kaltimkece.id Penyebab hilangnya air Bendungan Pengendali Banjir (Bendali) Telagasari, Balikpapan, mulai menemukan titik terang. Kerusakan tanah di dasar bendungan disebut menjadi biang keroknya. Sadar akan datang bencana dari insiden tersebut, alarm peringatan bahaya dinyalakan Pemkot Balikpapan.
Selasa siang, 18 Mei 2021, sejumlah pejabat Pemkot dan DPRD Balikpapan mengunjungi bendali yang berlokasi di Jalan Kapten Piere Tendean, Gunungsari Ilir, Balikpapan Kota, tersebut. Pemantauan hingga penyelidikan dilangsungkan.
Hasil penyelidikan, Pemkot Balikpapan menemukan kerusakan di dasar Bendali Telagasari. Yaitu terbentuknya lubang atau piping secara alami di dasar fondasi pintu pelimpah air bendali. Disebutkan ada 10 lubang ditemukan. Lubang-lubang inilah yang diyakini menjadi penyebab hilangnya air bendali Bendali Telagasari.
“Bila piping terjadi terus-menerus, air keluar dari waduk atau terjadi penyusutan dalam waktu cepat,” kata Rita, kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan.
Sebagai solusi sementara, Dinas PU Balikpapan akan menutup lubang-lubang tersebut dengan material nonpermanen. Kemudian membuka terus pintu masuk agar air tidak tertampung di bendali. Karena jika dibiarkan, air yang tertampung bisa mengikis konstruksi bangunan bendali. “Kami akan lakukan sandbag untuk menutup lubang sementara,” tambah Rita.
Dinas PU Balikpapan juga akan terus menyelidiki penyebab lain hilangnya air di bendali yang pernah ambruk 14 tahun silam itu. Termasuk berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Kalimantan III di Samarinda untuk menentukan penanganan kerusakan tersebut. Diperkirakan investigasi ini akan memakan waktu sebulan.
“Kami juga harus cari tahu ke mana air di bendali ini bermuara,” timpal Kepala Dinas PU Balikpapan, Andi Yusri Ramli.
PDAM Balikpapan juga melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Dipastikan bahwa tidak pipa atau fasilitas milik PDAM di Bendali Telagasari yang rusak. Dengan begitu, PDAM mengklaim air produksinya tidak berkurang sama sekali.
“Pipa kami ada di dalam sekitar 200 meter dari permukaan tanah. Semuanya masih aman,” kata Direktur PDAM Kota Balikpapan Haidir Effendi.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Ali Munsjir Halim, meminta Pemkot Balikpapan mewaspadai dampak yang akan ditimbulkan dari hilangnya air di Bendali Telagasari. Sebab, jika tidak diantisipasi sejak dini, dikhawatirkan masalah di bendali tersebut akan mendatangkan longsor dan banjir. “Yang kami khawatirkan rumah amblas,” sebut Ali.
Politikus Partai Demokrat itu telah memetakan tiga RT yang paling rawan terkena musibah ini. Yaitu RT 47, RT 48, dan RT 49 Gunung Sari Ilir. Ada ratusan warga bermukim di tiga RT tersebut. Dia juga meminta Pemkot tidak memusingkan anggaran dalam penanganan masalah di Bendali Telagasari.
“Soal anggaran ‘kan ada dana tak terduga. Jadi enggak usah dipermasalahkan, yang penting ada action-nya,” ujarnya
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, tidak menampik jika setelah keringnya Bendali Telagasari akan mendatangkan bencana. Sebagai antisipasi, Pemkot Balikpapan menggencarkan sosialisasi tanggap bencana kepada warga sekitar bendungan. Selain itu meningkatkan sistem keamanan lingkungan (siskamling).
“Kalau ada air muncul tiba-tiba di lingkungan rumah, masyarakat silakan laporkan langsung ke kami. Kami akan segera tanggulangi,” ujar Rizal. (*)
Editor: Bobby Lolowang