• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • WARTA
  • RAGAM
  • Samarinda dalam Bingkai Grafis

WARTA

Samarinda dalam Bingkai Grafis

Karya-karya ini dibuat oleh seniman-seniman lokal. Menampilkan Samarinda dalam potret ilustrasi. Ada hantu suluh yang menjadi legenda kota.
Oleh Muhammad Al Fatih
1 Juni 2023 05:08
ยท
4 menit baca.
Joni Gondrong memperlihatkan karya-karyanya yang tampil di pameran Samarinda dalam Grafis. FOTO: MUHAMMAD AL FATIH-KALTIMKECE.ID
Joni Gondrong memperlihatkan karya-karyanya yang tampil di pameran Samarinda dalam Grafis. FOTO: MUHAMMAD AL FATIH-KALTIMKECE.ID

kaltimkece.id Suasana lobi Hotel Midtown Samarinda riuh pada Rabu, 31 Mei 2023. Para pengunjung hotel berantusias menyaksikan pameran sejumlah grafis yang menginterpretasikan aktivitas dan kebiasan warga Samarinda. Diselenggarakan Samarinda Design Hub, grafis-grafis ini dibuat oleh belasan ilustrator dan desainer.

Hasbi Yahya adalah salah seorang ilustrator yang berpartisipasi dalam pameran tersebut. Kepada kaltimkece.id, ia bercerita, grafis-grafis yang dibuatnya bertemakan musik lokal. Persisnya, ia menggambar ilustrasi musisi-musisi muda di Samarinda seperti Rio Satrio, Davy Jones, Paws Letter, hingga Red Cherry.

“Saya membuat ilustrasi ini sebagai bentuk penghormatan dan rasa kagum terhadap musik Samarinda,” kata lulusan Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman, ini.

Rama Dana bersama dua grafisnya yang bernama Susan dan Betty. FOTO: MUHAMMAD AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Rama Dana, ilustrator lainnya, punya tema berbeda dalam grafisnya. Ia menggambar dua orang yang pernah dijumpainya di Samarinda. Kedua orang yang diberi nama samaran Susan dan Betty ini disebut memiliki masalah kejiwaan. Walau demikian, mereka disenangi warga kota karena dinilai ramah dan menghibur. “Mereka sudah saya temui sejak saya kecil,” ucap Dana.

Susan dan Betty disebut memiliki kebiasaan yang khas. Susan, sebut Dana, kerap mengamen di sejumlah tempat dengan menggunakan wig yang warnanya mencolok. Ia pun rutin mengganti rambut palsunya. Adapun Betty sering menutupi kepalanya dengan kantong plastik dan bermain dengan mainan buatannya sendiri. Meski sudah tidak muda lagi, Betty disebut masih kerap membuat mainan dengan bahan-bahan sederhana.

Dana menjelaskan, karya yang dibuatnya tidak bermaksud melanggengkan stereotipe mengenai orang gangguan jiwa (ODGJ). Ia membuat grafis Susan dan Betty untuk memotret kaum marginal yang kerap terpinggirkan. Menurutnya, Susan dan Betty pantas diberi penghargaan. “Sebagian orang-orang Samarinda pasti pernah bertemu Susan dan Betty,” sebutnya.

Dana pun menjadi objek grafis yang turut dipamerankan pada hari itu. Karya tersebut dibuat oleh Denny Vernanda, mahasiswa Politeknik Samarinda. Ia menggambar Dana dengan didampingi Sena, koleganya di perusahaan bernama Jodi Paket yang bergerak di bidang industri kreatif.

“Sena dan Dana merupakan seniman mural yang cukup berjasa di Samarinda,” terang pria tersebut.

Sena dan Dana disebut pernah menggambar mural di sejumlah tempat di Samarinda seperti flyover, gedung-gedung tua, hingga tembok rumah kosong. Kegiatan-kegiatan ini membuat kedua orang itu dikenal banyak orang. Denny mengatakan, Sena dan Dana sering diminta menggambar mural di kafe dan warung makan.

