kaltimkece.id Pagi di pelataran Sekretariat Ikatan Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (IKA Fahutan Unmul), Samarinda, tampak riuh. Para peserta Musyawarah Nasional VIII IKA Fahutan Unmul saling berbalas tepuk tangan dan siul ketika Master of Ceremony, Eddelwys Ivone, membacakan nama-nama calon ketua. Suasana baru tenang saat perempuan berhijab itu meminta para rimbawan mendengarkan dengan seksama.
Kamis pagi, 6 Januari 2022, Ivone tengah memoderatori jalannya rangkaian acara pemilihan ketua IKA Fahutan Unmul. Dalam paparannya, ia menyebutkan tiga nama calon ketua periode 2022-2025. Calon pertama adalah Zainal, 44 tahun, alumnus Fahutan angkatan 1995. Zainal disebut sedang menjabat Kepala Seksi Perbenihan Tanaman Hutan, Dinas Kehutanan Kaltim.
Calon kedua adalah Sarkowy V Zahry. Politikus Partai Golongan Karya itu alumnus Fahutan angkatan 1993 dan anggota Komisi III DPRD Kaltim. Calon yang terakhir, Hassanuddin Mas’ud, juga politikus Partai Golkar. Kakak kandung anggota DPR-RI, Rudy Mas’ud, ini alumnus Fahutan 1992. Saat ini, Hassanuddin menjabat ketua Komisi III DPRD Kaltim.
“Tiga orang ini adalah alumni yang sukses di bidang masing-masing. Mudah-mudahan, saat pemilihan nanti, kami bisa mendapatkan ketua yang terbaik,” ucap salah seorang panitia Munas VIII IKA Fahutan Unmul, Bondan P Hardono.
_____________________________________________________PARIWARA
Rangkaian pesta demokrasi ini dimulai dengan penyampaian visi dan misi para calon secara terbuka. Dalam kegiatan ini, hanya Zainal dan Sarkowy V Zahry yang hadir. Hassan, panggilan Hassanuddin Mas’ud, berhalangan hadir namun diwakili juru bicaranya, Saut Marisi Purba.
Kepada kaltimkece.id, Ucok, sapaan Saut Marisi Purba, menjelaskan bahwa Hassan tidak bisa hadiri karena berada di luar kota. “Saat ini, dia di Jakarta. Jadi, saya mewakili beliau sebagai tim sukses,” jelas alumni Fahutan 1992 ini.
Dalam pemaparannya, visi dari Zainal bertajuk ‘Mewujudkan IKA Fahutan sebagai Rumah Bersama’. Ada tiga misinya mewujudkan cita-cita tersebut ketika terpilih kelak. Dua di antaranya menjaga tradisi keakraban dan menjadikan organisasi yang independen serta kritis. Kemudian, mendorong alumni menampilkan produk dan hasil riset yang berdampak terhadap masyarakat. Menurut Zainal, IKA harus menjadi wadah silaturahmi yang mampu mengayomi setiap alumni Fahutan.
“Jadi, ketika ada alumni sedang kesusahan, IKA harus menggunakan segala daya dan upayanya membantu alumni tersebut,” paparnya.
Adapun visi Sarkowy V Zahry, berjudul ‘IKA Fahutan sebagai Solusi’. Sarkowy melihat, organisasi tersebut menghadapi banyak persoalan seperti dinamika keorganisasian. Ia mengaku sudah menyusun lima misi dan 15 program kerja untuk memajukan IKA Fahutan. Beberapa di antaranya adalah pembaharuan data alumni, mengintensifkan malam keakraban, dan mengintensifkan program magang alumni. Selain itu, memberikan beasiswa bagi para mahasiswa dan alumni Fahutan yang tidak mampu. Termasuk memperbesar gedung Sekretariat IKA Fahutan di Gunung Kelua, juga bakal dilakukannya. Sarkowy juga akan memperluas jejaring alumni dari skala nasional ke internasional.
“Kami akan bentuk cabang-cabang IKA Fahutan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” janjinya.
Setelah pemaparan Sarkowy, giliran Ucok membacakan visi milik Hassan. Hassan disebut mengusung visi bertajuk ‘Terwujudnya IKA Fahutan sebagai Organisasi yang Maju dan Bermanfaat bagi Banyak Pihak”. Hassan menyusun lima misi untuk mencapai visi tersebut. Di antaranya, memperkuat kekeluargaan dan kebersamaan alumni, serta meningkatkan peran IKA Fahutan dalam kegiatan kehutanan.
Selain itu, meningkatkan kerja sama dengan civitas akademik untuk mendukung tri darma perguruan tinggi, serta mewujudkan IKA Fahutan sebagai wadah pengembangan diri dan karier. Bagi Hassan, organisasi tersebut harus mempermudah tamatan Fahutan mencari kerja. IKA juga harus menjadi sumber pengembangan jejaring usaha.
“Jadikan Ika Fahutan Unmul ini sebagai tempat untuk berteduh. Tempat kita mengadu kalau ada masalah,” papar Ucok mewakili Hassan kepada para peserta Munas.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Voting Jadi Opsi Terakhir
Ketua panitia Munas VIII IKA Fahutan Unmul, Dwiyanto Purnomosidhi, menyebut, sedikitnya ada 714 alumni yang saat ini terdaftar memiliki hak suara. Jumlah ini diklaim yang terbanyak selama delapan tahun pelaksanaan munas. Sebenarnya, sebagai salah satu fakultas terbesar dan tertua di Unmul, alumni Fahutan mencapai ribuan. Mereka tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Dwiyanto menjelaskan, pemilihan ketua Fahutan Unmul menggunakan metode hybrid yakni secara luring dan daring. Skema musyawarah dan mufakat akan ditempuh terlebih dahulu sebelum tahap pemungutan suara. Voting disebut menjadi opsi terakhir memilih ketua IKA Fahutan Unmul.
“Kami berharap, bisa memperoleh ketua secara musyawarah mufakat agar tidak ada friksi atau deadlock ketika voting,” terangnya.
Ada beberapa agenda yang harus dilaksanakan para calon dan peserta Munas sebelum pemilihan ketua yang dilangsungkan pada Sabtu, 8 Januari 2022. Sejak Kamis siang itu, sebut Dwiyanto, panitia melakukan simulasi pemilihan daring dan diskusi pra-Munas membahas materi yang akan dibawa ke forum. Pada Jumat, 7 Januari 2022, panitia mengadakan diskusi bertajuk ‘Kesiapan Kaltim Menghadapi Ibu Kota Negara’.
Dalam diskusi berformat webinar itu, sejumlah pejabat Unmul hingga publik akan datang. Di antaranya ahli kehutanan, Rustam Fahmi; dekan Fahutan, Prof Rudianto Amirta; Rektor Unmul, Prof Masjaya; hingga Gubernur Kaltim, Isran Noor. Dwiyanto berharap, Munas dapat berjalan lancar tanpa adanya masalah.
“Mudah-mudahan, Sabtu nanti, kami memperoleh ketua yang bisa menyatukan kita semua,” tutupnya. (*)
Editor: Surya Aditya