kaltimkece.id Kecelakaan maut terjadi di Jalan Mulawarman, Kelurahan Pelabuhan, Samarinda Kota, Senin, 17 Januari 2022, sekira pukul 03.45 Wita. Sebuah mobil berpenggerak empat roda menabrak sebuah angkot yang tengah terpakir. Sopir angkot tersebut tewas di tempat.
Kepada kaltimkece.id, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas, Satuan Lalu Lintas, Kepolisian Resor Kota Samarinda, Inspektur Polisi Dua Henny Merdekawati, menceritakan kronoligi kecelakaan. Mobil putih bernomor polisi KT 8043 NI tersebut dikemudikan Asman Jumriansyah, 29 tahun. Ia datang dari Samarinda Central Plaza menuju simpang empat Pos Polisi Mulawarman.
_____________________________________________________PARIWARA
Setiba di Jalan Mulawarman, entah apa sebabnya, mobil yang dikemudikan Asman tiba-tiba oleng ke kiri. Pria yang tinggal di Kelurahan Makroman, Sambutan, Samarinda, itu disebut sudah berusaha membanting setirnya ke kanan. Akan tetapi, kendaraannya yang sudah dekat dengan angkot oranye bernopol KT 1386 BU membuat kecelakaan tak bisa dihindarkan.
“Mobil KT 8034 NI membentur bodi belakang angkot KT 1386 BU yang terpakir di pinggir jalan,” kata Ipda Henny Merdekawati.
Di dalam angkot, kata Henny, ada seorang pria bernama Muhammad Halim, 66 tahun. Halim adalah sopir angkot itu. Ia dipastikan meninggal dunia setelah angkotnya ditabrak. “Sebelum kecelakaan, korban sedang tidur di kursi penumpang di angkot,” jelasnya.
Polisi telah mengamankan Asman dan mobilnya. Akan tetapi, polisi belum mengetahui penyebab kecelakaan ini karena masih dalam penyelidikan. “Kami masih mencari saksi serta alat bukti yang lain,” sebut Henny.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Wenky, 24 tahun, adalah orang yang berada dekat dengan lokasi kecelakaan. Sebelum kecelakaan terjadi, Wenky melihat, mobil yang dikemudikan Asman berjalan sangat laju. Sampai-sampai, tabrakan antara mobil Asman dengan angkot menimbulkan suara yang sangat nyaring. “Mobil putih itu sampai menambrak ruko,” beber Wenky kepada media ini.
Rekan Halim, Abdom Tarihotan mengatakan, angkot yang ditabrak itu bukan milik Halim. Halim hanya ditugaskan oleh seseorang mengoperasikan angkot tersebut. Penghasilannya sebagai sopir angkot hanya Rp 15–25 ribu per hari. Halim juga disebut tinggal di angkot tersebut.
“Sudah dua tahun, dia tidur di angkot. Semenjak pandemi Covid-19, dia tidak ada tempat tinggal,” ucap Abdon. (*)
Editor: Surya Aditya