Tema grafis yang diangkat ilustrator Joni Gondrong lain lagi. Ia melukis makhluk-makhluk mistis yang menjadi cerita rakyat Samarinda. Makhluk-makhluk tersebut, antara lain, kuyang, buaya putih, hantu banyu, dan hantu suluh. Sebelum menggambar, Joni lebih dulu mengumpulkan daftar makhluk-makhluk mistis yang paling populer.

“Tema horor jarang ada yang garap. Makanya, saya memilih tema ini,” terangnya. Ia menambahkan, membuat grafis bertemakan horor untuk bernostalgia dengan teman-temannya pada masa lalu. “Ikam pernah lihat kuyang, lah?” ucap Joni menirukan pertanyaannya kepada teman-teman kecilnya dulu.

Grafis-grafis yang dibuat Joni Gondrong mengusung tema horor. FOTO: MUHAMMAD AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Menurut pria yang pernah kuliah di Bandung itu, fenomena horor tak boleh diremehkan. Ia mengaku sempat mengikuti seminar di Yogyakarta. Seminar tersebut membahas Yokai, salah satu makhluk mistis di Jepang. Dalam seminar tersebut, cerita Joni, dijelaskan bahwa mitos hantu dikembangkan di Jepang untuk menjadi polisi moral bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu, ia menganggap, cerita makhluk-makhluk mistis di Indonesia termasuk Samarinda juga sebagai polisi moral.

“Hantu banyu, misalnya, merupakan nasihat orang tua agar tidak bermain di sungai pada malam hari,” ujarnya.

Ada beberapa kategori makhluk mistis dalam karya-karya ilustrasi yang dibuat Joni. Pertama adalah lykánthropos atau manusia jadi-jadian diilustrasikan sebagai buaya putih. Kemudian witchcraft atau penyihir yang memakai ilmunya untuk memperpanjang umur dan awet muda yang diilustrasikan memlalui kuyang. Ada juga hantu banyu. Makhlus mistis ini disebut mendiami wilayah tertentu atau biasa disebut ‘penunggu’.

Bagi Joni, mitos erat kaitannya dengan budaya dan geografis di suatu wilayah. Naga, contohnya, kerap disebut menjadi penunggu sungai, termasuk sungai di Samarinda. Joni berharap, karya-karyanya dapat membawa dunia visual Samarinda ke level yang lebih tinggi. “Desain dan ilustrasi bukan hanya objek tapi juga bisa jadi subjek,” ujarnya.

Pameran grafis tersebut berlangsung selama tiga hari sejak Selasa, 29 Mei 2023. Kepada kaltimkece.id, salah seorang anggota Samarinda Design Hub, Tria Pahlevy, menjelaskan, acara tersebut adalah kali kedua digelar timnya. Pameran sebelumnya diadakan pada Agustus 2022 di studio Samarinda Design Hub.

“Dalam acara kali ini, kami berkolaborasi dengan Hotel Midtown sebagai fasilitator,” jelasnya. Tria menerangkan, kedua pameran tersebut bertujuan memperkenalkan berbagai sisi Samarinda melalui ilustrasi. Dalam acara tahun ini terdapat beberapa desainer dan ilustrator baru yang diajak untuk berkolaborasi.

Deny Reza Pahlevy, Public Relation Officer Hotel Midtown Samarinda. FOTO: MUHAMMAD AL FATIH-KALTIMKECE.ID

Deny Reza Pahlevy, Public Relation Officer Hotel Midtown Samarinda, mengatakan, pameran grafis ini merupakan bagian dari tema local discovery yang digalakkan hotelnya. Menurut Hotel Midtown, Samarinda Design Hub merupakan mitra yang ideal untuk bekerja sama.

Reza berharap, pameran ini dapat meningkatkan pariwisata di Samarinda. Apalagi, sebagian besar tamu Hotel Midtown berasal dari luar kota. Melalui karya grafis, para tamu hotel bisa melihat Samarinda. “Apabila pariwisata naik maka hotel akan diuntungkan. Seniman-seniman di pameran ini juga diuntungkan karena banyak orang yang semakin tahu tentang karya mereka,” tutupnya. (*)

Editor : Surya Aditya
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.