kaltimkece.id Rabu malam, 23 Januari 2019, Pemkot Samarinda membuka wahana rekreasi baru di Taman Samarendah. Ornamen menara lampu hias, patung kuda, dan warna-warni air mancur, jadi icon baru bagi Kota Tepian.
Mempercantik Taman Samarendah di Jalan Bhayangkara, diklaim Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, tak menggunakan sedikitpun APBD. "Banyak yang bertanya sama saya, apa sih power dari Taman Samarendah. Alhamdulillah, icon baru jawaban bagi masyarakat Samarinda," ucap Jaang.
Pembangunanpatung kuda dan air mancur di taman tersebut, terealisasi berkat kontribusi swasta. Jaang mengaku menemui pimpinan proyek dari PT Vista Media. Perusahaan tersebut setuju menjadi investor sekaligus pelaksana pembangunan.
Revitalisasi taman tersebut juga hasil corporate Social Responsibility atau CSR dari PT XL Axiata Tbk. Tak dirincikan besaran dana memercantik Taman Samarendah.
Menara lampu hias setinggi 50 meter tersebut dilengkapi lampu LED. Sedangkan patung kuda dan air mancur memiliki 82 titik pancaran. Secara filosofi, rancangan tersebut cerminan kota metropolis yang dinamis dengan mengikuti kemajuan teknologi. Cerminan era digital merupakan salah satu program Samarinda sebagai smart city.
Jaang sengaja meminta menara lampu hias dibangun serupa menara Dubai. Kehadirannya diharapkan jadi icon baru Samarinda. Konsep yang belum ada di kota lain di Indonesia.
Meski dibangun dengan estetika representatif, keberadaan patung kuda di Taman Samarendah sempat jadi perdebatan. Keluhan publik mengemuka, mengingat kuda bukanlah hewan umum di Samarinda. Selain itu, ada ikan pesut yang tak lain satwa iconic ibu kota Kaltim.
Soal ini, Jaang punya pertimbangan. Patung pesut diklaim telah masuk agenda. Namun, pendiriannya bakal ditempatkan di tepi Sungai Mahakam. "Anak saya juga sampai tanya sama saya. Saya bilang kalau pesut kita bikin di tepi sungai."
Menurut Jaang, patung kuda makna mendalam. Kuda adalah lambang kekuatan dan keperkasaan. Bagi kota Samarinda, bermakna sebagai kekuatan menghadapi kondisi apapun.
"Kuda bukan lambang playboy. Kita harus semangat. Kita harus kuat dalam kondisi apapun, termasuk dalam kondisi defisit anggaran. Kita harus kuat dan bisa tetap membangun," tambahnya.
Patung pesut mahakam, bakal dibangun di kawasan Central Park, persis depan kantor Gubernur Kaltim. Patung serupa juga bakal berdiri seberang kantor Polresta Samarinda. Landmark tersebut menjadi pertanda Samarinda menuju smart city. Tugu terserbut memiliki konsep pesut terbang, dilengkapi air mancur dengan penerangan warna-warni.
"Tahun ini saya minta dukungan DPRD, akan kita eksekusi itu menjadi taman yang indah. Akan ada tugu pesut di situ seperti muncul dan terbang. Kita buat langkah berbeda. Kita minta seniman yang membuat itu. Akan ada lampu dan air mancur dengan taman yang indah."
Jaang bertekad mempromosikan pesut sebagai icon Samarinda. Kelak dapat menjadi destinasi bagi wisatawan ketika berkunjung ke Kota Tepian. "Meski saya purna tugas 25 bulan lagi, saya ingin meletakkan kota kita semakin maju dan menjadi destinasi wisata," tambah wali kota dua periode tersebut.
Terus Dipercantik
Taman Samarendah sudah makin cantik. Namun, pembangunan di ruang terbuka hijau tersebut masih belum berakhir. Nantinya, Taman Samarendah ditambah lampu penerangan. Disertakan pula CCTV untuk pengawasan.
Yang menjadi perhatian, taman di Jalan Bhayangkara itu bebas dari pedagang kaki lima. Selain menjaga estetika kota, juga untuk mengurangi potensi sampah. Jaang pun mengimbau warga membawa sendiri botol air minum agar tak menambah sampah plastik di Samarinda. "Tidak ada boleh PKL, harus steril," tegas Jaang.
Group Head XL Axiata Jabodetabek Region Bambang Parikesit, menyatakan kesenangan daapat berkontribusi membangun Taman Samarendah. Apalagi provider tersebut sudah 16 tahun melayani penduduk kota ini. Total pelanggan tercatat sekitar 120 ribu orang.
Untuk yang berikutnya, dana CSR kembali mengisi fasilitas taman seluas 1,4 hektare tersebut. Tempat duduk berkonsep edukasi bakal berdiri di sejumlah titik. Didesain menyerupai buku atau alat tulis. Maka, selain tempat bersantai, taman bisa jadi wahana edukasi.
“Semoga masyarakat Samarinda dan sekitarnya yang datang ke Taman Samarendah, bisa bekerja sama merawat fasilitas yang sudah ada,” pungkas Bambang. (*)
Editor: Bobby Lolowang