kaltimkece.id Tepuk tangan bersahutan ketika Bonifasius Belawan Geh memotong pita di depan pintu Puskesmas Kecamatan Laham. Selepas menandatangani prasasti peresmian, Bupati Mahakam Ulu ini diajak berkeliling menengok fasilitas medis. Semuanya serba baru dan berkilap. Dari balik balutan masker yang menutupi wajahnya, bupati memastikan fasilitas medis yang dibangun dengan dana Rp 7,3 miliar tersebut. Seluruh fasilitas telah mengantongi akreditasi standar pelayanan minimal nasional (SPMN) dari Kementerian Kesehatan.
Puskesmas tersebut berdinding beton dengan banyak ventilasi kaca. Ruangannya terbagi menjadi bermacam-macam. Mulai poli umum, gigi, gizi, kesehatan ibu dan anak, laktasi, imunisasi, apotek, gudang obat, ruang perawatan laki-laki dan perempuan, ruang nifas, ruang perawatan bayi dan persalinan, hingga instalasi gawat darurat. Ada pula ruang administrasi, kesehatan lingkungan, tata usaha, bendahara jaminan kesehatan nasional, dan bendahara rutin. Puskesmas ini akan ditambah tenaga perawat, dokter umum, mobil operasional, mesin rontgen, dan ultrasonografi (USG).
Fasilitas kesehatan di Laham ini jauh lebih maju dibanding 2013. Kala itu, Mahakam Ulu baru dimekarkan dari kabupaten induk, Kutai Barat. Puskesmas di wilayah Mahakam Ulu masih banyak yang berdinding kayu, reyot, dan sudah berusia puluhan tahun. Bahkan tidak satu pun puskesmas yang memiliki standar pelayanan minimal nasional.
“Waktu itu, sumber daya dokter cuma tiga, sementara perawat dan bidan kurang sekali. Peralatan kesehatan banyak yang karatan dan tidak diperhatikan,” terang Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Mahakam Ulu, drg Agustinus Teguh Santoso. Sebelum pemekaran Mahakam Ulu, Teguh bertugas di Dinas Kesehatan Kutai Barat.
Setelah Bonifasius Belawan Geh terpilih sebagai bupati definitif Mahakam Ulu periode 2016-2021, pembangunan layanan kesehatan dasar masyarakat diprioritaskan. Sampai 2020 ini, telah terbangun 38 puskesmas pembantu dan lima puskesmas induk di seluruh kabupaten. Puskesmas-puskesmas tersebut telah mengantongi akreditasi SPMN dari Kementerian Kesehatan.
Mahakam Ulu juga membangun dua rumah sakit pratama tipe D sekaligus. Yang pertama adalah Rumah Sakit Pratama (RSP) Gerbang Sehat Mahulu di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun. Rumah sakit ini dibangun melayani masyarakat di wilayah hilir sampai ibu kota kabupaten. Sementara itu, untuk melayani penduduk di hulu Sungai Mahakam dan daerah perbatasan, dibangun Rumah Sakit Pratama Nawacita Datah Dawai di Kampung Long Lunuk, Kecamatan Long Pahangai. RSP Gerbang Sehat dilengkapi dengan tujuh dokter umum. Di RSP Nawacita, tersedia lima dokter umum dan seorang dokter gigi. Semua RSP juga memiliki tenaga keperawatan dan bidan.
Untuk lima puskesmas induk, terang drg Teguh, disiagakan minimal satu sampai dua dokter. Di Kampung Long Apari yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia, contohnya, seorang dokter umum ditugaskan. “Semua peralatan medis juga baru,” terangnya.
Belum cukup sampai di situ, program Puskemas Apung berjalan di masa kepemimpinan Bupati Bonifasius. Puskesmas Apung adalah layanan keliling dari kampung ke kampung dengan speedboat. Puskesmas ini merupakan satu dari empat program unggulan Gerakan Pembangunan Masyarakat Adil dan Sejahtera atau disebut Gerbangmas. Kehadiran Puskesmas Apung adalah satu dari antara solusi pelayanan kesehatan di kabupaten seluas 15.315 kilometer persegi atau 22 kali luas Provinsi DKI Jakarta tersebut.
Tim medis Puskesmas Terapung terdiri dari divisi hulu yang bermarkas di RSP Nawacita. Sementara di bagian hilir, tim bermarkas di RSP Gerbang Sehat Mahulu. Setiap divisi beranggotakan dokter umum, spesialis gigi, dibantu perawat, logistik obat-obatan, dan laboratorium mini. Puskesmas ini punya target melayani satu kampung dalam sebulan. Setelah itu, tim bergeser ke kampung yang lain. Selain pelayanan medis, Puskesmas Apung memetakan pola penyakit dan memberikan penyuluhan pola hidup sehat kepada warga setempat.
Kebijakan Tepat Kala Pandemi
Di tengah keterbatasan fasilitas dan tenaga medis, Kabupaten Mahulu dihadapkan kenyataan pandemi Covid-19. Meski demikian, kebijakan yang dikeluarkan Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh berhasil. Lima bulan sejak pengumuman pasien Covid-19 pertama di Kaltim Maret 2020 lalu, kabupaten yang ia pimpin berada di zona hijau alias bebas Covid-19.
Kebijakan pertama yang dikeluarkan adalah segera membentuk Tim Gerak Cepat (TGC) Penanganan Covid-19. Disusul instruksi Bupati Mahulu mendirikan Pos Kewaspadaan dan Pengendalian Kesehatan (Wasdalkes) di tiga pintu masuk ke Mahakam Ulu di jalur darat maupun sungai. Pos darat di kilometer 16 simpang PT Ratah Timber Company di Kampung Long Gelawang Kecamatan Laham. Pos sungai di dermaga Kampung Mamahaq Tebo, Kecamatan Long Hubung. Terakhir Pos Wasdaleks di kilometer 122 dermaga Kampung Batoq Kelo Kecamatan Long Bagun.
Setiap orang yang hendak masuk ke Mahakam Ulu wajib menunjukkan hasil uji laboratorium Polymerase Chain Reaction dan dua kali hasil uji cepat yang menunjukkan negatif Covid-19. Sementara untuk suplai logistik, Mahulu mewajibkan motoris hanya mengantar sampai pelabuhan. Bongkar muat dilakukan oleh penduduk sekitar.
Kebijakan ini berhasil membentengi Mahulu dari serbuan wabah mematikan. Hingga 3 Oktober 2020, hanya 19 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan 13 pasien dinyatakan sembuh. Berbanding jauh dengan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di kabupaten dan kota lain di Kaltim yang menyentuh angka ratusan bahkan ribuan kasus. Sebagai gambaran, pada Oktober 2020, terdapat 9.218 kasus terkonfirmasi positif di seluruh Kaltim.
“Sejak awal kami fokus memutus dan membendung mata rantai penyebaran Covid-19. Kami menyadari banyak kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari pelaku perjalanan,” kata Bupati seraya menambahkan, “Sejauh ini belum ada transmisi lokal di Mahakam Ulu.” (*)
Temui kami di Instagram!