kaltimkece.id General Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Wilayah (UIW) Kaltimtara, Sigit Witjaksono, mengklaim ketersediaan listrik Kaltim dari sisi interkoneksi surplus 550 megawatt (MW). Dipicu pertumbuhan konsumsi listrik yang sedang turun karena pandemi Covid-19.
“Contohnya hotel dan mal. Pertumbuhannya belum kembali, masih negatif. Ini yang membuat ada pembangkit baru tapi bebannya turun. Sehingga ada ketersediaan 550 MW untuk sistem interkoneksi Kalimantan," ungkap Sigit Witjaksono, Selasa, 27 Oktober 2020, di Desa Batuah, Loa Janan, Kutai Kartanegara.
Listrik Kaltim saat ini sudah interkoneksi dengan Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Disebut dengan nama Interkoneksi Kalimantan. Namun demikian, di wilayah kerja PLN UIW Kaltimtara masih terdapat 69 ribu kepala keluarga (KK) mengonsumsi listrik bukan dari PLN. Entah listrik swadaya maupun bantuan dari perusahaan setempat. Sedangkan yang belum dialiri listrik sama sekali terdata sekitar 41 ribu KK.
Gubernur Kaltim Isran Noor menyebut jika saat ini Kaltim sudah sekira 92 persen penduduk teraliri listrik. Hal ini tak lepas dari pendirian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di daerah-daerah yang sebelumnya tak terjangkau jaringan listrik PLN.
“Salah satunya yang belum lama ini saya resmikan di Kabupaten Paser,” terang Isran Noor saat Pencanangan 50 Ribu Rumah Tangga Berlistrik di RT 42, Dusun Tani Bahagia, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara, bertepatan Hari Listrik Nasional (HLN) Ke-75.
Pencanangan listrik gratis bagi 50 ribu rumah tangga tersebut juga salah satu dari banyak upaya memenuhi kebutuhan listrik rakyat di Kaltim. Merupakan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tambang melalui dana CSR. “Ke depannya tidak hanya perusahaan tambang, perusahaan nontambang juga harus berpartisipasi banyak melalui dana CSR ," terang Isran Noor.
Ditambahkan Sigit Witjaksono, ada berbagai macam sebab rumah-rumah penduduk kesulitan mendapat listrik. Salah satunya seperti keadaan di RT 42, Dusun Tani Bahagia, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara. Di areal tersebut sudah terdapat jaringan listrik. Namun terkendala dengan penyambungan. “Ini mudah. Tinggal diberi bantuan melalui CSR perusahaan tambang kemudian kita menyambungkan listriknya,” jelas Sigit.
Kendati demikian, ada juga daerah-daerah yang kesulitan listrik karena memang lokasinya di tempat terpencil. Belum Lagi jarak rumah ke rumah lainnya yang tersebar jauh. Situasi tersebut semakin menyulitkan daerah teraliri listrik. Namun selama sudah memiliki jaringan listrik, kebutuhan setrum semakin mudah diperluas. Termasuk lewat program Listrik Desa oleh pemerintah melalui PLN. (*)
Editor: Bobby Lolowang
Ikuti berita-berita berkualitas dari kaltimkece.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: