kaltimkece.id Pemerintah daerah tengah menormalisasi Sungai Karang Mumus di Samarinda. Sampah-sampah dibersihkan dan pohon-pohon ditanami di sekitaran sungai yang memiliki panjang 17,904 kilometer itu. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi banjir yang sering melanda permukiman di dekat sungai.
Selasa, 11 Januari 2022, Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, menyusuri Sungai Karang Mumus menggunakan perahu bermesin untuk melihat progres normalisasi. Ia ditemani sejumlah petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR dan Pera) Kaltim, Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan, TNI, Polri, hingga penggiat lingkungan
Setelah susur sungai selesai, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bertajuk Rembuk Kota di Perumahan Griya Mukti Sejahtera, Kelurahan Gunung Lingai, Sungai Pinang. Temanya tentang penataan dan penghijauan pascanormalisasi. Ada beberapa pembahasannya. Di antaranya mengoptimalkan ruang-ruang terbuka dan menjadikan Sungai Karang Mumus sebagai ikon kota serta bermanfaat untuk sumber kehidupan.
_____________________________________________________PARIWARA
Kepada kaltimkece.id, Wawali Rusmadi mengatakan, pemda tengah berupaya menghijaukan daerah-daerah terbuka. Ini dilakukan untuk mengatasi banjir. Dia pun menyatakan, normalisasi berjalan lancar. “Sungai hari ini sudah semakin bersih. Mudah-mudahan, tidak ada sampah lagi. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak, terutama warga,” ucapnya.
Berdasarkan data Dinas PUPR dan Pera Kaltim, pada anggaran 2021, progres normalisasi Sungai Karang Mumus mencapai 56,34 persen dari panjang sungai. Dengan demikian, normalisasi Sungai Karang Mumus sudah berjalan sepanjang 10.087 meter.
Kepala Dinas PUPR dan Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, mengatakan, mengatasi masalah banjir merupakan prioritas Pemprov Kaltim. Dia pun mengklaim, normalisasi di Sungai Karang Mumus dan Sungai Karang Asam Besar sudah memberikan dampak positif terhadap masalah banjir. Dari luasan banjir sebelum normaliasi sekitar 700 hektare, kata Fitra Firnanda, kini jumlahnya menyusut menjadi sekitar 300 hektare.
“Dan itu sudah dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat,” klaim Fitra Firnanda kepada kaltimkece.id.
Pada tahun ini, ada lima segmen normalisasi Dinas PUPR dan Pera Kaltim di Sungai Karang Mumus. Kelimanya memiliki panjang 3.332 meter. Perinciannya, segmen pertama di Jembatan Lambung Mangkurat sampai Jembatan Agus Salim dengan panjang 192,5 meter. Segmen kedua dari Jembatan Agus Salim sampai Jembatan Perniagaan sepanjang 405 meter. Berikutnya, dari Jembatan Perniagaan sampai Jembatan Nibung sepanjang 642,7 meter. Segmen keempat dari Jembatan Nibung sampai Jembatan Ruhui Rahayu sepanjang 371,4 meter. Segmen yang terakhir dari Jembatan Lempake sampai Jembatan Kayu Pompes Hidayatullah sepanjang 1.720,4 meter.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Fitra Firnanda menjelaskan, ada sejumlah masalah yang menghambat pelaksanaan normalisasi Sungai Karang Mumus. Satu di antaranya terdapat bangunan di badan sungai. Selain itu, masih ada lahan yang belum dibebaskan. Meski demikian, dia memastikan, normalisasi tidak bakal berhenti. “Walaupun belum 100 persen, tapi kami terus melanjutkan,” jelas Kadis PUPR Kaltim.
Selain membersihkan sampah, normalisasi dilakukan dengan menanam pohon. Ada delapan titik lokasi penanaman pohon di Sungai Karang Mumus. Empat titik di antaranya berada di Jembatan Gelatik-Jembatan PM Noor, dua titik di Jembatan PM Noor-Jembatan Griya Mukti, dan sisanya di Jembatan Griya Mukti-Jembatan Lempake Tepian. (*)
Editor: Surya Aditya