kaltimkece.id Usia pernikahan kedelapan Rizki Kewo dan Trivena Sengkey dikaruniai buah hati ketiga. Perjuangan dari Desa Umadian, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara, dilakukan demi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda.
Minggu, 21 April 2019, tiba saatnya kontraksi terakhir. Pertanda sang bayi segera dilahirkan. Trivena menjalani proses melahirkan melalui operasi caesar. Ditangani dr Faisal.
Pukul 21.30 Wita, bertepatan Hari Paskah, bayi berjenis kelamin laki-laki lahir dalam keadaan sehat dan normal. Rizki dan Trivena berbahagia mendengar tangisan bayi laki-laki yang cukup keras. Bayi tersebut kemudian diberi nama Otniel Junior Kewo.
Trivena menyaksikan tangisan si bungsu berhenti ketika sang ayah menggendong. Setelah persalinan, Trivena dan sang bayi terpisah sementara waktu. Ia harus menjalani perawatan pasca persalinan. Keduanya dibawa ke Ruang Mawar. Trivena di ruang A1, sedangkan Otniel ruang khusus bayi. Masih di gedung yang sama.
Setelah melahirkan, Trivena tak wajib langsung memberikan ASI. Malam itu Trivena hanya diharuskan beristirahat. Sesekali Rizki menjenguk sang bayi di ruang perawatan.
Namun, pada Senin dini hari, 22 April 2019, Trivena mulai khawatir. Kabar si bungsu belum juga didapat. Ia kemudian bertanya kepada perawat yang berjaga. Sudah waktunya memberikan ASI untuk Otniel.
Trivena masih terbaring lemas di ruang A1. Sudah tak sabar bertemu Otniel.
Ketika waktu menunjukkan 06.13 Wita, dokter didampingi perawat tiba. Masih tanpa Otniel. Malah membawa kabar duka. Otniel Junior Kewo dinyatakan meninggal dunia.
Bayi laki-laki Trivena dan Rizki dinyatakan mengalami pendarahan. Terjadi di bagian tali pusar. Rizki seketika mendatangi Otniel di ruang perawatan bayi. Anak ketiganya sudah tak bernyawa. Tubuhnya berlumuran darah. Terisa noda merah di pakaiannya.
Rizki tak terima dengan apa yang dialami putranya. Penyebab rinci meninggalnya Otniel penuh teka-teki. Tak ada penjelasan konkret dari rumah sakit rujukan Kalimantan tersebut.
"Anak saya lahirnya sehat. Saya di-caesar. Anak saya lahir langsung nangis. Kondisinya sehat dan normal. Bahkan suster beri tunjuk bayi saya sehat selamat. Besoknya suster dan dokter beri kabar anak saya sudah meninggal," kata Trivena saat ditemui kaltimkece.id di Gedung Mawar ruang perawatan 1A, RSUD AWS.
Otniel dimakamkan pada hari yang sama. Pemakaman Kristen Sungai Siring Samarinda jadi peristirahatan terakhir. Trivena mengikhlaskan kepergian anak ketiganya. Tapi ia membutuhkan keterangan dan pertanggungjawaban rumah sakit. Kondisi anaknya yang mati berlumuran darah belum terjawab. "Kami hanya bisa menduga dari tali pusar," sebutnya.
Rizki yang merupakan pendeta, mengutus Yohanes Traksin, ketua pendeta di Kukar, mempertanyakan sebab kematian bayinya. Yohanes juga menjadi juru bicara orangtua Otniel Junior Kewo.
Yohanes menerangkan, pihak keluarga ataupun orangtua tak mendapat kabar terkait pendarahan yang dialami Otniel. Bayi Otniel mestinya segera mendapat penanganan medis begitu terlihat mengeluarkan darah dari tali pusarnya. "Pun kalau kritis, bisa mengabari keluarga. Ini tidak ada kabar sama sekali. Kondisi gentingnya pun, tidak ada kabar," sebutnya.
Pihak keluarga telah bersurat kepada manajemen rumah sakit. Tapi belum dapat tanggapan. Persoalan itupun diadukan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI Kaltim.
Dikonfirmasi kaltimkece.id, Aji Suwignyo, komisioner KPAI Samarinda, telah menangani laporan Rizki dan Trivena. Dari kronologis yang disampaikan orangtua korban, kematian Otniel ditemukan kejanggalan.
"Jadi selama jam 11 pagi dirawat, enggak dicek kondisi bayinya. Padahal setelah lahir pernyataan dokter yang mengoperasi, bayi sehat dan normal. Terus tiba-tiba dinyatakan meninggal," terang Aji.
KPAI Samarinda telah berusaha melakukan konfirmasi terkait penanganan medis RSUD AWS. Namun tak ada yang bisa memberikan keterangan. Alasan manajemen adalah Direktur RSUD AWS tengah bertugas di luar daerah.
KPAI Samarinda mendampingi orangtua korban untuk melaporkan kejadian tersebut ke Mapolda Kaltim. "Rencananya mau bikin delik aduan ke kepolisian biar ada penyelidikan. Nanti seperti apa penjelasan pihak rumah sakit, apa ada unsur kesengajaan, kelalaian, dan sebagainya, biar penyidik menentukan."
Masih Didalami
Kepala Unit Humas RSUD AWS, dr Sesi, belum bicara banyak ketika dikonfirmasi kaltimkece.id. Pernyataan mesti mendapat izin Dirut RSUD AWS yang belum berada di tempat. Kendati demikian, manajemen masih mendalami hasil laporan keluarga korban. "Apakah ada kelalaian, masih kami pelajari di mana letak kesalahannya," sebut dia.
Menurut Sesi, meninggalnya bayi akibat pendarahan di bagian pusar sangat jarang terjadi. Diduga bayi meninggal akibat kehabisan darah. Kendati demikian, pihaknya belum bisa memberikan keterangan pasti sebelum mendalami rekam medis dari proses melahirkan hingga penanganan bayi.
"Dari perawatannya itu katanya tidak ada yang terlepas. Jadi tetap di posisinya. Cuma sepertinya darah merembes pelan-pelan," ungkap Sesi."Kami masih mengumpulkan data-data faktanya."
Sesi meminta keluarga menunggu. Pihak rumah sakit dipastikan tak menutupi jika ada kesalahan. Terlebih menghilangkan barang bukti. “Hak keluarga untuk harus tahu penyebab kematian," pungkasnya. (*)
Editor: Bobby Lolowang