kaltimkece.id Satu dari antara jejeran ruang kelas di SMA 1 Samarinda menyaksikan pertemuan kedua insan yang sedang jatuh cinta itu. Yang lelaki bernama Ismunandar, seorang remaja kelahiran Sangkulirang, sebuah kecamatan di pesisir Kutai Timur. Sementara yang perempuan namanya Encek Unguria Riarinda Firgasih, gadis kelahiran Samarinda.
Ismunandar sekolah di Sangkulirang hingga kelas 5 SD. Ia pindah ke Samarinda dan lulus dari SD Al-Khairiyah kemudian SMP 2. Adapun Encek Firgasih, adalah tamatan SD Teladan Samarinda dan SMP 1 Samarinda, sebagaimana dikutip dari senarai riwayat hidup keduanya yang diterima kaltimkece.id.
Kira-kira 37 tahun silam, keduanya dipertemukan ketika “satu atap” menuntut ilmu di SMA 1 Samarinda. Sekolah itu berdiri di Jalan Bhayangkara sebelum dibongkar untuk pembangunan Taman Samarendah.
“Mereka berkenalan dan mulai tertarik satu sama lain sejak di SMA itu,” tutur seorang teman sekolah Ismunandar dan Encek Firgasih kepada kaltimkece.id dan meminta namanya tidak dituliskan.
Berjanji atau tidak, yang jelas, keduanya memilih kota yang sama sebagai tujuan menimba ilmu selanjutnya. Ismunandar dan Encek Firgasih bahkan masuk perguruan tinggi yang sama; Universitas Merdeka Malang di Jawa Timur. Ismunandar mengambil jurusan teknik sipil sedangkan Firgasih di fakultas hukum.
“Ketika kuliah ini, mereka semakin serius menjalin hubungan,” tutur sumber tadi yang merupakan pensiunan pejabat teras Pemprov Kaltim.
Sebagai mahasiswa di Kota Apel, Firgasih aktif dalam berbagai organisasi. Selain senat mahasiswa, perempuan yang lahir pada 24 Juni 1963 —ia lebih muda tiga tahun dari Ismunandar— aktif di Keluarga Pelajar Mahasiswa Kaltim Cabang Malang. Adapun Ismunandar, sebagai mahasiswa yang juga berasal dari Kaltim, seringkali turut serta dalam kegiatan yang diadakan organisasi tersebut. Ismunandar waktu itu memang lebih aktif di organisasi ekstrakampus, Himpunan Mahasiswa Islam.
Gelar insinyur dengan spesialisasi teknik sipil diraih Ismunandar pada 1986. Sementara Firgasih meraih predikat sarjana hukum setahun kemudian. Keduanya lantas memutuskan mengarungi samudera kehidupan dalam bahtera rumah tangga pada 2 April 1988.
Sepuluh tahun kemudian, Ismunandar telah menapaki karier di dunia birokrasi di Dinas Pekerjaan Umum Kaltim. Ia kemudian bertugas di Bontang dan Kutim sebagai pegawai negeri sipil. Jabatan birokrat tertinggi Ismunandar adalah sekretaris daerah Kutim periode 2010-2015. Laki-laki berkacamata ini lantas terjun ke dunia politik. Berpasangan dengan Kasmidi Bulang, Ismunandar memenangkan Pilkada Kutim pada 2015 silam. Jelang pilkada pada tahun ini, status petahana pun tersemat kepadanya.
Sebagai pendamping hidup, Firgasih selaku istri pegawai negeri aktif di berbagai organisasi sosial. Ia juga berkecimpung di partai politik, PPP, sampai terpilih sebagai anggota legislatif. Pada periode 2014-2019, Firgasih duduk sebagai wakil ketua DPRD Kutim. Kemenangan PPP di Kutim pada Pemilu Serentak 2019 mengantarkan ibu dua anak ini menjadi ketua DPRD.
Kutai Timur pun tercatat dalam sejarah sebagai daerah kedua di Kaltim dengan kepala daerah dan ketua DPRD adalah pasangan suami istri. Daerah pertama yang pernah mengalami situasi serupa adalah Bontang.
Pencapaian pasangan suami istri ini dikagumi khalayak luas. Bukan hanya berhasil menjaga mahligai rumah tangga selama 32 tahun, Ismunandar dan Firgasih sukses dalam karier masing-masing. Sayang seribu sayang, pada Kamis, 2 Juli 2020, keduanya diamankan di sebuah hotel di Jakarta dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa OTT tersebut sehubungan pemberian hadiah atau janji dalam pengadaan barang dan jasa di salah satu kabupaten di wilayah Kalimantan Timur. (*)