kaltimkece.id Wilayah Kelurahan Tani Aman dan Kelurahan Simpang Tiga, Loa Janan Ilir, Samarinda, dikelilingi perbukitan. Kondisi ini disebut yang memicu sering terjadinya banjir. Pemkot Samarinda berjanji menyelesaikan masalah lahan yang membuat pembangunan pengendalian banjir terhambat.
Kamis, 6 Januari 2022, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, meninjau Polder Barito di Jalan Barito, Kilometer 1, Tani Aman. Ia ditemani petugas dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR Pera) Kaltim.
_____________________________________________________PARIWARA
Kepada kaltimkece.id, Wali Kota Andi Harun mengatakan, Polder Barito dibangun oleh Pemprov Kaltim. Anggarannya senilai Rp 4,09 miliar. Polder ini berfungsi sebagai pengendalian banjir sistem Loa Janan dan Rapak Dalam.
Sebuah perumahan dekat polder tersebut dilaporkan sering terjadi banjir. Masalah ini terjadi karena Polder Barito disebut tidak bisa menampung semua air kala hujan deras turun. Tak ayal, airnya meluber ke mana-mana.
Sodetan pengendalian banjir, yang dibangun Pemprov Kaltim pada 2012, disebut sebagai solusi terbaik mengatasi banjir di Loa Janan dan Rapak Dalam. Namun, pembanguannya terhambat karena terdapat masalah sosial yakni pembebasan lahan. Pemprov Kaltim disebut belum bisa membebaskan semua lahan untuk dibangun sodetan. Andi Harun memastikan, masalah sosial itu tuntas tahun ini.
“Nanti, kami yang selesaikan masalah sosialnya. Anggarannya sudah ada,” jelasnya. Untuk menyelesaikan masalah sosial ini, Pemkot Samarinda menyiapkan Rp 2,5 miliar. Demi memuluskan rencana ini, Pemkot bekerja sama dengan Pemprov Kaltim.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) dari Dinas PUPR Pera Kaltim, Runandar, membenarkan, pembangunan sodetan terhambat karena ada masalah lahan. Ia pun mengapresiasi Pemkot Samarinda yang berjanji menyelesaikan masalah ini pada 2022. “Kami, PUPR Pera Kaltim, selalu mendukung upaya pengendalian banjir di Samarinda,” ucap Runandar.
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Solusi lainnya mengatasi banjir di Tani Aman dan Simpang Tiga, adalah membersihkan sedimentasi. Akan tetapi, Runandar belum bisa memastikan, kapan pengerukan sedimentasi dilakukan karena saat ini, tengah dilakukan penilaian. Lagi pula, anggaran pengerukannya juga belum tersedia pada 2022 ini karena dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) sudah disahkan.
“Kalau sodetan sudah jadi, Insyaallah, pengendalian banjir lebih efektif karena ada dua penampungan air. Tapi, yang lama harus tetap diperhatikan,” terang Runandar.
Camat Loa Janan Ilir, Syahrudins, menyebutkan, ada tiga warga yang lahannya akan dibebaskan Pemkot Samarinda. “Intinya, warga sudah setuju lahannya dibebaskan,” klaim Camat Syahrudins.
Dia menjelaskan, Simpang Tiga dan Tani Aman berada di bawah perbukitan. Hal ini membuat air dari perbukitan mengalir ke bawahnya sehingga banjir sering melanda dua kelurahan tersebut. (*)
Editor: Surya Aditya