kaltimkece.id Walaupun baru berusia tujuh tahun, Kabupaten Mahakam Ulu termasuk daerah yang istimewa di Kaltim. Di kabupaten ini, seluruh warganya telah memiliki jaminan kesehatan. Pemkab Mahulu telah mengintegrasikan fasilitas dan tenaga medis dengan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Melalui program ini, semua biaya kesehatan warga gratis karena ditanggung pemerintah.
Setidaknya, ada 22 ribu warga Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN-KIS yang dibiayai Pemkab Mahakam Ulu dengan anggaran Rp 5-6 miliar per tahun. Sementara itu, 8 ribuan warga yang lain masuk kategori PBI tanggungan pemerintah pusat.
“Dengan demikian, seluruh warga Mahulu sudah ter-cover BPJS Kesehatan,” terang Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan Geh.
Namun demikian, masih ada masalah yang dihadapi warga. Untuk pasien rujukan dari Mahulu ke rumah sakit terdekat seperti di Kutai Barat, memerlukan biaya besar. Biaya itu berasal dari ongkos transportasi. Sebagai contoh, perlu Rp 350 ribu per orang untuk biaya sekali jalan menggunakan speedboat dari Ujoh Bilang, ibu kota Mahulu, ke Tering di Kutai Barat. Sedangkan dari Long Apari menuju Tering, biayanya bisa mencapai Rp 1 juta per orang sekali jalan. Menyadari problem tersebut, Pemkab Mahulu menggratiskan biaya reguler maupun sewa speedboat sebagai transportasi rujuk. Fasilitas ini menanggung seorang pasien, keluarga pendamping, dan tenaga medis.
Upaya mengintegrasikan layanan kesehatan JKN-KIS ini membuat Mahakam Ulu tiga kali berturut-turut diganjar penghargaan pemerintah pusat. Paling anyar pada 2018. Bonifasius bersama 120 kepala daerah menerima penghargaan atas undangan Presiden Joko Widodo yang diserahkan langsung lewat Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumulo di Jakarta.
“Ketika sakit, masyarakat Mahulu kadang tak berdaya mengatasi persoalan pembiayaan mandiri. Pemerintah Kabupaten Mahulu hadir untuk melindungi kesehatan seluruh masyarakatnya,” tutur Bonifasius.
Tenaga Medis Terus Bertambah
Kemajuan di bidang kesehatan juga nampak dari jumlah tenaga medis yang bertambah setiap tahun. Dibanding pada 2013, jumlah dokter umum saat ini meningkat delapan kali. Pada 2019, Mahakam Ulu memiliki 26 dokter, 163 perawat, 75 bidan, dan 25 tenaga farmasi. Seluruh personel tersebar di rumah sakit dan puskesmas di Mahakam Ulu.
Jumlah tenaga medis ini memang belum cukup. Pemkab Mahulu berupaya terus menambahnya. Salah satu upaya melalui program beasiswa Gerbang Cerdas Mahulu. Program ini berupa pemberian beasiswa kepada 500 pelajar dan mahasiswa setiap tahun. Satu dari antara fokus program beasiswa adalah mencetak tenaga medis profesional dan dokter spesialis yang akan mengabdi di kampung halaman.
Kehadiran fasilitas medis serta bertambahnya tenaga kesehatan terbukti efektif meningkatkan kualitas kesehatan warga Mahakam Ulu. Menurut Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Mahakam Ulu, sebesar 85,91 persen penduduk memanfaatkan puskesmas untuk berobat jalan. Sisanya 10,97 persen dirujuk ke rumah sakit dan 4,63 persen menjalani pengobatan tradisional. Berbagai program menekan gizi buruk dan penyakit juga dijalankan. Salah satu catatan penting adalah kabupaten yang dikelilingi hutan hujan tropis ini tak ditemukan lagi pasien malaria.
Hasil Sensus Nasional 2019 menegaskan membaiknya kualitas kesehatan di Mahakam Ulu. Sebanyak 99,3 persen proses kelahiran anak lahir hidup ditolong dokter dan bidan di rumah fasilitas puskesmas dan rumah sakit di Mahulu. Tak ada lagi kasus ibu meninggal saat melahirkan. Angka kematian bayi dalam proses persalinan juga berhasil ditekan. Jika pada 2017 terjadi 18 kasus, pada 2019 hanya sembilan kasus. Jumlah ini mendekati ambang batas yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yakni 23 kematian per 100 ribu penduduk --maksimal 8 untuk Kabupaten Mahulu yang memiliki penduduk 30-an ribu jiwa.
“Pelayanan kesehatan merupakan fokus utama untuk menyejahterakan masyarakat Mahulu,” terang Bupati Mahakam Ulu Bonifasius Belawan Geh.(*)
Temui kami di Instagram!