• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • WARTA
  • SAMARINDA
  • Misteri 13 Hari Terakhir Perempuan yang Ditemukan Meninggal di Gudang Apotek

WARTA

Misteri 13 Hari Terakhir Perempuan yang Ditemukan Meninggal di Gudang Apotek

Dari rumah sakit jiwa daerah, ia diketahui berjalan kaki sejauh 900 meter menuju apotek. Diduga masih hidup selama 13 hari sebelum meninggal karena lemas.
Oleh Giarti Ibnu Lestari
23 Maret 2024 09:00
ยท
9 menit baca.

kaltimkece.id Berboncengan di atas sepeda motor, BR, 55 tahun, berangkat dari kediamannya di Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Palaran, Samarinda, bersama suaminya yaitu MP. Rabu pukul 09.00 Wita pada 31 Januari 2024, pasangan suami istri tersebut menuju Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda di Jalan Kakap, Sungai Dama, Samarinda Ilir.

BR menjalani kontrol rutin di fasilitas kesehatan tersebut. Tepat pukul 12 siang, BR dan MP menunggu antrean mengambil obat di loket rumah sakit. BR tiba-tiba mengaku haus kepada suaminya. Perempuan yang merupakan pegawai negeri sipil itu meminta suaminya membeli minum. MP kemudian pergi membeli air mineral masih di area rumah sakit.

"Setelah kembali, suaminya tak menemukan istrinya di kursi yang mereka duduki tadi," tutur Lusiana Yusuf, sepupu BR, kepada kaltimkece.id, Rabu, 20 Maret 2024, di Markas Kepolisian Sektor Kota Samarinda Kota. 

MP kemudian mencari ke sepenjuru rumah sakit. Akan tetapi, istrinya yang mengenakan baju berwarna cokelat dengan loreng putih dan celana panjang hitam tidak juga ditemukan. MP juga pergi ke area parkir sepeda motor. Helm berwarna pink milik BR di atas jok sudah tidak ada. MP sekali lagi mengelilingi rumah sakit dan terus menelepon istrinya.

"Masih tersambung namun tidak diangkat," terang Lusiana Yusuf.

Menurut penelusuran kepolisian, BR diketahui meninggalkan rumah sakit menuju sebuah apotek di Jalan Pangeran Hidayatullah, Samarinda. Kedua tempat itu jaraknya sekitar 900 meter. Dari rekaman kamera pengawas di jalan, petugas memastikan, BR pergi ke apotek dengan berjalan kaki.

Tujuan BR datang ke apotek itu masih buram. Petunjuknya sangat minim. Berdasarkan daftar pasien, orang yang mengambil obat, maupun data BPJS kesehatan yang diperiksa kepolisian, BR tidak memiliki hubungan apa-apa dengan apotek tersebut. Hanya satu kemiripan antara loket di RSJD dengan apotek. Keduanya sama-sama tempat mengantre resep obat.

Masih menurut penelusuran petugas, BR diketahui masuk ke Apotek Kimia Farma. Seorang karyawan apotek mengaku melihat BR menuju ke ruangan racik obat pada Rabu siang, 31 Januari 2024. Perempuan itu ditegur seorang karyawan. BR hanya menunjukkan tas plastik berwarna hitam.

Karyawan tersebut mengira, BR hendak membuang sampah. Ia diarahkan ke tong sampah di depan atau di belakang. BR kemudian menuju pintu belakang ke area taman. BR mencuci tangan di situ kemudian tidak terlihat lagi. Tak lama kemudian, karyawan yang bertugas di depan apotek ingin buang air kecil. Ia kesulitan masuk kamar mandi karena ada orang di dalam. Karyawan tersebut lantas meminjam kamar mandi dokter.

Pada waktu salat, karyawan tersebut pergi ke musala dan menemukan tas plastik yang dibawa BR. Isinya adalah sisa makanan ringan. Karyawan tersebut membuang kresek itu karena dikira sampah. Ia kemudian bertanya kepada rekannya yang lain apakah melihat seorang ibu membawa kresek. Tak seorang pun koleganya yang mengetahui. Lagi pula, menurut karyawan tadi kepada petugas, apotek 24 jam tersebut sedang sibuk sekali hari itu.

Kembali ke keluarga BR, keesokan harinya, Kamis, 1 Februari 2024, mereka ditemui MP selaku suami BR. Kepada keluarga yang tinggal di Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang, MP memberitahu bahwa istrinya sudah hilang sehari. Mereka belum mengetahui bahwa BR sempat terlihat di sebuah apotek di Jalan Pangeran Hidayatullah.

"Ibu guru hilang," tutur Lusiana menirukan ucapan MP.

BR sehari-hari dipanggil 'ibu guru.' Perempuan itu dulunya adalah guru agama Kristen di sebuah SD di Palaran. Ia dipindahkan ke Kantor Kementerian Agama Samarinda. Lusiana bilang, pemindahan itu karena BR mengalami masalah kejiwaan.

Keluarga BR kemudian mengajak MP melaporkan hal tersebut ke Polsekta Palaran pada Jumat, 2 Februari 2024. Di Markas Polsekta Palaran, handphone BR dihubungi dan masih aktif. Petugas memeriksa koordinat sinyal handphone tersebut. Lokasinya di sekitar Jalan Aminah Syukur dengan radius 500 meter. Lokasi apotek di Jalan Pangeran Hidayatullah masuk radius tersebut.

"Saya dan adik saya langsung ke sana. Kami mencari di sekitar titik tersebut. Kami pikir, ya, kakak kami itu sedang jalan atau duduk istirahat di sekitar situ. Sudah pasti capek karena dua hari tidak pulang," sambungnya.

Lusiana Yusuf, sepupu BR, ketika memberikan penjelasan kepada kaltimkece.id di Mapolresta Samarinda. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Lusiana Yusuf, sepupu BR, ketika memberikan penjelasan kepada kaltimkece.id di Mapolresta Samarinda. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Lusiana terus menghubungi BR namun panggilannya tidak dijawab. Keluarga mengatakan, pencarian tidak berfokus di titik koordinat awal saja. Mereka menyisir jalan yang kira-kira dilalui BR bahkan hingga ke tempat sampah. Hasilnya nihil.

Jumat malam, setelah kira-kira 60 jam BR meninggalkan rumah, handphone VIVO tipe Y91C merah tua miliknya tidak lagi aktif. Handphone ini, menurut laman resmi VIVO, memiliki baterai 4030mAh. Waktu hidup baterai apabila Android dalam mode standby sekitar 50 jam menurut berbagai sumber.

Penemuan Jenazah

Keluarga terus mencari BR sepanjang tiga hari berikutnya. Mereka mendatangi RJSD Atma Husada Mahakam serta menyusuri berbagai ruas jalan. Rabu, 7 Februari 2024, atau sepekan setelah BR hilang tanpa kabar, keluarga kembali ke Markas Polsekta Palaran. Mereka diarahkan ke Polsekta Samarinda Kota untuk membuat laporan kehilangan orang.

Ahad, 18 Februari 2024, pukul 13.30 Wita, atau setelah 18 hari BR menghilang, keluarga menerima telepon. Mereka diberitahu penemuan jenazah perempuan di dalam gudang apotek. Petunjuknya hanya sebuah helm berwarna pink. Keluarga kemudian datang ke rumah sakit dan memastikan bahwa jenazah itu adalah BR.

Jenazah BR ditemukan di gudang apotek Kimia Farma di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Karang Mumus, Samarinda Kota, sekitar pukul 12.15 Wita. Apotek tersebut adalah tempat yang sama ketika BR terakhir kali terlihat.

Apotek Kimia Farma di Jalan Pangeran Hidayatullah, Samarinda Kota. Jenazah BR ditemukan di gudang apotek tersebut. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Apotek Kimia Farma di Jalan Pangeran Hidayatullah, Samarinda Kota. Jenazah BR ditemukan di gudang apotek tersebut. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Adalah Dahri, 52 tahun, petugas kebersihan apotek yang mendapati jenazah tersebut. Ketika bersih-bersih dan mengepel, ia mencium bau tidak sedap dari gudang belakang. Dahri lalu menjebol jendela yang ditutupi tripleks karena kesulitan membuka pintu yang terganjal dari dalam.

Menurut keterangan pengelola apotek, gudang tersebut adalah tempat menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Karyawan jarang sekali masuk ke tempat itu. Gudang yang dimaksud berukuran 2 meter x 3 meter. Pintunya bersebelahan dengan jendela yang tertutup tripleks. Pintu tersebut tidak dikunci.

"(Bangunan) gudang tersebut terpisah dari apotek," terang Kepala Kepolisian Resor Kota Samarinda, Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, dalam konferensi pers pada Rabu, 20 Maret 2024.

Jalur menuju gudang adalah melalui pintu keluar di belakang apotek. Setelah keluar dari pintu tersebut, terdapat sebuah taman di satu sisi. Di sisi yang lain, berdiri musala, kamar mandi, dan gudang. Bangunan gudang tersebut menjorok ke bagian belakang bangunan.

Jenazah ditemukan dalam posisi terlentang di gudang itu. Baju yang dikenakan sama persis dengan yang BR pakai ketika terakhir kali terlihat. Akan tetapi, menurut keterangan keluarga, baju yang seharusnya dikenakan di dalam malah dipakai di luar ketika BR ditemukan.

Sejumlah barang milik BR ditemukan di tempat kejadian perkara. Ada helm pink dan tas merah. Tas tersebut berisi kartu identitas, dua buku tabungan, berbagai kartu keanggotaan pegawai negeri, pas foto, uang Rp 100 ribu, dan beberapa jenis obat. Satu dari obat-obatan tersebut bernama Olanzapine. Menurut laman National Center for Biotechnology of Medicine, Olanzapine adalah obat antipsikotik generasi kedua atipikal. Olanzapine digunakan dalam terapi skizofrenia dan gangguan bipolar.

Jenazah BR disemayamkan setelah diautposi. Ia sempat hilang selama 18 hari sebelum ditemukan meninggal. FOTO: ARSIP KELUARGA

Jenazah BR disemayamkan setelah diautposi. Ia sempat hilang selama 18 hari sebelum ditemukan meninggal. FOTO: ARSIP KELUARGA

Misteri 13 Hari

Kapolresta Samarinda menyebutkan bahwa waktu kematian BR diperkirakan lima hari sebelum jenazah ditemukan. Artinya, BR wafat kira-kira pada Selasa, 13 Februari 2024. Berdasarkan informasi tersebut, BR diperkirakan baru meninggal 13 hari setelah terakhir kali terlihat di dalam apotek. Jenazahnya kemudian ditemukan di gudang apotek.

Muncul beberapa dugaan. Pertama, apakah selama 13 hari itu BR hanya berada di gudang?

Mengenai dugaan tersebut, Kapolresta Samarinda menyatakan, kemungkinan itu masih didalami. Belum ada petunjuk bahwa gudang tersebut sempat ditinggali BR. Ketika jenazah ditemukan, hanya helm dan tas korban yang ditemukan. Tidak ada sisa-sisa kemasan makanan dan minuman, tisu, atau benda-benda sebagainya. Isi telepon genggam BR, kata Kapolresta, juga hanya panggilan-panggilan pada hari-hari awal BR hilang.

Pertanyaan berikutnya, apakah manusia dapat bertahan hidup selama 13 hari tanpa asupan air dan makanan? Mengutip laman Healthline yang sudah ditinjau Dr Adam Bernstein, MD, ScD, manusia bisa hidup tanpa makanan dan tanpa air hanya tiga sampai tujuh hari. Sejumlah faktor akan menentukan durasinya seperti usia, riwayat kesehatan, cuaca, serta aktivitas fisik. Apabila hanya dengan air tetapi tanpa makanan, waktu bertahan hidup dapat diperpanjang dua sampai tiga bulan.

Dugaan kedua, apakah BR sempat pergi ke tempat lain sebelum meninggal dan jenazahnya ditemukan di gudang?

Kemungkinan ini sebenarnya kecil. Apabila BR keluar dari gudang maupun area apotek, ia kemungkinan besar akan terlihat oleh karyawan. Lagi pula, apotek tersebut buka 24 jam.

kaltimkece.id juga berupaya mencari kesaksian orang-orang di sekitar apotek. Akan tetapi, sejumlah pedagang minimarket maupun toko kelontongan di dekat lokasi kejadian mengaku, tidak terlalu memerhatikan para pembeli maupun warga yang melintas.

Ketika kaltimkece.id menyodori foto BR, mereka hanya tahu dari kabar penemuan jenazah. Seorang pedagang mengatakan bahwa ia telah ditanyai petugas. Ia sudah berupaya mengingat-ingat para pembeli yang mampir ke tokonya sebelum pemilu 14 Februari 2024.

"Seingat saya, saya tidak pernah lihat orang di foto tersebut. Saya hanya tahu karena ada demonstrasi (di apotek) kemarin," tuturnya ketika ditemui pada Kamis, 21 Maret 2024.

Infografik: M NAUVAL-KALTIMKECE.ID

Infografik: M NAUVAL-KALTIMKECE.ID

Hasil Autopsi dan Penyelidikan

Keluarga BR mengaku telah menerima hasil autopsi. Penyebab kematian BR adalah lemas. Kemungkinan, kata Lusiana selaku sepupu BR, karena tidak makan dan minum.

"Kami percaya dengan hasil autopsi. Walau bagaimanapun, dokter tentu punya kode etik. Namun, kondisi jenazah saat ditemukan, masih mengganjal di hati keluarga," jelasnya.

Lusiana menambahkan bahwa BR menikah pada 2012 dan tidak memiliki anak. Sementara bagi suaminya, pernikahan dengan BR adalah yang kedua. Lusiana bilang, keluarga terakhir kali bertemu BR pada perayaan Natal dan tahun baru silam. BR datang ke rumah keluarga di Mangkupalas hanya diantar suaminya yang tidak ikut bersilaturahmi.

BR saat itu berkeliling ke rumah tetangga di Mangkupalas. Ia menyalami satu per satu sambil mendoakan setiap masuk ke rumah mereka. BR disebut memiliki masalah kejiwaan ringan. Semacam stres.

"Itu alasan dia (dari guru) ditarik bekerja ke kantor Kementerian Agama. Tetapi, bukan sakit seperti tidak mengenal orang. Dia masih kenal dan masih bisa melakukan hal-hal biasa sehari-hari," tutur Lusiana.

Mengenai demonstrasi di depan apotek, keluarga disebut ingin melihat rekaman CCTV untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi. Kapolresta Samarinda menjelaskan bahwa rekaman CCTV sedang dianalisis di laboratorium forensik di Surabaya. Langkah itu bertujuan memastikan tidak ada rekayasa dari CCTV tersebut. Kombes Ari melanjutkan, kepolisian akan mengurai kasus ini sehingga memberikan kepastian hukum bagi semua pihak terutama keluarga.

Mengenai autopsi, sambungnya, hasilnya sudah diterima penyidik. Kepolisian masih mengonfirmasi dokter forensik yang akan membuat pernyataan tertulis mengenai penyebab kematian. Termasuk, kata Kombes Ari, memastikan kembali dugaan adanya kekerasan atau tidak.

"Ada enam saksi dari pihak apotek yang diperiksa. Rangkaian ceritanya masih coba kami urai," jelas Kapolresta.

Ia melanjutkan bahwa BR adalah pasien rawat jalan RSJD Atma Husada Mahakam. Dokter-dokter yang menangani BR akan dimintai keterangan. Hal itu penting, kata Kombes Ari, untuk mengurai cerita ini menjadi utuh.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli, menjelaskan perkembangan penyelidikan dalam konferensi pers, Rabu, 20 Maret 2024. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli, menjelaskan perkembangan penyelidikan dalam konferensi pers, Rabu, 20 Maret 2024. FOTO: GIARTI IBNU LESTARI-KALTIMKECE.ID

Pernyataan Apotek Kimia Farma

Manajemen PT Kimia Farma Apotek (KFA), selaku anak usaha PT Kimia Farma Tbk, menyatakan berbelasungkawa kepada keluarga almarhumah. Ditemui pada Rabu, 20 Maret 2024, Direktur Operasional KFA, Muhardiman, yang tengah melawat ke Samarinda mengungkapkan, KFA proaktif mengusut kasus tersebut. Menurutnya, sejak jasad ditemukan pada 18 Februari 2024, apotek segera melapor kepada pihak berwajib.

Manajemen juga memerintahkan seluruh pegawai apotek kooperatif agar kasus ini selesai dengan transparan. Para pegawai juga disebut memberikan semua data dan informasi pendukung.

"Tidak ada yang ditutup-tutupi," tegas Muhardiman.

Dia menambahkan, KFA Unit Bisnis Samarinda telah memberikan seluruh informasi dan bukti-bukti termasuk rekaman CCTV. Muhardiman memastikan, pergantian pimpinan KFA Hidayatullah tidak ada hubungannya dengan peristiwa tersebut. Pergantian tersebut merupakan bagian dari program rutin mutasi 50 kepala cabang apotek untuk penyegaran.

Manajemen KFA juga menutup sementara kegiatan operasional sejak 16 Maret 2024 untuk mendukung penyelidikan. KFA tetap memastikan pelayanan kesehatan masyarakat melalui apotek-apotek Kimia Farma lainnya di Samarinda.

Pada Rabu, 22 Maret 2024, KFA juga bersilaturahmi dengan keluarga besar mendiang BR. Muhardiman yang didampingi jajaran menyampaikan belasungkawa dan turut merasakan kesedihan keluarga.

Menurut keterangan tertulis KFA, tujuh orang hadir dalam silaturahmi tersebut. Beberapa di antaranya adalah AKBP (Purn) Marthen Saini yang menjadi wakil keluarga beserta kuasa hukum keluarga, Tino Haidal. Ada pula Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Keluarga Toraja Kaltim, DB Paranoan. (*)

Editor : Fel GM
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.