kaltimkece.id Fasilitas kesehatan di Samarinda bertambah lagi. Kamis, 9 September 2021, Rumah Sakit Ibu dan Anak Jimmy Medika Borneo (RSIA JMB) Samarinda mulai beroperasi. Dalam grand opening, Wali Kota Samarinda Andi Harun meresmikan rumah sakit tersebut.
RSIA JMB adalah rumah sakit tipe C yang dikelola PT Jimmy Bhakti Borneo, yang juga menaungi Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Wiyata Husada Samarinda. PT Jimmy Bhakti Borneo sebelumnya mengakuisisi RSIA Thaha Bakrie yang berlokasi di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Pelabuhan, Samarinda Ilir.
Menurut Direktur RSIA JMB Samarinda, dr Taufiqurachman, bangunan rumah sakit terdiri dari tiga lantai ditambah satu lantai yang siap dibangun. Luas lahan rumah sakit 1.148 meter persegi. Pelayanannya dibagi menjadi kelas satu, dua, tiga, dengan ruangan VIP dan VVIP. Sebanyak 28 dokter spesialis bergabung di rumah sakit swasta tersebut.
RSIA JMB memiliki 27 tempat tidur rawat inap. Sementara tenaga kesehatannya terdiri dari dokter umum, dan dokter gigi. Khusus dokter spesialis, ada spesialis kandungan, anak, bedah umum, bedah tumor, bedah tulang, THT, penyakit dalam, dan jantung.
“Kami berharap, dapat bersinergi dengan instansi dan masyarakat untuk memajukan kesehatan di Samarinda. Mohon restu agar kami bisa menjalankan, tentunya dengan mengutamakan keselamatan pasien," jelas dr Taufiqurachman dalam grand opening.
Fasilitas rumah sakit, sambungnya, terdiri dari unit gawat darurat, poliklinik rawat jalan, rawat inap, fasilitas operasi, ruang bersalin, fisioterapi, laboratorium, dan farmasi. RSIA JMB berencana mengembangkan layanan unggulan ke arah onkologi. Dalam waktu dekat pula, RSIA JMB membuka kerja sama dengan asuransi umum dan BPJS agar dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, berharap agar rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat. Khususnya, kepada ibu masa kehamilan dan pasca persalinan. Keberadaan rumah sakit disebut sangat penting terutama untuk menekan kematian ibu dan anak.
“Di Samarinda, angka kematian ibu dan anak belum bisa dikatakan turun," tutup Andi Harun. (*)
Editor: Fel GM