kaltimkece.id Sumi, panggil saja nenek ini demikian, sedang menyiapkan bahan masakan di dapur sebuah warung di pinggir Jalan Sultan Sulaiman, Kecamatan Sambutan, Samarinda. Sesekali kedua mata perempuan 53 tahun tersebut melirik cucunya, Hanifah, yang duduk di pojokan warung. Bocah laki-laki tiga tahun itu tampak asyik bersama gawai pintarnya.
Sabtu, 19 Februari 2022, pukul 11.15 Wita, ibu Hanifah menyamperi Sumi. Kepada Sumi, sang ibu bilang, hendak menjeput kakak Hanifah yang bersekolah di seberang rumah. Setelah itu, si ibu pergi. Hanifah spontan berdiri. Ia menatap lekat-lekat ibunya yang jalan kaki menyeberang Jalan Sultan Sulaiman.
Sumi yang tahu betul gelagat cucunya itu segera bertindak. Ia raih pergelangan tangan Hanifah seraya berseru bahwa menyeberang jalan besar itu berbahaya. Ia lantas meminta Hanifah kembali duduk. Setelah memastikan situasi aman, Sumi balik ke dapur melanjutkan pekerjaannya. Sebuah bawang ia kupas pelan-pelan.
“Hanifah...”
Pekikan seseorang itu mengagetkan Sumi. Bersamaan itu, suara beturan keras melengking di telinganya. Sumi lari sambil berhisteris. Menangis dia sejadi-jadinya di depan warung. Tubuh mungil Hanifah terkapar dekat sebuah truk yang berhenti di tengah jalan.
“Padahal, sebulan lagi dia ulang tahun,” ucap Sumi sambil terisak saat ditemui kaltimkece.id di rumahnya.
_____________________________________________________PARIWARA
Seorang saksi mata mengatakan, truk berkelir kuning tersebut berjalan pelan. Kemudian, Hanifah yang menyeberang jalan secara mendadak dan terlalu dekat dengan truk, membuat kecelakaan tak bisa dihindarkan.
Dikonfirmasi pada kesempatan berbeda, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas, Satuan Lalu Lintas, Kepolisian Resor Kota Samarinda, Inspektur Polisi Satu Henny Merdikawati, membenarkan keterangan saksi tersebut. Ia menambahkan, korban menyeberang jalan tanpa ada yang mendampingi. Sopir truk kemudian menyerahkan diri kepada polisi.
“Korban meninggal di Rumah Sakit Abdoel Wahab Sjahranie,” ungkap Iptu Henny Merdikawati. Ia melanjutkan, penyelidikan kecelakaan masih berjalan.
“Kami sedang mendalami, apakah saat jam tersebut, truk boleh melintas. Melihat jenis truknya yang bukan kontainer, kemungkinan (bisa) melewati jalur umum,” sambungnya.
Pelajaran Penting
Kepada kaltimkece.id, psikolog anak dari Samarinda, Ayunda Rahmadani, menilai bahwa peristiwa tersebut memiliki pelajaran penting. Bahwasannya, peran orangtua sangat penting mengawasi anak yang aktif. Mengingat, selain karena belum memahami kontrol diri, anak juga belum mengenal secara utuh rasa bahaya. Ayunda memberikan satu alasan kuat mengapa orangtua tidak boleh lalai meninggalkan balita.
“Proses berpikir anak-anak kecil itu konkret dan belum bisa berpikir abstrak. Kalau orangtuanya enggak ada, anak-anak pasti bakal mencari dan mau ikut ke mana pun mereka pergi,” terangnya
_____________________________________________________INFOGRAFIK
Ia memberi beberapa saran praktis agar para orangtua mudah menjaga anak. Pertama, anak-anak harus diberi penjelasan. Ketika hendak pergi dari rumah, orangtua sebaiknya berpamitan kepada anak dan menginformasikan alasan pergi, termasuk waktu pulang. Agar anak semakin yakin, orangtua sebaiknya membawa arloji sambil menunjukkan kepada anak tentang waktu pulang ke rumah.
“Hal ini berguna sebagai rasionalisasi untuk melatih rasa percaya anak. Pemahaman sekaligus menjawab kekhawatiran anak yang butuh perhatian dan rasa sayang orangtua,” jelas Ayunda.
Saran berikutnya adalah meminta bantuan tetangga. Dengan begitu, orangtua bisa saling mengawasi dan mengingatkan bagaimana kondisi dan situasi anak ketika ke luar rumah. Selain itu, orangtua juga bisa mengunci dan memastikan keamanan pagar serta pintu ketika pergi dari rumah. Di sisi lain, kata Ayunda, orangtua juga harus menguasai sebuah prinsip dasar yakni konsistensi menjaga anak-anak yang berusia sangat muda.
“Anak-anak tidak tahu betapa pentingnya melihat kanan-kiri ketika menyeberang jalan. Yang dia tahu hanya mengejar mamanya. Makanya, menjaga anak itu adalah kunci utama,” kuncinya. (*)
Editor: Surya Aditya