kaltimkece.id Nor Iriana tak bisa menyembunyikan semangat ketika menghubungi rombongan majelis taklim di kompleksnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, nenek berusia 51 tahun ini akan menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul di Kalimantan Selatan. Sudah lama ia menanti-nanti hari itu tiba.
Kamis, 27 Februari 2020, Nor Iriana sudah siap berangkat dengan bus bersama rombongan pengajian ketika putri bungsunya, Ahyana Aulia, 27 tahun, tiba-tiba datang. Putrinya itu rupanya juga akan ke Kalsel untuk mengikuti haul. Nor Iriana yang diajak serta tidak menolak. Ia pun membatalkan rencana berangkat ke Kalsel dengan bus.
Jadilah sebuah rombongan keluarga yang terdiri dari empat orang berangkat menggunakan Daihatsu Sigra putih bernomor polisi B 2537 SZC. Duduk di kursi kemudi adalah Arif Fahmy, 41 tahun, putra tertua Nor Iriana. Di sebelah kiri kursi sopir, Ahyana dan putrinya, Ratu Balkis Aulia, 9 bulan. Sementara Nor Iriana, ibu dari Fahmi dan Ahya sekaligus nenek dari Ratu Balkis, duduk sendirian di kursi belakang.
Kabar Kecelakaan
Nor Fatwaliani adalah anak Nor Iriana yang lain yang tetap tinggal di Samarinda. Ia tidak ikut dalam rombongan ketika ibu dan dua saudaranya berangkat ke Kalsel.
Tiada angin tiada hujan, Sabtu, 29 Februari 2020, kira-kira pukul tiga sore lewat, Fatwaliani tersentak seketika. Perempuan 39 tahun itu baru saja menerima kabar empat anggota keluarganya tertimpa kecelakaan lalu lintas.
Dengan hati cemas dan gundah, ia segera menelepon ibunya. Seorang polisi menjawab di ujung panggilan. Benar belaka kabar kecelakaan itu. Informasi awal yang ia terima, kecelakaan terjadi di Jalan Trans Lintas Kalimantan, Desa Tumbang Nusa, Kilometer 75, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupeten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Menurut laporan kepolisian, kecelakaan ini disebabkan kendaraan yang dikendarai Fahmy menyalip dua mobil sekaligus. Daihatsu Sigra ini telah mengambil jalur kanan. Tiba-tiba dari arah berlawanan, muncul dump truck Toyota Dyna putih bernopol KH 8545 AV. Fahmi yang tidak bisa menguasai laju kendaraan menghantam bagian kanan truk. Daihatsu Sigra itu hancur di bagian depan.
Pada mulanya, ketika mendengar kabar ini, Fatwaliani sempat bingung. "Mereka ngapain sampai ke sana (Kalteng)," kata Fatwaliani kepada kaltimkece.id di rumah duka, Jalan Damanhuri RT 27, Samarinda, Ahad, 1 Maret 2020.
Keluarga lantas memutuskan mengirim Saiful, suami Ahya, ke Kalteng. Saiful adalah anggota DPRD Samarinda periode 2014-2019. Informasi dari Saiful, dua orang meninggal. Pertama adalah Nor Iriana, yang kedua tidak lain putri Saiful yang masih bayi itu. Adapun Fahmy dan Ahya, dikabarkan kritis dan dibawa ke rumah sakit.
Dari Saiful pula, rute perjalanan keluarga tersebut diketahui. Mereka memang hendak ke Kalsel untuk mengikuti Haul Guru Sekumpul. Di tengah perjalanan, Jumat, 28 Februari 2020, rombongan memutuskan terlebih dahulu ke Kalteng untuk mengunjungi sanak famili. Mereka berencana menghadiri acara puncak haul pada Sabtu dan Minggu.
"Pertimbangannya, jarak dari rumah kerabat ke Martapura hanya empat jam perjalanan," katanya. Kecelakaan terjadi ketika rombongan ini berangkat dari Kalteng menuju Martapura.
"Jadi tidak benar bahwa mereka kesasar (tersesat) hingga Kalteng," imbuh Fatwaliani lagi. Sebelumnya, informasi tersebut simpang-siur di media sosial.
Fatwaliani mengatakan, adik perempuannya yaitu Ahyana menderita patah tulang rusuk dan paha. Sementara kakak laki-lakinya, Fahmy, masih koma. "Tangan dan kaki Fahmy juga patah," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Operasi dikabarkan tertunda. Kadar hemoglobin dalam darah keduanya terus menurun. Mereka saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Doris Sylvanus, Palangkaraya. Sementara dua korban yang meninggal, yakni nenek dan cucunya, diterbangkan dari Palangkaraya transit Banjarmasin-Balikpapan menuju rumah duka, Ahad sore, 1 Maret 2020.
"Rencananya dikebumikan di kuburan muslim di Gunung Lingai. Ada makam keluarga di sana. Nenek dan cucunya ini dikubur satu liang," terang Fatwaliani.
Sejumlah kecelakaan lalu lintas mewarnai Haul Abah Guru Sekumpul tahun ini. Hanya beberapa hari sebelumnya, seseorang bernama Hairiah, terjatuh dari sepeda motor yang dikendarai ojek daring di Stadion Madya Sempaja, Samarinda. Hairiah tewas terlindas bus yang bersenggolan dengan sepeda motor yang mengantarnya.
Haul Abah Guru
Haul Abah Guru Sekumpul adalah acara tahunan yang diperkirakan dihadiri ratusan ribu jemaah --kalau tidak jutaan-- dari berbagai kota. Jemaah menghadiri prosesi kirim doa dan mendengarkan tausiah dari ulama besar di Kalsel. Pria yang dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul adalah Kiai Haji Muhammad Zaini bin Abdul Gani.
Ulama yang disapai Guru Ijai ini adalah tokoh yang amat terpandang di tanah Banjar. Sejak belia, ia sudah memimpin pengajian dan sejumlah majelis taklim di berbagai tempat. Materi tausiah yang ia paparkan dikenal menyejukkan dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Tak hanya itu, Guru Ijai dikenal dengan karya-karya tulis islami.
Dari seluruh karya tulisnya, ada tiga kitab yang amat dikenal luas. Pustaka tersebut ialah Manaqib al-Syaikh al-Sayyid Muhammad bin Abd al-Karîm al-Qadiri al-Hasani al-Samman al-Madani, al-Risalah al-Nuraniyyah fi Syarh al-Tawassulat al-Sammaniyah, dan al-Imdad fi Aurad Ahl al-Widad (Penyebaran Tarekat Sammaniyah di Kalimantan Selatan oleh KH Muhammad Zaini Ghani, hlm 3-4).
Dengan kharisma dan hasil karyanya, banyak umat muslim mengenang Guru Ijai yang meninggal pada 2005. Presiden Jokowi juga pernah hadir dalam haul dua tahun silam. (*)
Editor: Fel GM