kaltimkece.id Belakangan ini, Samarinda dikhawatirkan dengan munculnya penyakit mumps atau gondongan. Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh salah satu SD di Kecamatan Samarinda Kota. Meski berangsur berkurang, warga diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan.
Sepanjang September 2024, Dinas Kesehatan Samarinda mencatat sebanyak 309 warga Kota Tepian terkena penyakit gondongan. Data ini diperoleh dari laporan 26 puskesmas di Samarinda.
Sebagai informasi, gondongan adalah jenis penyakit menular yang disebabkan infeksi virus. Infeksi ini biasanya menyerang kelenjar parotis yang memicu pembengkakan. Kelenjar di bawah telinga ini berfungsi memproduksi air liur.
Umumnya, penyebaran gondongan mirip dengan flu yakni melalui air liur yang saling terkontaminasi. Gejala seseorang mengalami gondongan adalah mengalami demam dan pembengkakan di pipi dan rahang.
Kepala Puskesmas Samarinda Kota, Wawan Aprian Noor, mengatakan, kasus ini pertama kali dilaporkan oleh orang tua murid yang juga seorang dokter. Orang tua murid tersebut, kata Wawan, curiga bahwa jenis penyakit ini merupakan gondongan yang dapat menyebar.
Wawan menyebut, dalam dua pekan sepanjang September, kasus gondongan dilaporkan oleh dua SD berbeda di Kecamatan Samarinda Kota. Laporan tersebut diterima pada 11 September ada lima kasus, dan 25 September sebanyak 90 anak terkena penyakit ini.
Penyebaran penyakit ini kata Wawan, umumnya menyerang anak-anak usia 6-12 tahun. Namun demikian, tak jarang juga menyerang orang dewasa bila sistem kekebalan tubuhnya menurun.
"Tapi penyakit ini (gondongan) bisa sembuh sendiri seiring peningkatan daya tahan tubuh penderitanya," ucap Wawan, saat ditemui Selasa, 1 Oktober 2024.
Wawan mengatakan, upaya percepatan penyembuhan bagi yang terjangkit penyakit ini adalah dengan istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, dan perbanyak konsumsi vitamin yang meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, dianjurkan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna oleh tubuh. Ia menyebut, penderita penyakit ini biasanya kesulitan mengunyah makanan.
Terpisah, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Samarinda, Silfianty Syah, mengatakan, Dinkes Samarinda telah mendatangi sekolah yang dimaksud. Tujuannya adalah memberikan edukasi kepada seluruh jajaran sekolah tersebut. Sekolah diminta menerapkan protokol kesehatan, seperti senantiasa mencuci tangan dan memakai masker.
"Anak yang menderita gondongan kami arahkan isolasi mandiri di rumah selama dua pekan," ucap Silfi.
Ia melanjutkan, sejak pertama kali dilaporkan gondongan di Samarinda, Dinkes telah mengimbau seluruh sekolah baik SD maupun SMP untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat hingga akhir Oktober. Upaya ini dianggap berhasilsebab penderita gondongan mulai berkurang. Hingga 1 Oktober 2024, tersisa 22 kasus gondongan di Samarinda. (*)