• Berita Hari Ini
  • Warta
  • Historia
  • Rupa
  • Arena
  • Pariwara
  • Citra
Kaltim Kece
  • WARTA
  • Tanpa Kategori
  • Misteri Jenazah Terborgol di Sangasanga, Uang Rp 17 Ribu dan Ucapan Dijebak

WARTA

Misteri Jenazah Terborgol di Sangasanga, Uang Rp 17 Ribu dan Ucapan Dijebak

Penemuan jenazah laki-laki di Sangasanga berkalang misteri. Jenazah tersebut dalam keadaan terborgol, tubuhnya terluka. 
Oleh Giarti Ibnu Lestari
7 Januari 2020 03:26
ยท
5 menit baca.
Kamar jenazah di RSUD AW Sjahranie. Jenazah korban diautopsi di tempat ini (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)
Kamar jenazah di RSUD AW Sjahranie. Jenazah korban diautopsi di tempat ini (giarti ibnu lestari/kaltimkece.id)

kaltimkece.id Malam sudah menjelang ketika Wana Arifin, 36 tahun, kedatangan tamu yang membuatnya kaget setengah mati. Dari balik tirai jendela, ia melihat putra tirinya, Andi Tomi Alun Samudera Koleba, 21 tahun, hanya melongo di luar rumah. Kejadian yang sangat aneh karena sudah 10 tahun ia tak bertemu sejak bercerai dengan ayah Andi Tomi.  

Jumat itu, 3 Januari 2020, Andi Tomi datang ke kediaman Wana Arifin di Jalan Bung Tomo, Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda Seberang. Andi mengenakan kemeja cokelat dan celana pendek. Ia menenteng sebuah helm. Sementara tangannya, sesuatu yang paling aneh bagi Wana Arifin, sedang terborgol. 

"Kamu kenapa?" Ibu tirinya bertanya dari dalam rumah. 

"Aku dijebak."

"Saat itu dia datang sendiri. Tidak sempat masuk ke rumah," kisah Wana Arifin kepada kaltimkece.id di depan kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie, Selasa, 7 Januari 2020. 

Wana jelas khawatir didatangi seseorang yang terborgol. Dia kemudian menyelipkan uang Rp 17 ribu di bawah pintu. Dari dari balik kaca jendela, Wana berkata, "Cepat pergi. Nanti dilihat tetangga, aku yang repot."

Itulah terakhir kali Wana bertemu Andi Tomi. Empat hari kemudian, Wana dihubungi Miftahul Jannah, 18 tahun, istri Andi Tomi yang sedang hamil sembilan bulan. Mita, panggilan pendek Miftahul, mengabarkan bahwa suaminya meninggal. Jenazah Andi Tomi ditemukan mengapung di Kelurahan Pendingin, Sangasanga, Kukar, pada Senin, 6 Januari 2020. Keesokan harinya, jenazah dibawa ke RSUD AW Sjahranie.  

Menurut istri korban, mereka tinggal di sebuah indekos di Jalan KH Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda. Sang suami disebut memiliki usaha jual-beli sepeda motor bekas.

Penemuan Jenazah

Heriadi masih sibuk mengecat cerobong asap kapal tunda Intan Megah 24 ketika aroma tak sedap menyergap penciumannya. Lelaki berusia 29 tahun yang bekerja sebagai anak buah kapal itu segera memeriksa sisi kanan lambung kapal. Rasa penasarannya pupus tatkala menemukan sosok jenazah yang mengapung di antara tumpukan sampah. Jenazah itu tersembul di sela-sela kapal tunda dan tongkang. 

Senin sore, 5 Januari 2020, sekitar pukul 15.30 Wita, Heriadi segera melaporkan penemuan jenazah kepada kapten kapal dan diteruskan ke polisi. Lokasinya dekat area tambatan Boi 23 Pulau Kambing, Kelurahan Muara Kembang, Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara. Adapun perairan tersebut masuk Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kukar. 

Petugas yang datang segera mencatat ciri-ciri jenazah. Berjenis kelamin laki-laki, tubuh tak bernyawa itu mengenakan kaus lengan pendek cokelat dan celana pendek hitam. Namun, ada kondisi yang amat tak wajar. Kedua tangannya terborgol di depan tubuh.

Kepolisian Air dan Udara, Kepolisian Daerah Kaltim, Kepolisian Resor Kukar, serta Kepolisian Sektor Sangasanga segera mengevakuasi jasad tersebut. Jenazah dibawa ke kamar mayat RSUD AW Sjahranie Samarinda untuk melewati visum et repertum dan autopsi. Dari pemeriksaan di kamar mayat RSUD, identitas pria terungkap. Ia bernama Andi Tomi Alun Samudera Koleba, 21 tahun. 

Kepala Kepolisian Resor Kukar, Ajun Komisaris Besar Polisi Andrias Susanto Nugroho, menuturkan bahwa waktu kematian Andi Tomi sekitar tiga sampai empat hari sebelum ditemukan. Dari pemeriksaan, ditemukan beberapa luka di jasad Tomi.

