kaltimkece.id Sebelum konser Sheila on 7 pada pengujung Juli kemarin, Athifah, 21 tahun, terakhir kali melihat Stadion Utama Kaltim di Palaran penuh dengan manusia pada 16 tahun silam. Kaltim pada 2008 itu menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON). Usia Athifah waktu itu baru tujuh tahun.
Pemandangan serupa akhirnya disaksikan kembali oleh mahasiswi semester tujuh, Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman tersebut. Ia ikut hadir dalam upacara kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu, 17 Agustus 2024.
"Baru belakangan ini rasanya Stadion Palaran bisa penuh," tuturnya. "Waktu konser Sheila itu, saking ramainya, ada yang memesan ojek daring dari tempat mereka memarkirkan mobil," sambungnya.
Perayaan hari kemerdekaan ke-79 RI tahun ini memang berbeda. Selain momen pertama di Ibu Kota Nusantara, Kaltim menggunakan Stadion Palaran untuk upacara 17 Agustus. Kawasan Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, yang biasa dipakai untuk upacara, tengah didekorasi untuk persiapan Musabaqah Tilawatil Qur'an Nasional (MTQ).
"Itu sebabnya, Stadion Palaran dipilih untuk lokasi upacara," ucap Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, yang menjadi inspektur upacara, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Pemprov disebut telah melihat potensi menghidupkan Stadion Palaran yang sebelumnya terbengkalai. Sri Wahyuni mengatakan, stadion berkapasitas 35 ribuan orang itu akan digunakan kembali pada upacara 17 Agustus di tahun-tahun mendatang.
Meskipun demikian, Sri mengakui kondisi stadion tidak ideal. Rumputnya kurang terawat sementara kursi-kursi penonton mulai usang. Pemprov Kaltim pelan-pelan merenovasinya.
"Kami antisipasi, kami perbaiki. Mudah-mudahan makin banyak aktivitas yang dapat menggerakkan semua pihak memanfaatkan aset yang berharga ini," sambung mantan kepala Dinas Pariwisata Kaltim tersebut.
Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman, Purwadi, mengapresiasi langkah Pemprov Kaltim merevitalisasi Stadion Palaran. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun stadion ini disebut tidak sedikit.
"Aset-aset Pemprov lain yang mangkrak juga harus mulai dimanfaatkan," sarannya.
Purwadi menyinggung event di Stadion Palaran bernilai ekonomis sehingga dapat menyejahterakan masyarakat. Konser Sheila On 7, sebutnya, merupakan contoh bagus. Namun, perlu intervensi pemerintah agar aktivitas tersebut tidak berlangsung insidensial belaka.
"Misalnya dijadwalkan setiap berapa bulan sekali ada konser, termasuk aktivitas-aktivitas lain," sebutnya.
Jika dimanfaatkan dengan baik, ia menyebutkan Stadion Palaran dapat berkontribusi dalam menambah pemasukan pendapatan asli daerah (PAD). Pemasukan tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai biaya pemeliharaan stadion.
"Tinggal pemerintah mengatur skemanya. Yang penting transparan dan akuntibel," tegasnya.
Sebagai informasi, Stadion Utama Kaltim di Palaran dibangun dengan biaya Rp800 miliar untuk PON 2008 di Kaltim. Luas kompleks olahraga ini 88 hektare. Desain stadion dirancang I Gusti Ngurah Antaryama, arsitek dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Stadion Palaran disebut memiliki kualitas di atas rata-rata. Rumputnya memakai jenis zoysia matrella yang sesuai dengan standar FIFA.(*)