang dilakukan ayahnya, mantan Presiden Joko Widodo. Jokowi kerap membagi-bagikan sepeda saat lawatannya ke daerah. Termasuk saat membagi-bagikan bantuan sosial jelang pemilu.

"Secara prinsip bagus saja namun perlu didalami motif pemberian tersebut," ucapnya.

Syaiful mengingatkan, jangan sampai momen pembagian tersebut dianggap sebagai pemberian pribadi. Padahal, tentu ada anggaran yang dikeluarkan dari pembagian buku maupun susu di tiap kunjungan Gibran.

"Jangan sampai malah jadi kampanye jangka panjang menuju 2029. Itu penyalahgunaan anggaran negara," tegasnya.

Apalagi, ketika buku yang diberikan terdapat sampul wajah Gibran tanpa menyertakan statusnya sebagai pejabat negara. Mantan Komisioner Bawaslu Kaltim tersebut menilai ada upaya Gibran mencitrakan diri sebagai pribadi yang senang memberi.

Masyarakat ekonomi menengah ke bawah, termasuk anak-anak sebutnya rentan menjadi korban eksploitasi politik. Bukannya menangani ketimpangan ekonomi secara sistematis, Syaiful menilai kemiskinan justru "dipelihara" agar masyarakat lebih mudah diiming-imingi.

Salah satu contoh konkrit adalah program makan bergizi gratis. Ia mengkritisi pembiayaan besar program utama Prabowo-Gibran tersebut yang justru memangkas anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan dalam jumlah yang cukup besar.

"Ibaratnya masyarakat diberikan permen, padahal permen itu akan membuat giginya berlubang," pungkasnya. (*)

Editor : Cony Harseno
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau
  • Pariwara DPMD Kutai Kartanegara

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.