kaltimkece.id Seorang lelaki dewasa mendatangi sebuah toko di Jalan Untung Suropati, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Pada subuh yang dingin itu, pria tersebut membeli rokok dan sebotol minuman ringan. Setelah pesanannya dipenuhi Erni, 34 tahun, selaku pemilik toko, pria itu bergegas pergi. Sekejap kemudian, Erni terkesiap mendengar suara yang amat nyaring.

Rabu, 19 Januari 2022, pukul 05.55 Wita, pria itu setengah berlari kembali ke toko Erni. Ia melaporkan kepada Erni bahwa terjadi kecelakaan. Sebuah skuter matik menabrak truk. Erni diminta menghubungi polisi. “Karena enggak ada nomor polisi, saya sarankan ke pos damkar,” tutur perempuan tersebut kepada kaltimkece.id.

Tak lama kemudian, sejumlah polisi berdatangan. Petugas memeriksa dua remaja yang terkapar penuh darah. Berdasarkan data dari kepolisian, kedua remaja itu bernama Mukhbit Nabil, 17 tahun; dan Nelsa Rabimardani, 22 tahun. Keduanya adalah kakak-beradik yang tinggal di Kelurahan Loa Bakung, Sungai Kunjang.

_____________________________________________________PARIWARA

Melalui keterangan tertulis, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas dari Satuan Lalu Lintas, Kepolisian Resor Kota Samarinda, Inspektur Polisi Dua Henny Merdekawati, menceritakan kronologi kecelakaan. Pada subuh itu, Mukhbit Nabil membonceng kakaknya, Nelsa Rabimardani, menggunakan skutik bernomor polisi KT 2034 F. Mereka melintasi Jalan Untung Suropati.

Di tengah perjalanan, entah apa sebabnya, kendaraan yang dikemudikan Mukhbit Nabil menabrak pantat truk bernopol KT 9049 KU di pinggiran Jalan Untung Suropati. Sopir truk tersebut bernama Tri Atmoko, 34 tahun. Pria itu adalah orang yang berbelanja di toko milik Erni tadi. Kecelakaan terjadi saat Tri Atmoko hendak mengoperasikan kendaraannya untuk melanjutkan perjalanan.

“Atas insiden ini, pengendara dan penumpang motor meninggal dunia,” urai Ipda Henny Merdekawati.

Kecelakaan Berulang

Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dengan truk bukan kali ini saja terjadi di Jalan Untung Suropati, Sungai Kunjang. Informasi yang dihimpun kaltimkece.id, pada Kamis, 7 November 2021, seorang pengendara sepeda motor tewas setelah menabrak sebuah truk yang terparkir di pinggiran jalan tersebut. Dua belas hari berikutnya, peristiwa serupa terjadi lagi di jalan itu. Sama, pengendara sepeda motornya juga tewas.

Ipda Henny Merdekawati menjelaskan, dua truk dalam dua peristiwa pada November itu sedang mengantre masuk SPBU untuk mengisi solar. Seorang petugas SPBU yang ditemui kaltimkece.id enggan memberikan komentar mengenai kecelakaan.

“Kecelakaan yang sebelumnya karena antrean truk. Sementara yang baru terjadi ini, sopirnya hendak mencari parkir untuk beli rokok,” jelas Henny.

Kepolisian menyiapkan sejumlah upaya agar angka kecelakaan bisa ditekan. Satu di antaranya, sebut Henny, bakal memasang spanduk tentang waspada berkendara di jalur rawan kecelakaan. Selain itu, meningkatkan patroli pada waktu yang dianggap rawan terjadi kecelakaan. Sebelumnya, polisi pernah menilang truk-truk yang mengantre di SPBU. Upaya ini, kata Henny, juga untuk meminimalisasi kecelakaan.

_____________________________________________________INFOGRAFIK

Sementara itu, Unit Manager Communication dan CSR, Pertamina Marketing Operation Regional Kalimantan, Susanto August Satria, mengatakan, Pertamina tengah berkoordinasi dengan Pemkot Samarinda untuk mengatasi masalah antrean di SPBU. Salah satu solusi yang bakal diterapkan adalah penggunaan fuel card bagi pengendara yang berhak mendapatkan solar subsidi.

“Tugas Pertamina adalah menyalurkan BBM sesuai kuota yang ditetapkan oleh regulator,” kata Satria kepada kaltimkece.id. Ia menjelaskan, penerapan fuel card membutuhkan dukungan dari pemerintah. Pekan lalu, Pertamina membahasnya dengan Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Pemkot Samarinda.

Dikonfirmasi pada kesempatan berbeda, Kepala Bagian Ekonomi dan SDA, Pemkot Samarinda, Dinvi Kurniadi, membenarkan adanya pembahasan tersebut. Ia menyampaikan, progresnya kini masuk tahap verifikasi data. Pengadaan fuel card disebut dialokasikan Pertamina. Pemkot Samarinda hanya menyiapkan regulasinya saja.

“Target kami, akhir Januari sudah diterapkan (penggunaan fuel card) setelah kami presentasikan kepada Pak Wali Kota,” kata Dinvi.

Dia menjelaskan, sesaat setelah terjadi beberapa insiden kecelakaan yang melibatkan pengantre solar, Pemkot Samarinda berkoordinasi dengan Pertamina untuk mencari solusinya. Dia berharap, selain membuat penyaluran solar tepat sasaran, fuel card bisa mengatasi masalah antrean solar di SPBU. (*)

Editor: Surya Aditya