kaltimkece.id Mengendarai sepeda motor trail, Stephanus Madang pergi dari Kutai Barat menuju Kecamatan Long Bagun di Kabupaten Mahakam Ulu. Lelaki yang kini duduk sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Mahakam Ulu tersebut membawa peta buta yang membelah belantara Kalimantan. Kuda besinya dengan gesit melibas jalan setapak peninggalan perusahaan perkebunan sawit yang tertutup pohon dan semak belukar.
Lima tahun silam, Madang bersama rombongan yang terdiri dari 17 pengendara sepeda motor terpaksa menginap di tengah perjalanan. Mereka memutuskan mendirikan tenda di dekat gubuk peladang. Keesokan paginya, rombongan melanjutkan perjalanan. Seluruh rute berat menuju ibu kota kabupaten di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, sepanjang 134 kilometer. Madang dan kolega menempuhnya selama dua hari satu malam.
Di belakang rombongan, tim Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mahakam Ulu menyusuri rute yang sama. Walaupun menggunakan mobil berpenggerak roda ganda, medan tetap saja berat. Banyak bagian jalan yang berbukit, rawa, dan terpotong oleh anak Sungai Mahakam.
“Tim ini bahkan perlu dua pekan untuk sampai ke Ujoh Bilang. Mereka harus memotong pohon dan membangun jembatan darurat,” kenang Stephanus Madang yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Penelitian, Perencanaan Pembangunan, dan Pengembangan Daerah Mahakam Ulu, pada pertengahan September 2020. Penyusuran jalan dari Kutai Barat ke Mahakam Ulu ini adalah bagian dari pemetaan jalan. Pada 2015, Mahakam Ulu baru dua tahun memekarkan diri dari Kutai Barat.
Madang melanjutkan ceritanya. Proses pemetaan jalan tersebut tak berhenti di Ujoh Bilang. Dari Kecamatan Long Bagun, pemetaan jalan dilanjutkan menuju Kecamatan Long Pahangai di hulu Sungai Mahakam. Kali ini, rombongan terdiri dari 19 pengendara sepeda motor trail. Mereka menyisir jalur bekas jalan perusahaan kayu, sebagian lagi mulai dibuka pemerintah pusat.
Setelah dua hari perjalanan darat sejauh 118 kilometer membelah hutan di jantung Borneo, tim sampai di tujuan. Dari pemetaan itu diketahui bahwa jalur ini memerlukan pembangunan jembatan di Benturat, Sungai Palu, dan Mubong. Jembatan tersebut berfungsi agar kendaraan roda empat boleh lewat.
Masih ada dua ruas jalan darat utama yang lain untuk melengkapi akses penghubung ke lima kecamatan di Mahakam Ulu. Ruas yang pertama dari Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai, menuju Kampung Long Apari di Kecamatan Long Apari yang berbatasan dengan Malaysia. Jalur tersebut sepanjang 35 kilometer. Ruas yang kedua adalah dari Kecamatan Long Bagun menuju Kampung Mamahak Baru sepanjang 165 kilometer. Secara keseluruhan, terang Madang, perlu 473 kilometer jaringan jalan darat untuk menghubungkan seluruh ibu kota kecamatan di Mahakam Ulu ke kabupaten terdekat di Kutai Barat.
“Sejak efektif bekerja pada April 2013, bisa dikatakan, akses jalan darat Mahakam Ulu adalah nol kilometer. Saat itu, kita tidak memiliki fasilitas apapun yang bisa diandalkan,” terangnya.
Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu merespons kondisi tersebut dengan membentuk Unit Pelaksana Teknis Alat Berat. Unit ini bertugas membuka jalan dibantu alat berat yang barusan dibeli. Satu sampai dua tahun setelah pemekaran kabupaten, sejumlah jalan bisa dilewati tapi belum layak. Hanya sepeda motor yang bisa melintas.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mahakam Ulu, Yohanes Andi Abeh, menerangkan sulitnya memetakan pembangunan jalan di Mahulu. Kabupaten seluas 15.315 kilometer persegi atau 22 kali luas DKI Jakarta ini waktu itu hanya mengandalkan moda transportasi sungai.
Transportasi Darat Meningkat Pesat
Pembangunan infrastruktur jalan penghubung menjadi fokus Bupati Mahakam Ulu periode 2016-2021, Bonifasius Belawan Geh. Dari pemetaan diketahui 151,7 kilometer jalan darat di bawah kewenangan Kabupaten Mahakam Ulu. Perlahan tapi pasti, akses jalan yang semula nol kilometer mulai kelihatan fisiknya. Sampai 2020, sudah 127,6 kilometer atau 80 persen jalan kabupaten yang dibangun dan ditingkatkan. Perinciannya adalah 35,1 kilometer pembangunan jalan baru, 60 kilometer peningkatan jalan berbutir, 6,94 kilometer pengerasan jalan, dan 25,6 kilometer jalan aspal.
Pada era kepemimpinan Bonifasius, jalan berlapis aspal pertama di Mahakam Ulu dibangun. Tahap awal pengaspalan jalan sepanjang 13,6 kilometer dimulai pada 2018. Jalan beraspal menghubungkan akses penting di ibu kota kabupaten di Kampung Ujoh Bilang ke pusat perkantoran dan rumah sakit di Sebenak hingga batas Kampung Long Bagun. Sementara itu, dari empat jembatan yang ditargetkan, tiga telah rampung. Ketiganya berdiri di atas Sungai Betong, Sungai Pusu, dan Sungai Betuan. Hanya Jembatan Long Melaham yang masih terus digenjot pengerjaannya.
“Mulai banyak peningkatan ruas jalan di ibu kota kabupaten yang manfaatnya dirasakan masyarakat. Terkadang, jalan dibangun melewati kebun warga sehingga memudahkan mobilitas,” ujar Yohanes Andi Abeh selaku kepala Dinas PUPR Mahulu.
Ketika akses jalan utama terbuka, Pemkab Mahakam Ulu melalui APBD meningkatkan jalan permukiman melalui program semenisasi di 50 kampung. Sampai 2019, pembangunan jalan yang dibiayai Dana Alokasi Kampung (DAK) mencapai 24.423 meter atau 24,4 kilometer.
Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh mengakui, pembangunan infrastruktur jalan tidak mudah dan banyak tantangan. Sebagai contoh, status kewenangan jalan belum jelas. Ada pula kesulitan mengirim material ketika kemarau. Material harus didatangkan dari luar kabupaten melewati jalur sungai. Kondisi jalan yang sedang dibangun pun sukar diakses ketika hujan datang.
“Sejauh ini, kami berupaya maksimal dengan kondisi anggaran yang ada,” ujarnya. (*)
Temui kami di Instagram!