"Kami menunggu hasil visum untuk mengetahui penyebab luka-luka tersebut," terang Kapolres, Selasa, 7 Januari 2020. Sejauh ini, kepolisian telah memeriksa lima saksi. 

Misteri lain dari penemuan jenazah ini adalah borgol yang terpasang di pergelangan tangan. Andrias menuturkan, belum bisa memastikan asal borgol tersebut. Borgol, kata Kapolres, bukan barang yang susah dibeli. Andrias menyebutkan bahwa borgol tersedia di beberapa toko yang menjual perlengkapan TNI-Polri. 

Untuk sementara, polisi menduga bahwa Andi adalah korban penganiayaan. Untuk memastikannya, petugas menunggu hasil visum sekitar sepekan.

Dokter Spesialis Forensik RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Kristina Uli Gultom, mengatakan ada dua luka terbuka di tubuh korban. Luka pertama ditemukan di pipi kiri, yang kedua di lengan kanan atas. Jenis luka adalah terbuka dan rata. 

"Kami harus periksa di laboratorium untuk memastikan luka terbuka itu akibat sabetan senjata tajam atau bukan," jelas Kristina, Selasa, 7 Januari 2020. Belum bisa dipastikan pula luka itu diderita sebelum atau setelah meninggal. Hasil laboratorium baru diketahui sekira dua minggu lagi.

Kepala Kepolisian Sektor Sangasanga, Ajun Komisaris Polisi Zainal Arifin, mengatakan bahwa keluarga sudah membenarkan identitas jenazah. Zainal Arifin belum bisa memastikan jika Tomi adalah tahanan yang kabur karena ditemukan dalam posisi terborgol. "Kami harus berkoordinasi dengan beberapa pihak. Kalau di Polsek Sangasanga, tidak ada tahanan kabur. Tidak ada juga orang yang hilang. Di Polres Kukar juga tidak ada," terangnya. 

Fakta dan Petunjuk

Selain luka-luka, ditemukan sejumlah barang di tubuh jenazah. Barang tersebut terdiri dari kunci rumah, uang sejumlah Rp 17 ribu, baju, dan celana. Pakaiannya sama persis dengan yang ia kenakan ketika terakhir kali terlihat. Salah satu petunjuk penting adalah uang Rp 17 ribu. Jumlahnya sama dengan yang disebutkan ibu tiri Andi Tomi. Boleh jadi, Andi Tomi meninggal tanpa sempat membelanjakan uang tersebut. 

Petunjuk lain yang menguatkan adalah pertemuan terakhir pada Jumat malam, 3 Januari 2020. Jika jenazah Andi Tomi ditemukan pada Senin, 6 Januari 2020, artinya telah lewat tiga hari sejak terakhir kali ia terlihat. Apabila dugaan polisi benar bahwa Andi Tomi meninggal tiga hari sebelum jenazahnya ditemukan, artinya rentang waktu antara ia terakhir kali terlihat hingga meninggal sangat pendek. Bisa jadi hanya beberapa jam setelah Andi Tomi mendatangi rumah ibu tirinya --mengingat ia tak sempat membelanjakan uang yang diberikan ibu tirinya. 

Kesaksian Wana Arifin mengenai ucapan Andi Tomi juga tak kalah penting. Andi Tomi mengaku dirinya dijebak. Jika tangannya terborgol, dapat diduga bahwa Andi Tomi sedang menghadapi masalah besar. Namun, seperti disampaikan Kapolres Kukar, borgol tidak berarti selalu berhubungan dengan aparat kemanan mengingat benda itu bisa dibeli secara bebas. (*) 

Dilengkapi oleh: Fachrizal Muliawan (Kukar)

Editor: Fel GM

Editor : Fel GM
Iklan Above-Footer

Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi kaltimkece.id

Gabung Channel WhatsApp
  • Alamat
    :
    Jalan KH Wahid Hasyim II Nomor 16, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara.
  • Email
    :
    [email protected]
  • Phone
    :
    08115550888

Warta

  • Ragam
  • Pendidikan
  • Lingkungan
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Humaniora
  • Nusantara
  • Samarinda
  • Kutai Kartanegara
  • Balikpapan
  • Bontang
  • Paser
  • Penajam Paser Utara
  • Mahakam Ulu
  • Kutai Timur

Pariwara

  • Pariwara
  • Pariwara Pemkab Kukar
  • Pariwara Pemkot Bontang
  • Pariwara DPRD Bontang
  • Pariwara DPRD Kukar
  • Pariwara Kutai Timur
  • Pariwara Mahakam Ulu
  • Pariwara Pemkab Berau

Rupa

  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Musik
  • Risalah
  • Sosok

Historia

  • Peristiwa
  • Wawancara
  • Tokoh
  • Mereka

Informasi

  • Kontak
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
© 2018 - 2025 Copyright by Kaltim Kece. All rights reserved.