kaltimkece.id Kapal landing craft tank Mutiara 77 baru saja memasuki Kilometer 47 Sungai Kedang Kepala ketika teriakan Afdaludin memecah keheningan malam. Sang jurumudi itu membangunkan 10 penumpang dan empat kru.
“Kapal miring,” teriak Afdal ketika memasuki wilayah Desa Kupang Baru, Muara Kaman, Kutai Kartanegara. LCT jingga dan putih itu miring ke kiri hingga 90 derajat. Penumpang dan jurumudi kapal pun terjun menyelamatkan diri.
Sabtu, 30 November 2019, pukul 03.30 Wita, LCT Mutiara 77 akhirnya karam. Kapal bermuatan enam ekskavator Komatsu PC 130 milik PT Kapuas Jaya Bersama (KJB). Ada pula dua sepeda motor. Terbaliknya LCT tujuan Desa Senyiur, Kutai Timur, tersebut, menimbulkan dua korban jiwa. Satu orang tewas, satu lagi masih dalam pencarian. Korban tewas bernama Bima Purba, 21 tahun, sementara korban yang sempat hilang bernama Suan, juga telah ditemukan, Ahad, 1 Desember 2019 sore. Keduanya adalah helper operator ekskavator PT KJB.
Adapun kerugian dari peristiwa ini cukup besar. Dari pengecekan kaltimkece.id, ekskavator Komatsu PC 130 di wilayah Kaltim dijual di kisaran Rp 600 juta sampai Rp 700 juta per unit. Harga bergantung kondisi dan tahun produksi. Diperkirakan, kerugian yang diderita dari enam alat berat Rp 3,6 hingga Rp 4,2 miliar.
Sementara itu, harga LCT di beberapa galangan kapal di Samarinda berkisar Rp 7 hingga 9,5 miliar. Dapat diasumsikan kerugian material berkisar hingga 13,7 miliar. Itu belum dihitung biaya apabila perusahaan mengangkat ekskavator maupun mengapungkan kembali LCT yang karam. Angka kerugian ini juga tak berbeda jauh dengan perhitungan polisi yakni Rp 13 miliar.
Kepala Kepolisian Sektor Muara Kaman Inspektur Satu Juwadi kepada kaltimkece.id menuturkan, LCT tersebut mengangkut alat berat dari dermaga PT KJB di Desa Tering, Kutai Barat. Tujuan kapal adalah PT SAS di Desa Senyiur, Kecamatan Muara Ancalong, Kutai Timur.
“Menurut pengakuan jurumudi, kecepatan LCT 3,2 knot saat terbalik," ujarnya.
Masih dari pengakuan jurumudi, kecepatan tersebut terbilang standar untuk jalur sungai yang lurus seperti lokasi terbaliknya kapal.
Selain Polsek Muara Kaman, Satuan Polisi Perairan atau Satpolair Polres Kukar turut menyelidiki insiden tersebut. Kasatpolair Polres Kukar Ajun Komisaris Polisi Zia Fahlevie menuturkan, saat ini jajarannya memeriksa saksi. "Tentu berkoordinaasi pula dengan Polsek Muara Kaman," terangnya. Polisi di sini akan menyelidiki dalam musibah tersebut terdapat unsur pidana atau tidak. (*)