kaltimkece.id Kembali Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS), Samarinda, melakukan operasi khusus telinga pada Jumat, 30 Mei 2025. Melalui layar zoom, kaltimkece.id yang berada di gedung utama berkesempatan menyaksikan tindakan operasi yang dilakukan dari instalasi bedah sentral RSUD AWS.
Operasi khusus telinga kerja sama antara Pemerintah Provinsi Kaltim dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznaz) Kaltim digelar selama dua hari, yakni 30-31 Mei 2025. Ada 15 pasien yang dioperasi. Delapan di hari pertama dan tujuh pasien di hari kedua. Kegiatan tersebut bertajuk "Bakti Kesehatan Pendampingan Operasi Otology, Tindakan Tympanomastoidektomi, dan Timpanoplasti".
Tympanomastoidektomi adalah prosedur pembedahan yang menggabungkan dua jenis operasi, yaitu operasi timpanoplasti dan mastoidektomi. Kedua jenis operasi ini bertujuan mengobati infeksi telinga tengah kronis dan kerusakan gendang telinga.
Sementara Timpanoplasti adalah prosedur operasi pada telinga yang bertujuan untuk memperbaiki gendang telinga (membran timpani) yang mengalami kerusakan atau berlubang. Operasi ini dapat dilakukan dengan atau tanpa perbaikan pada telinga tengah dan tulang pendengaran.
Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah Kepala Leher, RSUD AWS, Rahmawati, termasuk dalam tim dokter yang melakukan operasi khusus telinga tersebut. Ia mengatakan kelima belas pasien yang dioperasi adalah rujukan dari berbagai daerah di wilayah Kaltim dan Kalimantan Utara. Satu pasien anak berusia tujuh tahun, sementara empat belas lainnya berusia rentang 25 tahun hingga 60 tahun.
Para instruktur yang mendampingi operasi ini berasal dari Kelompok Studi Otologi, Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (Perhati-BKL) Pusat. Para dokter tersebut berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Seluruh kasus yang ditangani adalah kasus lama dengan tingkat infeksi bervariasi dan sudah mengalami komplikasi.
"Bahkan ada yang infeksinya sudah mendekati otak, walau belum sampai masuk ke dalam otak. Jadi memang cukup kompleks dan serius," kata Rahmawati.
Rahmawati menjelaskan tindakan operasi ini adalah operasi khusus dengan alat bantu berupa mikroskop dan endoskop. Tujuan utamanya adalah untuk eradikasi infeksi, dan jika memungkinkan, memperbaiki pendengaran pasien.
Dalam beberapa kasus, dokter membuka tulang mastoid, membersihkan infeksi, dan jika bisa, melakukan rekonstruksi dengan memasang gendang telinga baru, atau yang disebut graf, sgar pasien bisa mendengar lebih baik. Dalam jangka waktu tiga sampai empat bulan setelah operasi, kata Rahmawati, akan ada perbaikan pendengaran, meskipun tidak sepenuhnya normal. Namun, yang paling penting adalah menghilangkan infeksinya terlebih dahulu.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, mengatakan bahwa saat ini Pemprov Kaltim tengah menggalakkan program "Gratispol" dan "Jospol" di bidang kesehatan. Inti dari program ini adalah untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak.
"Saya berharap kegiatan hari ini menjadi awal dari kolaborasi berkelanjutan yang semakin memperkuat pelayanan kesehatan di Kalimantan Timur," ujar Jaya, menandai dimulainya operasi. Dirinya berharap kegiatan ini bisa menyatukan semangat dan komitmen dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif dan berkeadilan
Pelaksana tugas Direktur RSUD AWS, dr. Indah Puspitasari, mengatakan bahwa kegiatan ini wujud nyata sinergi antara lembaga pelayanan kesehatan, organisasi profesi, dan lembaga zakat, yang memiliki semangat dan orientasi kemanusiaan.
"Kami berharap tidak hanya memberikan manfaat secara medis, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi bersama dalam mendukung Kaltim menuju generasi emas," tutur perempuan yang juga menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam, Samarinda, itu.
Wakil Ketua III Baznas Kaltim, Badrus Syamsi, mengatakan bahwa kerja sama dengan RSUD AWS bukanlah yang pertama. Sebagai lembaga filantropi pengelola dana umat, salah satu fokus utama Baznas Kaltim adalah bidang kesehatan.
Baznas Kaltim, tutur Badrus, menyadari bahwa banyak masyarakat yang belum sepenuhnya terjangkau layanan kesehatannya. Ada yang sudah memiliki asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, namun tidak semua kebutuhan dapat ditanggung sepenuhnya. Seperti biaya menginap bagi pasien dari luar kota.
"Di sinilah Baznas hadir. Silakan, Bapak/Ibu dokter dan tenaga medis, rekomendasikan kepada kami. Kami akan bergerak cepat dan responsif. Kami pastikan, selama kebutuhan itu murni medis dan tidak mampu, kami akan bantu," ucap Badrus
Ia juga memastikan Baznas tidak melihat latar belakang agama, suku, atau ras. "Selama mereka penduduk Kalimantan Timur, kami bantu," tutup Badrus. (*)
Ralat: Kami memperbaiki bahwa operasi otologi yang dilakukan RSUD AWS bukan pertama kali dilakukan. Melalui ralat ini, kesalahan telah diperbaiki -Redaksi-